LAUNCHING GERAKAN SATU JUTA BIOPORI

Gerakan satu juta Biopori yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Bandung, secara resmi diluncurkan oleh Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil di Madrasah Aliyah Nege

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:42
LAUNCHING GERAKAN SATU JUTA BIOPORI
LAUNCHING GERAKAN SATU JUTA BIOPORI

Gerakan satu juta Biopori yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Bandung, secara resmi diluncurkan oleh Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandung, Kecamatan Bandung Kulon, Senin (4/11).

Dalam peluncuran tersebut di hadiri oleh camat se-Kota Bandung, relawan Lingkungan, relawan gerakan mari disiplin, dan masyarakat.

Peluncuran gerakan tersebut ditandai dengan penyerahan peralatan pembuatan lubang biopori oleh Wali Kota Bandung, dan juga pembuatan lubang oleh Wali Kota Bandung di halaman sekolah MAN 1 Bandung.

Setelah meluncurkan gerakan tersebut, Wali Kota Bandung merasa optimis, paling telat pada awal bulan Desember tahun ini jumlah satu juta bipori dapat terealisasi. “Kita optimis satu juta bipori di Bandung dapat terlaksana, paling telat awal Desember ini,” ujarnya.

Logikanya menurut Ridwan Kamil di Kota Bandung terdapat sekitar 9.600an RT, apabila di setiap RT membuat sekitar 120an lubang biopori maka, kurang lebih angka satu juta tersebut dapat tercapai.

“Apabila setiap RT ada 40 KK atau rumah, maka di setiap rumah, dengan membuat 3 lubang bipori jumlah 120an biopori dapat tercapai di setiap RT nya,” jelasnya.

Untuk membuat 120an lubang biopori di setiap RT, Wali Kota Bandung mengaku sedang mengkoordinasikannya dengan aparat kewilayahan. “ini merupakan bentuk kepedulian warga masyarakat untuk mengurangi banjir dan menabung air,” jelasnya.

Wali Kota Bandung juga menjelaskan bahwa biopori tersebut berfungsi untuk mengurangi banjir dan menabung air tanah. “Dengan tabungan air yang bertambah maka krisis air tanah dapat dibantu,” paparnya.

Apabila pembuatan lubang biopori ini bisa dilakuka secara massal, maka dalam hitungan minggu maka gerakan satu juta bipori dapat tercapai. Untuk itu menurut Wali Kota Bandung nantinya dalam minggu-minggu berikutnya dalam lima tahu ke depan, gerakan pembuatan lubang biopori ini akan dirutinkan, sehingga dibentuklah relawan biopori yang menggunakan rompi hijau sebaga salah satu bentuk dari relawan lingkungan.

Ridwan Kamil juga menuturkan bahwa untuk mengatasi masalah banjir telah dibentuk tim relawan pembersih gorong-gorong, untuk mengurangi volume air yang turun ke jalan dibuatlah sumur resapan, tetapi dengan sumur resapan biayanya cukup besar. Sedangkan untuk mengurangi banjir dengan biaya yang relatif murah dibuatlah lubang biopori.

“Biaya pembuatan lubang bipori ini tidak terlalu mahal, sekitar 100 sampai 125 ribu per lubangnya,” tutur Wali Kota Bandung.

Sedangkan untuk peralatan yang digunakan dalam pembuatan lubang biopori, Wali Kota Bandung menuturkan, bahwa pengadaan peralatannya akan dibantu sebagian besar dari CSR dari berbagai perusahaan yang tergabung dalam forum CSR BUMN yang beberapa waktu lalu di resmikan. “Nantinya setiap RT akan mendapatkan perlatan pembuatan lubang bipori ini, yang mana alatnya akan diberikan dari CSR, termasuk nantinya bantuan CSR ini untuk membuat doorprize, bagi RT yang paling cepat atau banyak membuat lubang biopori,” pungkasnya.

(www.bandung.go.id)