Rumah Tidak Sehat Memicu Permasalahan Rumah Tangga

Walikota Bandung H Dada Rosada, SH MSi, menilai, kondisi lingkungan yang tidak mendukung sering menjadi penyebab tingginya tingkat stres dalam rumah tangga. Sel

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Rumah Tidak Sehat Memicu  Permasalahan Rumah Tangga
Rumah Tidak Sehat Memicu Permasalahan Rumah Tangga

Walikota Bandung H Dada Rosada, SH MSi, menilai, kondisi lingkungan yang tidak mendukung sering menjadi penyebab tingginya tingkat stres dalam rumah tangga. Selain itu, suasana rumah yang kumuh dan tidak sehat dapat menjadi pemicu timbulnya penyakit dan permasalahan lain yang mengarah kepada tindakan kekerasan dalam rumah tangga. "Bukan masalah kecil besarnya rumah. Rumah kecil tapi jika ditata yang rapi, resik, yang tinggal juga merasa nyaman, tenteram. Tapi meskipun kaya, tapi kalau rumahnya tidak ditata rapi dan asri, malah bisa-bisa stres. Apalagi kalau rumahnya kumuh dan tidak diurus, akan lebih mudah timbul penyakit dan permasalahan lainnya. Agama juga mengajarkan, bersih itu sebagian dari iman," demikian ditandaskan Walikota, pada acara Sosialisasi Terpadu UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang dirangkaikan dengan pelantikan dan pengukuhan kepengurusan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan(P2TP2) Kota Bandung, masa bakti 2006-2008, Rabu (13/9)di Aula Polwiltabes Bandung. Walikota juga menyatakan keprihatinannya atas kenyataan masih tingginya tindak kekerasan dalam rumah tangga, sebagaimana yang dilaporkan kepada P2TP2. Berdasarkan data, dalam tiga tahun terakhir ini P2TP2 sebagai perpanjangtanganan Bagian Pemberdayaan Perempuan Kota Bandung, telah menerima berbagai pengaduan dari masyarakat yang berindikasi pada ketidakadilan gender. Pada tahun 2004 terjadi 33 kasus, yaitu : kekerasan terhadap istri (KTI) 23 kasus, kekerasan terhadap perempuan (KTP) 2 kasus, kekerasan dalam keluarga (KDK) 1 kasus, dan perkosaan 2 kasus, pelecehan seksual 4 kasus, dan ekonomi 1 kasus. Sedangkan tahun 2005, secara keseluruhan kasus meningkat menjadi menjadi 46 kasus, dan untuk 2006, hingga Juni ini telah masuk sebanyak 22 kasus. Atas kenyataan tersebut, Walikota menyatakan keprihatinannya. "Padahal istri itu kan penting, kok masih dianiaya. Meski (sebenarnya, red), dalam rumah tangga kekerasan juga diperlukan. Ini kekerasan yang masih bisa ditolerir, sewaktu-waktu diperlukan," ujar Walikota, yang kemudian disambut tawa para hadirin. Pada kesempatan tersebut Walikota melantik kepengurusan P2TP2 Kota Bandung masa bakti 2006-2008 dan penandatanganan nota kesepakatan dengan pengurus baru dari berbagai elemen masyarakat, untuk mengefektifkan pelaksanaan program kerja P2TP2 Kota Bandung, khususnya sosialisasi kedua UU tersebut di lapangan. Walikota sempat menyinggung tiga orang pria yang masuk dalam kepengurusan tersebut, sehingga menurutnya, istilah P2TP2 perlu ditambahkan P satu lagi menjadi P2TP3, "Jadi bukan hanya pemberdayaan perempuan, tetapi putera puteri. Kan ada tiga bapak-bapak yang nyumput di sini," kelakar Walikota, yang disambut riuh hadirin. Pada bagian lain, Walikota menjelaskan, sejak pertama kali menjabat pada September 2003 lalu, ia telah menggalakkan gerakan penghijauan di Kota Bandun. Sehingga ketika pencanangan Bandung Hijau 2006 dilaksanakan pada 31 Agustus 2006, keberhasilannya telah mencapai sekira 88,3 %. "Kalau setelah musim hujan, kita 100 % kan," tandasnya. Pencapaian ini merupakan prestasi, apalagi selama periode ini banyak kemajuan dan prestasi yang berhasil dicapai Kota Bandung. Diantaranya, penghargaan Widyakrama Tata Nugraha di bidang lingkungan hidup, serta di bidang lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, kemakmuran, dan sebagainya. Untuk itu, walikota menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan atas kerjasama yang solid antar Pemerintah Kota Bandung dan seluruh elemen masyarakat, juga kepada segenap unsur kemuspidaan Kota Bandung. "Ini kemajuan dan merupakan prestasi yang kita catat. Dan ini semua berkat warga dan pemerintahnya, tanpa itu tidak akan tercapai kemajuan. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih," tandasnya. Dalam kesempatan tersebut walikota juga meminta Kepala Bagian Pemberdayaan Perempuan Kota Bandung, Hj Tiny Rahayu, untuk memantau kondisi di sekitar Gedung Sate, dimana banyak anak di bawah umur berjualan cowet, "Itu anak-anak di bawah umur jualan cowet. Bayangkan cowet sebesar dan berat begitu, sampai daging (otot, red)nya besar, tak-tak, kan kasihan," kata Walikota.