Menelusuri Sejarah dan Budaya Bandung: Warisan yang Masih Lestari

Bandung, ibu kota provinsi Jawa Barat, dikenal dengan udaranya yang sejuk dan panorama alam yang indah. Selain itu, kota ini memiliki sejarah dan budaya yang kaya. Dikenal dengan julukan "Kota Kembang" dan "Paris van Java," Bandung memiliki kisah panjang

CJ-00269 Jumat, 07 Juni 2024 10:46
Alun-Alun Kota Bandung
Alun-Alun Kota Bandung

Bandung, ibu kota provinsi Jawa Barat, dikenal dengan udaranya yang sejuk dan panorama alam yang indah. Selain itu, kota ini memiliki sejarah dan budaya yang kaya. Dikenal dengan julukan "Kota Kembang" dan "Paris van Java," Bandung memiliki kisah panjang yang tercermin dalam keindahan dan keragaman budayanya. Artikel ini mengajak Anda untuk mengeksplorasi sejarah dan budaya Bandung yang menjadikannya kota yang istimewa di Indonesia.
 

Bandung telah menjadi tempat hunian sejak zaman prasejarah, dengan bukti arkeologis yang menunjukkan keberadaan manusia purba di daerah ini. Namun, sejarah modern Bandung dimulai pada abad ke-19 ketika pemerintah kolonial Belanda menjadikan kota ini sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan di wilayah Priangan.
 

Bandung telah menjadi tempat hunian sejak zaman prasejarah, dengan bukti arkeologis yang menunjukkan keberadaan manusia purba di daerah ini. Namun, sejarah modern Bandung dimulai pada abad ke-19 ketika pemerintah kolonial Belanda menjadikan kota ini sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan di wilayah Priangan.
 

Pada tahun 1810, Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels memerintahkan pembangunan Jalan Raya Pos atau "Groote Postweg," yang menghubungkan Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur. Jalan ini melintasi Bandung dan mendorong perkembangan kota tersebut. Pada tahun 1880, Bandung resmi menjadi gemeente (kotapraja) oleh pemerintah Belanda dan berkembang pesat sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan militer.
 

Bandung memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu peristiwa bersejarah adalah Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955, yang dihadiri oleh 29 negara dari Asia dan Afrika. Tujuan konferensi ini adalah mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan serta melawan kolonialisme. Gedung Merdeka, tempat konferensi ini berlangsung, kini menjadi museum yang menjadi saksi perjuangan dan solidaritas internasional.
 

Budaya Bandung merupakan perpaduan tradisi Sunda, Jawa, dan pengaruh kolonial Belanda. Bahasa Sunda digunakan sehari-hari oleh sebagian besar penduduk Bandung, dengan dialek yang halus dan sopan.
Musik tradisional Sunda seperti angklung, degung, dan kecapi suling sering dimainkan dalam berbagai acara adat dan festival. Angklung, alat musik dari bambu yang dimainkan dengan digoyangkan, telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Manusia.
 

Selain itu, seni tari tradisional seperti Jaipong dan Tari Topeng Cirebon juga merupakan bagian penting dari budaya Bandung. Tari Jaipong, yang menggabungkan tari, musik, dan gerakan pencak silat, sering ditampilkan dalam acara budaya dan resmi di Bandung.
 

Budaya Bandung juga tercermin dalam kulinernya yang terkenal lezat dan beragam. Makanan khas Bandung seperti batagor (baso tahu goreng), siomay, dan nasi timbel menjadi favorit baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan. Bandung juga dikenal sebagai surga jajanan dengan berbagai cemilan unik seperti seblak, cilok, dan surabi.
 

Pasar-pasar tradisional seperti Pasar Baru dan pusat kuliner modern seperti Braga Culinary Night dan Paskal Food Market menawarkan berbagai pilihan makanan yang mencerminkan kekayaan kuliner Bandung.