Semangat Deni Rachman Membangun Literasi di Kota Bandung

Sudah lebih dari 23 tahun terakhir, Deni Rachman, terus membangun literasi di Kota Bandung, lewat Lawang Buku yang pertama kali ia rintis, hingga kini Toko Buku Bandung yang terletak di Jalan Garut Nomor 2.

CJ-00024 Kamis, 25 April 2024 07:46
Deni Rachman, pegiat literasi di Kota Bandung (Foto : Tiwi Kasavela)
Deni Rachman, pegiat literasi di Kota Bandung (Foto : Tiwi Kasavela)

Sudah lebih dari 23 tahun terakhir, Deni Rachman, terus membangun literasi di Kota Bandung, lewat Lawang Buku yang pertama kali ia rintis, hingga kini Toko Buku Bandung yang terletak di Jalan Garut Nomor 2.
 

Berdirinya Toko Buku Bandung bermula saat Deni mendapatkan tawaran dari penerbit Pustaka Jaya untuk membuka toko buku fisik pada tahun 2023.

 

Melalui wawancara eksklusif dengan penulis, Deni mengungkapkan bahwa keputusannya untuk membuka toko buku fisik berawal dari kondisi pandemi yang mulai surut pada saat itu, serta stagnasi penjualan buku online.
 

“Saya mendapat tawaran dari Pustaka Jaya saat itu dan saya menerima kolaborasi untuk membuka toko buku offline, harapannya tentu mudah-mudahan dapat menghidupkan kembali minat masyarakat terhadap buku fisik,” tuturnya Selasa, 23 April 2024.

 

Deni melanjutkan bahwa ia juga melakukan beberapa strategi agar masyarakat tertarik lebih dalam dengan buku. Dengan suasana yang tidak terlalu resmi dan pelayanan yang ramah, ia berharap toko bukunya menjadi tempat yang nyaman bagi para pembeli.
 

“Koleksi buku di Toko Buku Bandung juga sangat bervariasi, mulai dari buku-buku sejarah hingga komik, dari harga yang terjangkau mulai dari lima ribu rupiah sampai dua puluh lima juta, dari buku-buku lawas yang sudah berumur satu abad lebih hingga buku-buku yang baru diterbitkan juga ada,” jelas Deni.

 

Tidak hanya sebagai tempat jual beli buku, Toko Buku Bandung menjadi tempat pertemuan bagi para pecinta literasi, tempat di mana ide-ide dan pemikiran dapat bertukar secara bebas.

 

“Kami biasa menyelenggarakan diskusi buku setiap hari Rabu yang diberi nama Klub Buku Laswi, yang dibahas dari buku Pak Ajip Rosidi, Remy Sylado dan lainnya, peserta diskusi juga bisa menjadi pemantik ataupun moderator,” tuturnya.

 

Dengan menggelar diskusi dan kegiatan literasi lainnya, Deni berhasil mengajak masyarakat untuk turut serta dalam membangun budaya literasi yang kuat di Kota Bandung.
 

Deni juga bercerita bahwa minat literasi masyarakat saat ini menurun seiring dengan perkembangan media sosial, bahkan terangnya, banyak toko buku yang pada akhirnya tutup.
 

“Saya mengajak dan berharap semua pihak untuk mendukung dan menyebarkan kebaikan dari kegiatan literasi, termasuk para influencer, untuk memperkenalkan para pelaku buku, agar toko buku yang sudah ada bisa tetap hidup,” ungkapnya.

 

Terakhir Deni juga berharap bahwa Toko Buku Bandung dapat terus menjadi tempat yang menyebarkan manfaat dari membaca dan literasi kepada masyarakat luas.

 

“Semoga Toko Buku Bandung juga dapat terus berkembang dan memberi manfaat bagi banyak orang, tidak hanya saat ini tapi juga di masa mendatang,”pungkasnya. (Tiwi Kasavela)