Muscab XIII DPC Pepabri Kota Bandung

<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman;

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:35
Muscab XIII DPC Pepabri Kota Bandung
Muscab XIII DPC Pepabri Kota Bandung

Persatuan Purnawiwan ABRI (Pepabri) sebagai komunitas TNI dan Polri meski purna tugas, namun dalam pengabdiannya terhadap bangsa negara, pantang pensiun menjadi prajurit dan tentara pejuang. Meski fisik termakan usia, tapi masih tetap semangat, siap menjaga serta mengawal keutuhan NKRI, Pancasila dan UUD 1945 sebagai harga mati dan warisan para pejuang 45 yang harus dijaga.

“Tugas kami pengurus dan anggota Pepabri, adalah menjembatani generasi 45 dengan gernerasi penerus, terutama dalam pewarisan jiwa, semangat dan nilai-nilai juang 45. Jangan sampai para pejuang kemerdekaan dan para pendiri republik ini kecewa, jika integritas bangsa ini terkoyak-koyak, apalagi dikorbankan hanya untuk kepentingan politik,” ungkap Ketua DPD Pepebari Jawa Barat, Dedem Ruchlia dalam sambutannya ketika membuka resmi Musyawarah Cabang (Muscab) XIII DPC Pepabri Kota Bandung, di Sekretariat Pepabri Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Senin (22/12/08).

Acara dihadiri Wali Kota Bandung, H Dada Rosada SH, MSi, Dandim 0618/BS Bandung, Letkol TNI (Art), Dwi Jati Utomo dan 29 pimpinan pengurus Pepabri kecamatan se Kota Bandung.

Lebih lanjut dikatakan Dedem, Pepabri setidaknya harus memberikan penyadaran kepada generasi penerus untuk cinta tanah air, lebih mencintai lambang-lambang negara sendiri dari pada lambang-lambang negara lain yang mungkin lebih menarik, bagaimana etika memperlakukan bendera nasional, juga menghargai perjuangan generasi tua yang telah mewariskan kemerdekaan.

“Kita sangat prihatin melihat generasi penerus yang merasa bangga jika menggunakan atribut bangsa lain, memperlakukan orang tua atau generasi tua tanpa rasa hormat dan etika sopan santun,” ujarnya.

Satu motivasi pejuang yang patut diteladani generasi penerus dari Pepabri, khususnya bagi prajurit maupun komponen bangsa lainnya sekarang ini, diakatakan Dandim, faktor usia bukan merupakan suatu penghalang untuk tetap mengobarkan semangat juang, memberikan karya terbaiknya, pengabdian kepada bangsa dan negara. Pepebabri telah membuktikan mampu terus mengaktualisasikan  nilai-nilai pengabdian, senantiasa berpartisipasi dalam pembangunan karakter bangsa.  

Sebagai organisasi kemasyarakatan yang menghimpun purnawirawan TNI/Polri ditandaskan Dandim, Pepabri memiliki peran peting dan menentukan dinamika kehidupan bangsa. Potensi yang dimiliki Pepabri merupakan aset yang perlu dikembangkan, dalam artian,  keberadaan Pepabri bukan sekedar wadah berorganisasi, tetapi menjadi alat perjuangan untuk terus terlibat dalam pembangunan bangsa.

“Saya percaya Pepabri akan senantiasa memiliki semangat dan komitmen yang tinggi, menjunjung kepentingan bersama dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan,” ujarnya, seraya pamitan kepindahan tugasnya ditempat yang baru, yang dalam waktu dekat akan menjabat Wakil Asisten Teritorial (Wa Aster) Kodam III Siliwangi.

Pepabri sebagai mitra pemerintah kota, dikatakan Dada, peran aktifnya kedepan diharapkan akan lebih meningkat lagi. Jika ada programnya diluar intern organisasi, bisa diintegrasikan dengan 7 program prioritas Kota Bandung, sehingga dalam operasional terutama dalam pembiayaannya bisa ikut dipikirkan.

Sebagai bentuk penghargaan kepada generasi tua terutama lanjut usia, hormat dan sayang kepada orang tua, Dada menyebutkan, Kota Bandung di 2009 merencanakan 3 program, yaitu  benah imah (rehab rumah), benah usaha (bantuan modal usaha) dan benah lingkungan (penghijauan dan perbaikan lingkungan hidup).         

Untuk perbaikan rumah kumuh, disebutkan Dada, dari mandat 250 rumah yang harus diperbaiki, Kota Bandung berhasil menyelesaikan 280 rumah, karena ada bantuan dari pihak ketiga sebanyak 30 rumah. Program ini di 2009, akan terus dilanjutkan.

“Mudah-mudahan dalam masa pengabdian saya di lima tahun ke depan, bisa mensejahterakan seluruh warga Bandung tanpa kecuali. -- Saya takut dan sangat sedih, di Bandung Kulon ada seorang pelajar perempuan  15 tahun, tidak mampu bayar sekolah, meninggal gantung diri. Walaupun bukan orang Bandung, dia indekost disini, yaa kita juga sangat prihatin. Ini jangan sampai terjadi apalagi menimpa warga Bandung sendiri,” ungkapnya.

 

KEPALA BADAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

 

BULGAN ALAMIN