Masjid Al-Imtizaj: Simbol Keberagaman dan Harmoni di Bandung

Masjid Al-Imtizaj adalah seni arsitektur masjid dengan budaya tiongkok yang bisa meningkatkan khazanah pembauran etnis Tionghoa Islam dengan umat Islam lainnya.

CJ-00232 Senin, 10 Juni 2024 11:35
Masjid Al-Imtizaj tampak depan
Masjid Al-Imtizaj tampak depan

Bandung, kota yang dikenal dengan keragaman budayanya, memiliki sebuah masjid unik yang menjadi simbol harmoni antar budaya, yaitu Masjid Al-Imtizaj. Terletak di Jalan ABC No. 8 Banceuy, kawasan Alun-Alun Kota Bandung itu memang sangat kental dengan aksen oriental. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga lambang keberagaman dan toleransi.

 

Masjid Al-Imtizaj artinya itu “pembauran” bahasa Mandarinnya Ronghe yang maksudnya pembauran antara yang muslim baru (mualaf) dan yang sudah lama. Masjid 2 lantai tersebut diresmikan dan dibuka untuk umum pada 6 Agustus 2010 dengan kapasitas kurang lebih 200 orang. 

 

Hal yang membuat unik Masjid Al-Imtizaj adalah seni arsitektur masjid dengan budaya tiongkok yang bisa meningkatkan khazanah pembauran etnis Tionghoa Islam dengan umat Islam lainnya.

 

Masjid Al-Imtizaj memiliki arsitektur yang unik dengan sentuhan budaya Tionghoa yang kental. Desain bangunan masjid ini menggabungkan elemen-elemen arsitektur Tionghoa dengan ciri khas Islam, menciptakan harmoni visual yang menarik. Beberapa ciri khas arsitektur masjid ini antara lain:

 

  1. Atap Berbentuk Pagoda: Bangunannya bergaya arsitektur Tiongkok dengan ciri khas yang sangat nyata terlihat pada atap berbentuk lengkung. Dalam arsitektur Cina, atap itu disebut atap pelana sejajar gavel memberikan tampilan yang unik dan berbeda dari masjid pada umumnya.
  2. Warna Merah dan Emas: Penggunaan warna merah dan emas, warna yang sering dijumpai dalam budaya Tionghoa, mendominasi eksterior masjid, menambah kesan budaya yang kuat. Warna kuning, emas, dan merah yang bagi etnis Tionghoa bermakna kemakmuran, mendominasi warna bangunan suci itu. Hiasan lampion berwarna merah terlihat bergelantungan di luar dan dalam masjid.
  3. Kaligrafi Arab dan Ornamen Tionghoa: Interior masjid dihiasi dengan kaligrafi Arab yang indah yang dipadukan dengan ornamen-ornamen Tionghoa, mencerminkan perpaduan budaya yang harmonis. Uniknya, ada sebuah cawan warna emas berukuran besar yang menjadi tempat berwudhu. Keberadaan cawan itu semakin mengentalkan pengaruh budaya Tiongkok dalam bangunan masjid tersebut.

 

Selintas orang akan menyangka bangunan itu adalah klenteng, tempat ibadah umat Kong Hu Cu. Tapi ketika melihat nama yang tertulis di papannya, Masjid Al-Imtizaj, barulah kita akan menyadari jika itu adalah bangunan tempat beribadah umat Islam.

Masjid Al-Imtizaj tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Muslim, tetapi juga simbol toleransi dan kerukunan antar budaya di Bandung. Kehadirannya menggambarkan bagaimana dua budaya yang berbeda dapat hidup berdampingan dan saling menghormati. Masjid ini menjadi contoh nyata bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus dirayakan, bukan dipertentangkan.

 

Masjid Al-Imtizaj adalah bukti nyata bahwa keberagaman budaya dan agama bisa hidup berdampingan dengan harmonis. Dengan arsitektur yang unik dan berbagai aktivitas yang mengedepankan toleransi, masjid ini menjadi salah satu ikon penting di Bandung. Semoga keberadaan Masjid Al-Imtizaj dapat terus menginspirasi dan memperkuat semangat persatuan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.