Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada Tidak Ingin Warga Bandung Berperilaku Perusak

Mewujudkan Kota Bandung kondusif, kota yang memberikan rasa aman, tentram, damai dan memberikan perlindungan pada siapa saja yang tinggal didalamnya, harus diup

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:37
Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada Tidak Ingin Warga Bandung Berperilaku Perusak
Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada Tidak Ingin Warga Bandung Berperilaku Perusak

Mewujudkan Kota Bandung kondusif, kota yang memberikan rasa aman, tentram, damai dan memberikan perlindungan pada siapa saja yang tinggal didalamnya, harus diupayakan bersama. Komitmen tidak cukup hanya datang dari institusi resmi terkait, tapi komitmen masyarakat pun tanpa kecuali mutlak diperlukan.

 

“Bandung ingin kondusif, Bandung tidak ingin sebagian warganya berperilaku perusak”, ungkap Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada saat menerima pimpinan kelompok bermotor Moonraker, GBR dan Brigez di ruang tengah Balikota, Jalan Wastukancana 2 Bandung, Selasa (19/10).

 

Kehadiran tiga pimpinan club motor Bandung, Cecep (Brigez), Kodir (Moonraker) dan Jiman (GBR) untuk audiensi dengan Wali Kota Bandung, menginformasikan keberadaan organisasinya dan meluruskan opini negatif yang melekat selama ini. Lebih dari itu, mereka juga menyatakan keinginannya, siap menyukseskan berbagai program Kota Bandung.

 

Meresppon hal ini, Dada apresiatif bahkan berkenan menerimanya langsung diantara sejumlah tamunya yang menunggu, diantaranya dari Gabungan Artis dan Seniman Sunda (GASS) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).

 

Kesediaan tiga club motor yang dilansir memiliki anggota terbanyak termasuk XTC, diwacanakan akan diwujudkan dalam suatu naskah kerja sama (MoU) dan dideklarasikan dalam kesempatan peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang. Materi yang dikerjasamakan, meliputi penanggulangan penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja, gerakan pembangunan lingkungan hidup, peraihan Adipura, Persib dan bobotoh serta pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor.

 

“Yang kita perlukan implementasinya di lapangan. Kita akan siapkan bantuan pendanaannya. Kita buat semacam kompetisi, Bandung mencari bakat. Siapa yang berprestasi mendapat apresiasi lebih besar, yang tidak tentunya akan tersisih”, tutur Dada.

 

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, H. Oji Mahroji, menyatakan, dirinya cukup banyak mendengar pendapat orang terkait kiprah 3 club motor. Ternyata informasi yang didapat saat ini, ditataran level atas cukup terjalin silaturahmi dan kerukunan, tertib serta memiliki pandangan luas memperbaiki keadaan.

 

“Tentunya dengan citra positif yang dibangun bersama, tidak mustahil club motor juga bisa hadir ditengah kegiatan ekstra kurikuler sekolah, khususnya keterampilan mengemudikan motor. Ini kesempatan untuk menetralisir apa yang dibuat club untuk menuju masa depan yang lebih baik”, ujar Oji.

 

Ketua Forum Club Motor Bandung (FCMB) yang juga PNS di Dinas kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Sonny, menuturkan dirinya cukup mengetahui benar keberadaan dari club besar Moonraker, GBR, Brigez termasuk XTC. Mereka benar-benar memiliki semangat kemitraan, persabahan dan pertamanan yang baik. Bahkan kerap melakukan kegiatan bakti sosial, namun tidak pernah diekspos. “Harapan kita ke depan, anggota club motor bisa baik dimata masyarakat”.

 

Hal senada juga dikatakan Kodir (Moonraker), pihaknya bersama 3 rekan pimpinan club lainnya, sudah lama membangun citra positif. Menyempurnakan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). Bahkan menurutnya, tidak menutup kemungkinan, club-club besar motor itu menjadi ormas seperti Ormas/OKP yang ada di Kota Bandung.

 

“Kita terus melakukan penertiban pada anggota. Hanya yang berusia 17 tahun yang bisa menjadi anggota. Kalau kemudian ada aksi anarkis, itu datang dari fans. Kalau anggota kita yang melakukan, kita cabut KTA-nya. Jika itu tindakan kriminal, kita juga akan serahkan pada pihak kepolisian”, kata Pengurus Pusat (PP) Moonraker, Aria menambahkan. (www.bandung.go.id)