Empat Gang Motor Kota Bandung Bubarkan Diri dan Nyatakan Jadi Ormas

    Empat pimpinan komunitas gang motor Kota Bandung, Warmin Suhadi (XTC), Cecep Hendra Erawan (Brigez), Arif Rahmat (Moonraker) dan Julian Rahmawan (GBR

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:37
Empat Gang Motor Kota Bandung Bubarkan Diri dan Nyatakan Jadi Ormas
Empat Gang Motor Kota Bandung Bubarkan Diri dan Nyatakan Jadi Ormas

    Empat pimpinan komunitas gang motor Kota Bandung, Warmin Suhadi (XTC), Cecep Hendra Erawan (Brigez), Arif Rahmat (Moonraker) dan Julian Rahmawan (GBR) deklarasikan Bandung bersatu dan Bandung damai. Deklarasi dalam bentuk pernyataan sikap, dilakukan dihadapan Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda, Ketua DPRD, Erwan Setiawan, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Jaya Subriyanto, Dandim 0618/BS Letkol Yufti Senjaya, Kejari Bandung Amir Yanto dan Ketua Pengadilan Negeri Bandung, Joko Siswanto, di Plaza Monumen Bandung Lautan Api (BLA) Tegallega, Kamis (30/12).

 

    Dalam deklarasinya yang juga ditandatangani jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daera (FKPD) dan Ketua DPRD Kota Bandung, keempat gang motor menyatakan membubarkan diri sebagai gang motor. Mengubah imej dari komunitas dengan kegiatan negatif menjadi komunitas dengan kegiatan positif, mengubahnya menjadi kelompok organisasi kemasyarakatan (ormas).

 

Mereka juga menyatakan, bersama komponen masyarakat siap membantu mewujudkan 7 agenda prioritas pembangunan Kota Bandung dengan 5 gerakan lingkungan hidupnya. Terlebih spesifik, siap membantu  tugas aparat keamanan  menjauhkan diri dari kegiatan berandalan bermotor, ikut memberantas kejahatan bermotor yang ada dikelompoknya, serta siap menerima tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku jika diantara anggotanya melakukan tindak pidana dan pelanggaran hukum.

 

    Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda menyatakan, deklarasi atau pernyataan sikap itu dinilainya sebagai hadiah 200 tahun Hari Jadi Kota Bandung mewujudkan suasana kamtimbas Kota Bandung  yang lebih kondusif. Masyarakat dikatakannya,sudah jenuh dengan berbagai kekisruhan antar klub motor, yang diantara kegiatannya tidak jarang mengarah pada tindakan kriminal. ”Kini saatnya anggota dan pengurus klub motor tampil sebagai pahlawan untuk menjaga suasana yang kondusif, berhenti dari tindakan anarkismenya selama ini,” ujarnya.

 

Pasca pembubaran, kata Ayi, Pemkot  akan mengundang mereka untuk bersama-sama

membahas program kedepan.  Sesuai komitmen, mereka siap di lingkungan hidup, turun membersihkan sungai dan aksi penanaman pohon. “Kita bersama-sama juga akan  menghapus vandalism, corat-coret atribut mereka yang ada di Kota Bandung. Kita akan fasilitasi catnya,”  imbuh Ayi.   

 

Deklarasi Bandung Bersatu dan Bandung Damai, dikatakannya, akan akan memberi nilai tambah jika seluruh anggotanya mengisi kebersatuan dan kedamaian dengan karya-karya nyata bermanfaat bagi kepentingan umum. Berhenti melakukan narkisme dan menyalurkan kreativitasnya secara potitif. “Terima kasih dan apresiatif pada Kapolrestabes Bandung beserta jajaran, yang konsisten dan fokus mengatasi persoalan geng motor selama ini,” ujarnya.

 

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Jaya Subriyanto menyatakan, menyelesaikan persoalan geng motor hal terpenting menurutnya bagaimana agar mereka membubarkan lebih dulu, merubah imej yang negatif kearah yang positif. Dirinya tidak akan membeda-bedakan sipapun yang melakukan kriminalitas di jalanan, pihaknya akan melakukan tindakan tegas.

 

    Pembubaran geng motor, diartikannya, mereka tidak akan melakukan kegiatan kriminalitas, kegiatan merugikan masyarakat. Harapannya, nama geng motor beserta atributnya tidak lagi dipakai.

Karena meski ada perubahan kepanjangan tapi masih menggunakan nama geng lama, masyarakat masih akan menilai negatif. Untuk itu dirinya menyarankan istilah GBR, XTC, Moonraker dan Brigez benar-benar dihapus dan dihilangkan.

 

    “Selain sanksi dan tindakan represif sesuai hukum, kita bersama jajaran pimpinan daerah lainnya juga berkomitmen, akan melaporkan siapapun yang terlibat geng motor pada institusinya.  Jika pelajar pada kepala sekolahnya, masyarakat ke RW nya, jika karyawan swasta ke pimpinan perusahaannya, jika PNS, TNI atau Polri ke  atasan  instansinya bekerja,” jelas Jaya.

 

    Selain itu, khususnya terkait pengamanan malam tahun baru, bersama aparat lainnya, Polrestabes Bandung akan mengerahkan sedikitnya 2.000 personil, terdiri aparat gabungan dari Polda, Brimob dan TNI. “Kita juga mengantisipasi kerumunan-kerumunan yang kira-kira bakalan nantinya menjadi ancaman. Tapi kalau tidak menjadi ancaman, yang namanya orang akan menikmati dan menyambut pergantian tahun, ya silahkan,” ujarnya.  (www.bandung.go.id)