Kunjungan Kerja Wali Kota Bandung H Dada Rosada Bakti Sosial Sanyalot Putaran Dua

  Orang tua merupakan sosok penting dalam kehidupan manusia dan keluarga. Anak menjadi maju, pintar karena jasa dan peran orang tua. Namun manakala orang tua k

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
Kunjungan Kerja Wali Kota Bandung H Dada Rosada Bakti Sosial Sanyalot Putaran Dua
Kunjungan Kerja Wali Kota Bandung H Dada Rosada Bakti Sosial Sanyalot Putaran Dua

 

Orang tua merupakan sosok penting dalam kehidupan manusia dan keluarga. Anak menjadi maju, pintar karena jasa dan peran orang tua. Namun manakala orang tua kehilangan kemampuan dan uzur karena usia, tidak berarti harus kehilangan sikap hormat dan kasih sayang dari anak atau dari yang muda.

"Hilangnya rasa hormat dan kasih sayang anak kepada orang tua atau yang muda kepada yang lebih tua, merupakan bencana yang harus dijauhi. Murkanya orang tua adalah murkanya Allah," ujar Wali Kota Bandung, H Dada Rosada dalam kegiatan bakti social santri nyaah ka kolot kerja sama Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Bandung, di Kecamatan Bandung Kulon bertempat di Pondok Pesantren (Ponpes)Al Istiqomah Jalan Cijerah Bandung, Selasa (27/10/09).

Dalam kesempatan ini, Dada didampingi Ketua Lembaga Lansia Indonesia (LLI) Jawa Barat HR Nuriana, menyerahkan paket sembako kepada 1.000 orang lansia se Kecamatan Bandung Kilon.

Hormat dan sayang kepada orang tua dikatakannya merupakan pribadi akhlaq mulia. Nilai-nilai moral ini sangat relevan dengan konsep pembangunan SDM berkualitas. Terlebih santri nyaah ka kolot bertujuan membangun ketahanan keluarga dan masyarakat yang didasarkan rasa saling menghargai, hormat dan sayang pada sesama,".

Pemberdayaan keluarga lanjut Dada, harus dilakukan optimal disertai penguatan nilai-nilai agama. Perbaikan ekonomi sekalipun menurutnya, tidak akan berpengaruh banyak karena uang bukan cara tepat membentuk perilaku taat, hormat dan sayang dari anak.

Bandung agamis ditandaskannya, bukan tumbuh dari perilaku durhaka anak-anak. Bandung agamis terwujud dari pembangunan dan pemberdayaan keluarga secara utuh. "Bandung harus menjadi kota ramah bagi lansia dan anak. Kekerasan tidak lagi hadir dalam rumah tangga, habis terkikis dengan hadirnya figur dan keteladanan santri yang nyaah ka kolot," ujarnya sekaligus meyakini, santru nyaah ka kolot bukan sekedat bakti social bagi-bagi sembako melainkan aktivitas dakwah membumikan perilaku patuh, hormat dan sayang pada orang tua.

Pimpinan Ponpes Sirnamiskin, KH Agus Sanusi mewakili Ketua Umum FKPP Kota Bandung KH Imam Sonhaji menyatakan, Pemkot dan FKPP sama-sama ingin mensejahterakan masyarakat termasuk lamsia. Satu diantaranya melalui kegiatan bakti social santri nyaah ka kolot yang dibiayai APBD Kota Bandung Rp 5 juta/ponpes.

Dikatakannya, santri nyaah kolot adalah  jegiatan moral dalam rangka pembentukan pribadi akhlaq anak yang hormat, sayang dan menghargai orang tua. Padahal bagi muslin beriman telah diingatkan, tidak masuk umat Muhammad SAW bagi si kaya yang tidak sayang kepada yang miskin, orang tua tidak sayang pada orang tua atau anak tidak berbakti kepada orang tua.

 "Kita harus ingat, tanda-tanda kiamat sudah dekat, adalah jika anak sudah menganggap dan memperlakukan pembantu kepada orang tuanya. Selain itu, banyak orang berbusana tapi masih terlihat auratnya. Saya khawatir ini sudah terjadi," ungkap mengingatkan.

Ketua LLI Jabar HR Nuriana menyatakan, meningkatnya derajat kesehatan masyarakat berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup (UHH). Prakiraan secara nasional. UHH di 2010 akan mencapai 67,4 tahun. Pendudj Lansia akan mencapai 9,4 % dari pendudk nasional, lebih banyak dari balita (8,4 %).

Program kesehatan selama ini menurutnya, realitanya lebih banyak menggarap balita dari pada lansia terlupakan bahkam terlupakan. "Disadari atau tidak. Kita akan masuk diera kependudukan lansia. Sudah waktunya lansia mendapat perhatian pemerintah jangan sampai menjadi beban keluarga, nasyarakat juga pemerintahnya,".

Nuriana mengakui, meski Pemerintah melalui Undang Undang Nomor 4 Tahun 1965 telah ada program perlindungan, yaitu perlindungan kehidupan orang jompo melalui pamti. Namun kini menurutnya tidak lagi memadai, kecuali jika sangat terpaksa tidak ada lagi keluarga atau masyarakat yang merawat. "Undang-Undang ini sudah tidak cocok lagi, karena menempatkan lansia hanya sebagai obyek bantuan. Padahal lansia banyak yang memiliki pengalaman, kearifan, keahlian yang kiranya masih perlu diberikan peluang,".

UU RI Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia, menempatkan lansia tidak lagi menjadi obyek bantuan tapi bersama-sama unsure lainnya menjadi subyek pembangunan Penyelenggaraanya menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah, diantaranya melalu pembentukan organisasi LLI yang merupakan mitra pemerintah.

LLI bersama-sama Pemerintah Daerah dan masyarakat, dikatakannya bertugas mewujudkan lansia berkualitas, berguna dan mandiri. Mengupayakan agar lansia bisa sehat dan sejahtera. Mendorong lansia untuk mampu memelihara kebugaran dan kesehatannya. Setiap Rabu dan Sabtu pagi di halaman parkir Gedung Sate menyelenggarakan senam lansia, meliputi senam refleksi, senam pernapasan dan senam ostioporosis. "Tidak ada administrasi atau pungutan apa-apa. Kalau ingin gabung silahkan datang,".

LLI Jawa Barat juga imbuh Nuriana, menyedialan klinik pemelihataan kesehatan dan pengobatan berupa klinik umum dan spesialis. Klinik umum kerja sama dengan Setda Pemprop Jabar. Sementara untuk klinik spesialis, sadang dirintisnya kerja sama dengan RSHS dan RS Mata Cicendo.. "Bagi yang punya askes, bisa digunakan,". (www.bandung.go.id)