Peringatan ke XIV Harganas, HAN dan Halun Kota Bandung.

Kemajuan dan produktivitas bangsa sangat tergantung peran keluarga membentuk, membimbing dan memberdayakan potensinya, baik dari aspek keutuhan, kematangan psi

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:35
Peringatan ke XIV Harganas, HAN dan Halun Kota Bandung.
Peringatan ke XIV Harganas, HAN dan Halun Kota Bandung.

Peringatan ke XIV Harganas, HAN dan Halun

Kemajuan dan produktivitas bangsa sangat tergantung peran keluarga membentuk, membimbing dan memberdayakan potensinya, baik dari aspek keutuhan, kematangan psikologis maupun dari struktur sosio cultural dan ekonomi. Sebaliknya perbedaan nilai dan orientasi yang bersebrangan akan melahirkan ketidak harmonisan yang berdampak tidak terkendalinya pembinaan fungsi serta peran keluarga. Lebih dari itu keluarga keropos sosio structural dan ekonomi akan mengakibatkan keterbelakangan dan rendahnya kualitas sumber daya keluarga.

Keluarga terbelakang sosio cultural dan ekonomi memiliki kompleksitas permasalahan yang sangat besar. Mereka tidak memiliki kekuatan mewujudkan norma keluarga, kata Wali Kota Bandung, H Dada Rosada mengingatkan, dalam upacara puncak peringatan ke XIV Hari Keluarga Nasional yang dipadukan Hari Anak Nasional (HAN) dan Hari Lanjut Usia (Halun) Tingkat Kota Bandung, di Plaza Balaikota Pemkot Bandung, Jalan wastukancana 2, Kamis (6/08/09).

Kegiatan ditandai pemberian bantuan 96 unit kursi roda bagi penyandang cacat dari Yayasan rehabilitasi penyandang cacat bersumber daya masyarakat (RBM), sosialisasi bahaya kebakaran pada usia dini, senam 300 anak di lingkungan pendidikan anak usia dini (PAUD), bantuan peralatan sekolah bagi 300 siswa SD dari Lions Club Indonesia Distrik 307 B Bandung, pelayanan kesehatan dan KB gratis, gelar produk kelompok Usaha Pendapatan Keluarga Keluarga Sejahtera (UPPKS), gerakan tanam pohon, pemberian 50 paket tambahan makanan bagi lansia, bantuan jaminan social bagi 90 lansia. Kgiatan juga dimeriahkan kelompok musik Los Lansois club lansia Unpad.

Dada menyebutkan, di Kota Bandung saat ini terdapat lebih dari 50.000 keluarga miskin atau 330.000 jiwa penduduk miskin dikatagorikan terbelakang. Mereka tidak memiliki peluang mengembangkan produktivitasnya, termasuk pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, sandang, pangan dan papan. Dapat dibayangkan betapa labilnya kualitas kehidupan keluarga sebagai sebuah pranata. Bagaimana pula kualitas anak serta orang lanjut usia yang ada didalamnya.

Momentum peringatan dikatakannya adalah langkah introspkesi, sekaligus wujud sikap tangung jawab kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap pemberdayaan keluarga, peningkatan kualitas anak dan pembobotan eksistensi para lansia, agar di hari tua benar-benar memiliki makna dan menjadi sumber nilai bagi pewarisnya.

Kita tidak muingkin mengabaikan peran keluarga sebagai pusat pembentukan dan pembinaan SDM. Karena di lingkungan keluargalah nilai-nilai terbentuk. Anak akan meraih kemampuan optimal, sehat dan produktif karena bimbingan serta fasilitasi keluarga tandasnya.

Para lansia juga akan terus mengasah intuisinya karena pergaulan keluarga adalah arena pergaulan yang paling dibutuhkan. Kehidupan hari tua benar-benar dirasakan berarti dan bermanfaat bagi keturunannya imbuhnya.

Dada menegaskan, peringatan Harganas dikataknnya bukan sebuah seremonial yang sekedar ternd budaya, melainkan cara mengaktualisasikan nilai-nilai keluarga untuk meraih tujuan hidup yang sebaik-baiknya. Peran keluarga merupakan kunci terbangunnya kebanggaan dan kehormatan suatu komunitas masyarakat dan bangsa.

Keluarga adalah wahana kehidupan yang harus memiliki ketahanan dalam aspek pengembangan SDM. Adalah kewajiban Pemkot bandung bersama komponen masyarakatnya membangun ketahanan keluarga secara nyata. Keluarga harus menghasilkan out put SDM yang berkualitas, baik pada masa kanak-kanak, remaja, dewasa sampai lanjut usia.

Ketua panitia Hj. Nani Dada Rosada menyatakan, ada 3 (tiga) tujuan yang ingin dicapai terkait peringatan Harganas, HAN dan Halun. Pertama, menumbuhkan kesadaran keluarga memperbaiki kualitas hidupnya secara berkelanjutan dan memupuk usaha-usaha kemandirian. Kedua menggugah pemerintah, dunia usaha, masyarakat, keluarga dan orang tua terhadap pentingya perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak. Ketiga, meningkatkan kesadaran masyarakat, bahwa lansia adalah individu yang memiliki potensi pengalaman melimpah dan masih dapat diberdayakan baik untuk dirinya maupun masyarakat.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kebakaran (Diskar), Priyo Soebiandono menuturkan, terkait sosialisasi bahaya kebakaran pada kanak-kanak, dimaksudkan agar mereka mereka memahami bahayanya bermain api tapi tidak takut dan panic jika terjadi kebakaran baik di sekolahnya, tempat tinggal atau tempat lain. Jika terjadi kebakaran, setidaknya mereka bisa melakukan pemadamanan menggunakan alat pemadam potable, bahkan siap secara mental jika harus menghadapi upaya evakuasi pertolongan bahaya kebakaran pada gedung-gedung tinggi. Upaya ini gtelah kita lakukan sejak 2008, dan hingga kini tidak kurang dari 200 TK dan 300 SD telah kita latih tuturnya.
(www.bandung.go.id)

 

Peringatan ke XIV Harganas, HAN dan HalunPeringatan ke XIV Harganas, HAN dan Halun

 

Peringatan ke XIV Harganas, HAN dan Halun