Bantuan Penguatan Modal Usaha Koperasi dan UKM Warnai peringatan ke 62 Hari Koperasi 2009 Kota Bandung

  Untuk mendorong perkembangan koperasi dan kegiatan usaha kecil menengah (UKM), 3 koperasi dan 12 UKM terima bantuan penguatan modal usaha dari sejumlah Badan

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:35
Bantuan Penguatan Modal Usaha Koperasi dan UKM Warnai peringatan ke 62 Hari Koperasi 2009 Kota Bandung
Bantuan Penguatan Modal Usaha Koperasi dan UKM Warnai peringatan ke 62 Hari Koperasi 2009 Kota Bandung

 

Untuk mendorong perkembangan koperasi dan kegiatan usaha kecil menengah (UKM), 3 koperasi dan 12 UKM terima bantuan penguatan modal usaha dari sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Perbankan. "Pembinaan koperasi dan UKM, merupakan satu dari tujuh agenda prioritas pembangunan Kota Bandung di bidang kemakmuran. Keberadaannya dirasakan, telah dapat membantu pengentasan kemiskinan dan persoalan ketenaga kerjaan," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Industri Perdagangan (Diskop UKM dan Indag) Kota Bandung, H Nana Supriatna, dalam peringatan ke 62 Gerakan Koperasi Tahun 2009 Tingkat Kota Bandung, di Plaza Balaikota Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jalan Wastukancana 2, Selasa (21/07/09).

Acara ditandai penandatanganan Mou kemitraan bantuan modal usaha dari Perbankan dan BUMN kepada Koperasi dan UKM, pemberian 13 sertifikat badan hukum koperasi dan pemberian penghargaan kepada 30 koperasi berprestasi tingkat Kota Bandung. Koperasi kategori Terbaik I, yaitu Koperasi karyawan Bank Jabar, Primkopad Mako Koharmatau Lanud Husein, Koperasi Diklat PU, Koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI) SMKN 11 Bandung, Koperasi Mahasiswa (Kopma) Unla, Koperasi Primer Guru Margacinta, Kopdit Bina Usha, Koperasi Serba Usaha (KSU) Merdekalio, Koperasi Ddharma Wanita Persatuan Jabar "Dewi Sartika" dan Primkoptama IKPKB (pensiunan pegawai Pemkot Bandung).

Peran BUMN maupun Perbankan dikatakan Nana, telah mendorong koperasi dan UKM lebih bergairah lagi mengembangkan usahanya. Tahun 2009 hingga Juni 2009, salah satu bank yaitu Bank Bukopin saja telah mengucurkan dana bagi KUKM Rp 23 milyar. Progran kemitraan BUMN dan Perbankan kali ini, Nana menyebutkan ditandatangani MoU dengan total bantuan Rp 6.953 milyar.  PT Pindad bantu 2 UKM senilai Rp 85 juta, PT Bio Farma 2 UKM d an 2 koperasi Rp 75 juta), Perum Perumnas (2 YKM Rp Rp 20 juta), BNI 46 (2 UKM Rp 235 juta), Bank Jabar-Banten Cabang Tamansari (1 UKM Rp 270 juta), Bank Bumi Putera (1 koperasi Rp Rp 5 juta), BRI Syariah Cabang Bandung (2 UKM Rp 943 juta). Total bantuan Modal Rp 6,953 milyar,".

Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Bandung, Usep Sumarno atas nama gerakan koperasi Kota Bandung selain menyatakan apresiatif juga berharap, Pemkot dan Pimpinan DPRD Bandung lebih maksimal lagi melakukan pembinaan. Dirinya mengusulkan agar dinas koperasi terpisah tidak digabung dengan UKM dan Indag seperti sekarang.

"Sebagai orang Bandung, Saya bangga gerakan koperasi Kota Bandung ternyata lebih hebat dari daerah lain, Karena Kota Bandung memiliki sejumlah koperasi yang memiliki aset mencapai Rp 60 milyar," ujar Usep sekaligus berharap di Kota Bandung perlunya ada pusat niaga yang memasarkan produk- roduk unggulan UKM dan Koperasi.

Ketua Koperasi Pasar Cihaurgelis Jalan Suci Bandung, ketika diminta responnya terkait program kemitraan menyatakan kecewanya. Pasalnya ada layanan perbankan yang dirasakan sangat merendahkan keberadaan koperasi. Dirinya menyebutkan, untuk mendapatkan kredit kemitraan Bank Jabar, pihak bank mensyaratkan tanda tangan semua anggota melalui rapat luar biasa koperasi, sementara permohonan Rp 50 juta jauh lebih kecil dari aset koperasinya.

Merespon hal ini, Wali Kota Bandung H Dada Rosada menginginkan, perlunya stakeholder terkait yaitu Dinas Koperasi UKM Indag, Dekopinda, BUMN dan Perbankan secara berkala mengadakan pertemuan rutin tiap bulan, 2 atau 3 bulan sekali. "Pemerintah kota atau Saya nanti bisa hadir langsung secara pribadi. Kita bicarakan dan bahas bersama, upaya-upaya untuk memajukan Koperasi dan UKM,".

Kegiatan peringatan dikatakan Dada, selain menjadi sarana introspeksi bagi pelaku dan pembina dalam menangkap peluang usaha. Pesatnya pertumbuhan ekonomi kreatif harus dijadikan inspirasi dan inovasi. "Pengembangan perekonomian kota yang berdaya saing, harus dibarengi peningkatan peran koperasi dan UKM mengembangkan ekonomi kreatif. Karena Koperasi merupakan jalan masuk menuju kemajuan ekonomi,".

Dada bersyukur kehidupan koperasi Kota Bandung menunjukan peningkatan setiap tahunnya. Di limatahun terakhir, jumlah koperasi di Kota Bandung kini mencapai 2.376 dengan 535.550 anggota dari sebelumnya 2.148 koperasi dengan anggota 512.904 orang, atau rata-rata mencapai 2,12 % (kelembagaan) dan 88 % (keanggotaan).

Dada menyebutkan, terdapat 3 persoalan mendasar dihadapi koperasi Pesoalan ini diantaranya citra sebagai golongan ekonomi lemah pemburu fasilitas, kontribusi nominal yang masih rendah dibanding badan usaha lain, serta semakin berkurangnya kesadaran bergotong royong melalui koperasi. Padahal secara faktual, koperasi selama ini telah berperan sebagai lembaga keuangan non perbankan penyedia kerja dan kesempatan berusaha, akselarator pembangunan ekononi yang dapat diandalkan. "Melalui momentum ini, saya berharap potensi Koperasi dan UKM lebih dioptimalkan lagi. Namun sebagai badan usaha yang berorientasi laba, koperasi juga harus menunjukan kekokohan institusional, profesional usaha juga kemandirian,".(www.bandung.go.id)