Kegiatan Peringatan Hari Jadi Kota Bandung ke 199 Titik Berat Pada Peranan dan Prakarsa Masyarakat

  Sebelumnya Pemkot Bandung mengidentikan hari jadi Kota Bandung (HJKB) dengan pembentukan Gemeente (kota berpemerintahan otonom) 1 April 1906 dengan wali kota

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:35
Kegiatan Peringatan Hari Jadi Kota Bandung ke 199 Titik Berat Pada Peranan dan Prakarsa Masyarakat
Kegiatan Peringatan Hari Jadi Kota Bandung ke 199 Titik Berat Pada Peranan dan Prakarsa Masyarakat

 

Sebelumnya Pemkot Bandung mengidentikan hari jadi Kota Bandung (HJKB) dengan pembentukan Gemeente (kota berpemerintahan otonom) 1 April 1906 dengan wali kota pertamanya orang Belanda, E.A Maurenbrecher (exofficio). Gemeente Bandung ini dibentuk ketika Kabupaten Bandung diperintah bupati ke 10 (sepuluh), R.A.. A  Martanegara (1893 - 1918).

Belakangan berdasar pembuktian sejarah melalui seminar, saresehan dan diskusi melibatkan sejumlah pakar pemerintahan, budayawan, sejarawan dan tokoh masyarakat, sejak Tahun 1998 Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menetapkan 25 September 1810 menjadi hari lahirnya Kota Bandung. Moment ini bertepatan dengan peresmian ibu kota baru Kabupaten Bandung melalui besluit (surat keputusan) Bupati Bandung ke-6, R.A. Wiranatakusumah II yang dijuluki Dalem Kaum dan hingga kini dikenal sebagai pendiri Kota Bandung.

Memperingati hari jadinya ke 199 tahun ini, panitia tetap peringatan hari besar nasional (Pantap PHBN) HJKB akan menggelar berbagai kegiatan. "Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Bandung, H Ubad Bachtiar selaku ketua pelaksana harian, meski masih ada penyesuaian tentang waktu tapi telah menyusun jadwal kegiatan," kata Kepala Badan Komunikasi dan Informatika (Bakominfo) Pemkot Bandung, Bulgan Alamin di ruang kerjanya di Balaikota, Senin (28/10/09).

Dalam pelaksanaan HJKB 199, Bulgan menyebutkan tiga prinsip peringatan. Ketiga prinsip ini, yaitu dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat dengan titik berat pada peranan dan prakarsa masyarakat. Dilaksanakan secara sederhana, khidmat tetapi semarak dan meriah. Terakhir, dilaksanakan dalam suasana aman, tertib dan kondusif.

Bulgan menyebutkan, untuk kegiatan pokok meliputi sosialisasi HJKB, upacara peringatan di Plaza Balikota (7/10), penyiaran sambutan melalui RRI Bandung (25/10), sidang paripurna DPRD (6/10) dan ziarah ke makam leluhur pendiri Kota Bandung.

Sementara untuk kegiatan tambahan, diantaranya bazaar dan pameran "Pekan Raya Bandung 2009" di Lapang Tegallega, pawai kendaraan hias "Bandung Blossom 2009" dari Lap Gasibu ke Lap Tegallega (17/10), malam hiburan dan anugerah di Lap Tegallega, pelayanan umum gratis bidang kesehatan, kependudukan, tenaga kerja dan perijinan, kegiatan swadaya masyarakat.

Kegiatan peringatan tambah Bulgan, dimaksudkan untuk mengenang dan melestarikan kebesaran peran sejarah Kota Bandung sebagai kota perjuangan. Melalui kegiatan ini, dikatakannya, tidak saja akan semakin tumbuh berkembang kesadaran, rasa cinta dan rasa memiliki warga Bandung terhadap kotanya. "Melalui kegiatan peringatan ini kita harapkan pula, akan semakin meningkatkan rasa kebersamaan, persatuan dan motivasi pembangunan pemerintah dan masyarakat dalam memantapkan pelaksanaan 7 agenda prioritas menuju Bandung kota jasa yang bermartabat,".

Peringatan HJKB imbuhnya, bukan sekedar berhitung usia fisik kota. Lebih penting adalah menjadikan peringatan sebagai sumber inspirasi untuk bekerja lebih keras, kreatif dan produktif. "Pak Wali sering mengingatkan kita, tantangan Kota Bandung di empat tahun ke depan hingga 2013 tidaklah lebih ringan, terutama terkait persoalan urbanisasi, transportasi, penanganan sampah, kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan pengangguran,".(www.bandung.go.id)