Pembentukan Wadah Paguyuban Bandung Green and Clean Kota Bandung

Perubahan iklim, peningkatan suhu, polusi udara, pencemaran air serta persoalan sampah, merupakan ancaman nyata bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Upaya

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:37
Pembentukan Wadah Paguyuban Bandung Green and Clean Kota Bandung
Pembentukan Wadah Paguyuban Bandung Green and Clean Kota Bandung

Perubahan iklim, peningkatan suhu, polusi udara, pencemaran air serta persoalan sampah, merupakan ancaman nyata bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Upaya perbaikan lingkungan hidup harus menjadi agenda utama yang tidak bisa ditunda, karena kelalaian dan ketidakpedulian hanya akan mempercepat datangnya bencana.

 

Dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, H. Edi Siswadi, “Lingkungan dan Sumber Daya Alam merupakan warisan untuk anak cucu kita nantinya, disadari atau tidak kerusakan alam disebabkan kebiasaan kita sehari-hari, oleh karena itu kita harus mulai merubah mind set kita tehadap lingkungan”, katanya saat meresmikan pembentukan Wadah Paguyuban Bandung Green And Clean Kota Bandung, di aula Kecamatan Coblong, Rabu (05/10).

 

Lebih lanjut Edi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih perduli lagi terhadap isu lingkungan, “Kalau tidak dimulai dari sekarang tanpa ada upaya-upaya ditingkat mikro, boleh jadi abad 21 ini menjadi akhir dari kehidupan kita, oleh karena itu kita harus mulai merubah perilaku konsumsi, perilaku industrialisasi, dan pemanfaatan-pemanfaatan teknologi serta penggunaan Sumber Daya Alam yang tidak dieksploitasi dan kita harus bertanggung jawab terhadap generasi yang akan datang, itu dapat dimulai dari hal-hal terkecil dulu”, ajaknya.

 

Salah satu upaya melestarikan lingkungan, Pemerintah Kota Bandung bekerjasama menylenggarakan Program Bandung Green and Clean (BGC) yang tahun ini menginjak tahun ke tiga, melalui pembentukan Wadah Paguyuban BGC akan merangkul dan membina fasilitator-fasilitator BGC yang berasal dari komunitas warga dan warga setempat.

 

Dijelaskan Rena, Anggota Tim BGC, “pembentukan Fasilitator BGC di tingkat Kecamatan untuk menjadi motivator, penggerak, mengorganisasikan upaya pengelolaan lingkungan hidup di lingkungan tempat tinggalnya, serta menyebarkan berbagai gagasan dan inovasi menuju perubahan perilaku sosial dan lingkungan yang hijau”, jelasnya.

 

“Fasilitator Kecamatan yang dibentuk hari ini meliputi 6 Kecamatan yaitu Cidadap, Cibeunying Kidul, Cibeunying Kaler, Sumur Bandung, Bandung Wetan dan Coblong, sebelumnya kita telah melakukan sosialisasi untuk wilayah Gede Bage, Rancasari, Panyileukan, Bandung Kidul, dan Buah Batu, kita akan melakukan sosialisasi di 6 wilayah yang mencakup 30 Kecamatan di Kota Bandung”, lanjutnya.

 

Hal senada dikatakan Camat Coblong, Anton Sugiana, “Setiap Kecamatan akan berembuk untuk membetuk koordinator yang sudah dilatih tim BGC, dan fasilitator tersebut tujuannya mempercepat jaringan informasi diantara mereka, sehingga lebih mudah mengembangkan program BGC ke RW-RW”, timpalnya.

 

BGC ditandaskan Edi adalah upaya sistematis mengawali penangan isu-isu lingkungan hidup di tingkat komunitas terkecil, “Dengan merubah merubah pola pikir bahwa lingkungan adalah tanggung jawab moral seluruh manusia, ibadah bukan hanya ibadah ritual tetapi juga harus disertai ibadah sosial, melalui Pendekatan dimensi spritual akan menjadi kesadaran kolektif dan orang akan berlomba-lomba melestarikan lingkungan”, tandasnya. (www.bandung.go.id)