Harkitnas 2009 Tingkat Kota Bandung.

Kalau pada periode 1908 dan 2008, bangsa yang asalnya terpecah pecah bias bersatu, sampai kapanpun bisa tetap mempertahankan persatuan dan keutuhan bangsa. Jang

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:35
Harkitnas 2009 Tingkat Kota Bandung.
Harkitnas 2009 Tingkat Kota Bandung.

Kalau pada periode 1908 dan 2008, bangsa yang asalnya terpecah pecah bias bersatu, sampai kapanpun bisa tetap mempertahankan persatuan dan keutuhan bangsa. Jangan sampai terutama menjelang pilpres atau pemilu, bisa memecah belah bangsa. “Perbedaan politik apapun juga termasuk perbedaan pilihan, tidak menggoyahkan kesatuan dan keutuhan bangsa, saya berharap agar warga dikota Bandung menjaga keutuhan, kondusifitas dan tetap berhati dingin walaupun kita berbeda pilihan,” kata Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda SH usai memimpin upacara peringatan ke 101 Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2008 tingkat Kota Bandung, di Plaza Balaikota Bandung,  Jalan Wastukancana 2 Bandung, Rabu (20/05/09).

Acara ditandai penyerahan hadiah dan piala bergilir wali kota cup turnamen badminton Wali Kota Cup antar satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Bandung yang berlangsung 11 sd 14 mei 2009. Dinas Perhubungan meraih 2 gelar sekaligus memboyong Piala bergilir Wali Kota Bandung, sebagai Juara 1 (Ade bachtiar dan Alon) dan Juara II (Timan dan Asep). Sedangkan Juara III diraih PDAM KOTA BANDUNG (Dasep dan Dian).

Sebagai tonggak perjalanan sejarah bangsa, peringatan Harkitnas, menurut Ayi perlunya terus digelorakan terutama untuk memelihara jiwa, semangat dan nilai-nilai nasionalisme, cinta tanah air, cinta bangsa dan Negara. Menteri Komunikasi dan Informatika, Mohamad Nuh dalam amanat tertulisnya menandaskan, sebuah bangsa tidak pernah lahir dan jadi begitu saja tanpa melalui proses. Membentuk sebuah bangsa perlu upaya menyatukan vusi dan misi yang berkait dengan tanah air, bangsa dan bahasa.

Harkitnas awal dikumandangkan 20 Mei 2008 karena ada kesamaan pemahanan visi dan misi bagaimana lepas dari penjajahan menggapai kemerdekaan. Kini setelah seratus tahun lebih Kebangkitan Nasional disuarakan, perlunya terus memberi makna lebih luas dan stretegis, kebangkitan untuk bisa membangun bangsa yang maju, demokratis, adil dan sejahtera.

Dalam memperingati hari hari nasional, menurutnya ada 2 makna. Pertama, merenungkan dan merefleksikan diri terhadap perjalanan dan langkah panjang yang telah dilalui. Harkitnas lahir dari semangat kesediaan diri memberikan lebih dari kewajiban, menerima kurang dari hak-haknya sebagai investasi kemasyarakatan.

Makna kedua menurutnya, adalah upaya untuk menatap masa depan yang lebih baik. Nilai-nilai nasionalissme yang menjadi tonggak peringatan Harkitnas bisa terus terjaga dengan selalu memberikan makna lebih dalam setiaqp kali memperingati. Bangsa manapun di dunia, menteri mengungkapkan, selalu berusaha untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik di berbagai aspek. Ukuran, kualitas kemajuan dan kesejahteraan harus selalu berubah, bergerak dinamis dan berjenjang.

Kemandirian dikatakannya, adalah kata kunci yang harus terus didengungkan tapi bukan berarti tidak membutuhkan bangsa lain. Kemandirian yang dimaksud, adalah inisiatif dalam membangun dan membesarkan bangsa yang harus dating dan berada pada tangan sendiri.

Presiden RI, SBY pada Harkitnas 2008 lalu, menteri mengingatkan, perlunya bangsa Indonesia terus mempertahankan dan memperkuat 3 kekuatan bangsa. Kekuatan ini adalah kemandirian, daya saing dan peradaban bangsa. “Dengan ketiga kekuatan ini akan melangkah maju menuju Indonesia yang aman, damai, adil, demokratis dan sejahtera”. Karena hidup dalam abad 21 yang penuh kemungkinan dan peluang, menteri mengajak terus berjuang bersama, melangkah bersama, bekerja lebih keras bersama untuk meraih masa depan Indoensia yang gemilang. Melanjutkan reformasi, mengembangkan demokrasi, menegakkan hokum, membangun sistem yang bersih, menggiatkan pembangunan daerah, meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Terkait Pemilu Presiden Juli 2009 mendatang, menteri juga mengajak semua pihak untuk bersiap diri mensukseskan pemilu presiden. Pilpres tidak saja lebih berkualitas tapi juga tetap kondusif dan terpeliharanya stabilitas politik dan keamanan. Indiikator ini meliputi situasi politik berlangsung normal baik selama maupun sesudah pilpres, terbentuknya system pemerintahan presidential yang efektif serta pemerintahan yang responsive dan akuntabel.

Kepala Badan Komunikasi dan Informatika
Bulgan Alamin