Kebudayaan Sunda Sebagai Media Sosialisasi Kesetaraan Gender

Bandung, 3/11/2011 - Kebudayaan Sunda dapat dimanfaatkan untuk menyosialisasikan nilai-nilai kesetaraan gender melalui medium kesenian dan bahasa daerah, kata

Sysadmin Saturday, 13 August 2016 09:38
Kebudayaan Sunda Sebagai Media Sosialisasi Kesetaraan Gender
Kebudayaan Sunda Sebagai Media Sosialisasi Kesetaraan Gender

Bandung, 3/11/2011 - Kebudayaan Sunda dapat dimanfaatkan untuk menyosialisasikan nilai-nilai kesetaraan gender melalui medium kesenian dan bahasa daerah, kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Linda Agum Gumelar.

"Konstruksi sosial budaya yang ada, termasuk budaya Sunda, berperan besar dalam menentukan peran, tanggungjawab, dan fungsi perempuan serta laki-laki di dalam suatu keluarga dan masyarakat," kata Linda dalam Seminar Nasional "Peran Kebudayaan Sunda dalam Membangun dan Memperkuat Karakter Bangsa" di Aula Studi Pusat Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (Unpad), Jalan Raya Bandung Sumedang, Kabupaten Sumedang, Rabu (2/11).

Linda mengungkapkan, peran kebudayaan Sunda dalam membangun dan memperkuat karakter bangsa sangat terkait dengan kebijakan dan program Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang tidak dapat lepas dari pembangunan manusia, kehidupan sosial, dan kebudayaan.

Terkait dengan hal tersebut, pihaknya sedang menyusun pedoman pengembangan nilai luhur bagi anak melalui peran pemerintah daerah, lembaga masyarakat, dan orangtua.

"Kami juga sudah mengeluarkan kebijakan Strategi Nasional tentang Sosial Budaya yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh mitra kami sebagai upaya mengatasi masalah ketimpangan gender di lingkungan keluarga dan masyarakat," lanjut Linda.

Dalam hal ini, Kementrian memasukkan unsur budaya sebagai medium penyampai pesan karena menurutnya nilai-nilai sosial budaya turut berperan dalam pembentukan budi pekerti dan karakter bangsa.

Linda menegaskan, karakter bangsa yang seharusnya dikembangkan antara lain, budaya anti kekerasan, nilai-nilai kesetaraan, budaya saling menghormati dan menghargai, jujur dan disiplin diri.

"Dalam proses modernisasi dan globalisasi saat ini berbagai kebudayaan lokal termasuk budaya Sunda harus mampu membangun dan memperkuat identitas agar dapat terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai karakter bangsa, karena membangun dan memperkuat karakter bangsa merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dan mendesak dalam menjawab tantangan global saat ini," kata Linda.

Untuk itu, kata dia, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, potensial, tangguh, aktif, kreatif, inspiratif, produktif, dan inovatif, "serta mampu menjadi pemimpin bagi dirinya dan orang lain," tuturnya.

Melalui seminar nasional ini, Linda berharap perguruan tinggi dan lembaga-lembaga kebudayaan terus menggiatkan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk menggali, melestarikan, dan mengembangkan kekayaan budaya Sunda.

"Dalam hal ini Fakultas Sastra Unpad, saya harap dapat terus mengidentifikasi gerakan lainnya yang tumbuh di masyarakat yang giat dalam melestarikan budaya Sunda. Dengan cara itu, kebudayaan Sunda dapat berperan aktif dalam membangun dan memperkuat karakter bangsa," katanya.

Selain itu, Linda juga berharap melalui kesenian Sunda, seperti seni tari atau pun sastra, dapat dimanfaatkan sebagai media sosialisasi kesetaraan gender di kalangan masyarakat.(www.bandung.go.id)