Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada Launching Bawaku Pangan TA 2011

    Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga konsistensi program Bantuan Wali Kota Khusus (Bawaku) Pangan hingga keluarg

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:37
Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada Launching Bawaku Pangan TA 2011
Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada Launching Bawaku Pangan TA 2011

 

peluncuran program bawaku pangan tahun 2011 sebagai pendamping program raskin

 

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga konsistensi program Bantuan Wali Kota Khusus (Bawaku) Pangan hingga keluarga miskin (gakin) tidak tersisa. Pemkot akan menjamin ketersediaan pangan yang cukup, aman, bermutu, beragam, merata dan terjangkau masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah.

 

Hal ini ditegaskan Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada pada peluncuran program Bawaku Pangan Tahun Anggaran (TA) 2011, Senin (02/05), di Plaza Balaikota Jalan Wastukancana 2 Bandung. Ditandai pengecekan kualitas dan kuantitas beras untuk gakin (raskin) sebelum didistribusikan ketiap kelurahan.

 

penyerahan piagam penghargaan siswa dan sekolah berprestasi dan penyerahan beasiswa jamsostek pada 6 siswa

 

Kegiatan yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tingkat Kota Bandung, Dada juga menyerahkan bantuan beasiswan dari PT Jamsostek (Persero) untuk 630 siswa SD, SMP, SMA/SMK dan Mahasiswa. Nilai nominal beasiswa SD dan SMP masing-masing sebesar Rp. 1,8 juta, untuk SMA, SMK dan Mahasiswa masing-masing Rp. Rp 2,4 juta. Penerima merupakan putera/i dari pegawai perusahaan di wilayah Kota Bandung yang menjadi peserta Jamsostek.

 

Program Bawaku Pangan di Kota Bandung, kata Dada, menyentuh sedikitnya 63.431 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RSTPM). Angka ini sama dengan Tahun 2010, atau menurun 23 % dibanding 2009 yang mencapai 82.432 RTSPM dengan pagu 15 kg per RTSPM selama 12 bulan dan harga tebus di titik distribusi Rp. 1.000,-- per kilogram. Nominal anggaran yang dikucurkan pun menurun dari sebelumnya Rp. 10 milyar pada 2009 menjadi Rp. 8,14 milyar atau berkurang 18,6 % pada 2010 dan 2011.

 

Menyinggung efektifitas program, imbuh Dada, akan sangat tergantung peran dan partisipasi aktif masyarakat karena lebih memahami kondisi sosial, ekonomi dan subtansi kebutuhan pangannya. “Harapan kita nilai bantuan ini terus menurun seiring membaiknya tingkat pendapatan RTSPM, agar bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang lain”, ujarnya.

 

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Dewan ketahanan Pangan Kota Bandung dengan Tim Penggerak PKK Kota Bandung, tentang Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan melalui pemamfaatan lahan pekarangan, program kemitraan, promosi olahan hasil dan keamanan pangan, penyakity, penghijauan

 

Dada mengapresiasi Dewan Ketahanan Pangan Kota dengan TP PKK Kota Bandung terkait kerjasama percepatan penganekaragaman konsumsi pangan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, kemitraan olahan hasil dan keamanan pangan. Kerja sama yang menurutnya cukup strategis, tidak saja memandirikan tapi juga bisa mengurangi ketergantungan pada daerah lain. Terkait hal ini terutama dalam rangka advokasi, kampanye, promosi dan sosialisasi konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman, Pemkot saat ini dikatakannya sedang memproses Peraturan Wali Kota (Perwal) nya.

 

Kebijakan pemberian beasiswa program Corporate Social Responsibility (CSR), kata Dada, merupakan kepedulian dan tanggung jawab sosial dunia usaha. Bantuan yang menurutnya sangat berarti bagi siswa dan meringankan beban pemerintah, termasuk Kota Bandung dengan program Bawaku Sekolahnya.

 

Dada mengajak pelaku usaha lainnya di Bandung, merealisasikan program CSR nya tidak saja terhadap penguatan pendidikan tapi juga dibidang-bidang lain diantaranya kesehatan, kemakmuran, lingkungan hidup, seni budaya, olah raga dan bidang keagamaan. “Pendidikan bisa mengubah wajah masyarakat yang semula bodoh dan terbelakang menjadi maju dan modern. Pendidikan sangat strategis untuk meraih derajat kehidupan dan mencetak SDM berkualitas. Kemajuan pendidikan pun harus diupayakan paralel dengan kemajuan bidang-bidang kehidupan lainnya”, tandasnya.

 

penganugerahan tanda kehormatan Satya Lencana Karya Satya Presiden RI

 

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) RI. Mohamad Nuh dalam sambutan tertulis menyatakan, manusia merupakan pemeran utama dari obyek dan subyek keilmuan dalam memanusiakan manusia. Manusia yang menurutnya harus memiliki kemampuan menjawab persoalan kekinian dan kenantian (antispasi) demi kemuliaan diri.

 

Menghadapi tantangan global dan internal, menteri menambahkan, pentingnya bangsa Indonesia terus lebih memperkuat jati diri, identitas dan karakter sebagai bangsa. Menurutnya, pendidikan yang akan dibangun bukan sekedar pendidikan berkarakter yang berbasis kemuliaan diri semata, karakter yang hanya santun tapi karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaran intelektual membangun kreativitas dan daya inovasi.

 

Karakter itu tandasnya karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, Pancasila, UUD NKRI 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Ini alasan kata menteri, mengapa tema Hardiknas 2011 adalah Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa dengan subtema Raih Prestasi Junjung Budi Pekerti. “Pendidikan adalah daya upaya memajukan budi pekerti, kekuatan batin dan karakter, pikiran dan intelektual serta jasmani anak didik”, ungkapnya menyitir perkataan tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantoro.

 

Menteri mengajak stakeholder pendidikan terutama kepala sekolah, guru, pimpinan perguruan tinggi dan dosen memberikan perhatian dan pendampingan lebih besar pada peserta didik. Perhatian dan pendampingan membentuk menumbuhkan pola pikir dan perilaku berbasis kasih sayang dan toleran terhadap realitas keragaman. Perhatian itu bisa berbentuk ruang aktivitas positif sehingga dicegah tumbuhnya pemikiran dan perilaku distruktif, anarkis, kekerasan dan radikalisme. (www.bandung.go.id)

 

penyerahan Nominasi kelurahan pengelola raskin terbaik tahun 2010