SIMULASI BENCANA GEMPA DAN KEBAKARAN SD PRIANGAN

  Sebanyak 600 siswa/siswi dan 30 guru taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) menggelar simulasi sebagai upaya antisipasi bencana gempa dan kebakaran, d

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
SIMULASI BENCANA GEMPA DAN KEBAKARAN SD PRIANGAN
SIMULASI BENCANA GEMPA DAN KEBAKARAN SD PRIANGAN

 

Sebanyak 600 siswa/siswi dan 30 guru taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) menggelar simulasi sebagai upaya antisipasi bencana gempa dan kebakaran, dilakukan melalui kerjasama Pemerintah Kota Bandung dengan SD Priangan Jalan Baros No 1, Jumat (30/10/2009).

Kegiatan ini ditujukan agar siswa dan guru tidak  panik ketika terjadi bencana gempa atau kebakaran yang akhir-akhir ini marak terjadi, "simulasi ini sangat membantu agar guru dan siswa tahu apa yang harus dilakukan, mengingat banyak korban timbul karena panik, sehingga bisa dihindarkan korban yang tidak perlu" kata Wakil Walikota Bandung Ayi Vivanda, S.H.

Simulasi gempa dan kebakaran di TK dan SD Priangan dilakukan dengan cara para siswa sebelumnya mendengar suara gemuruh gempa. Tapi mereka tidak keluar karena menganggap hanya gempa kecil, mereka hanya sembunyi dibawah meja dan menutup kepala dengan buku, tetapi setelah api muncul dan terjadi kebakan, alarm berbunyi, petugas Diskar menyemprotkan air ke arah gedung yang dikondisikan seperti kebakaran sesungguhnya.

Untuk menggelar simulasi tersebut, Diskar menurunkan 40 personel serta 2 unit mobil pemadam kebakaran, tiba dilokasi dalam rentang waktu 15 menit. Tidak hanya itu, disamping harus memadamkan api, para petugas Diskar juga harus mengevakuasi para siswa yang sedang ada di dalam kelas.

Dalam simulasi gempa dan kebakaran tersebut, Diskar dibantu Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Bandung, dokter cilik dan Palang Merah Remaja (PMR) yang bertugas untuk memberikan pertolongan pertama.

"Kita berharap, dengan simulasi seperti ini akan mengurangi risiko jika bencana terjadi. Setidaknya siswa-siswi akan ingat latihan yang dilakukan hari ini," ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung Prijo Soebiandono.

Menurut Prijo simulasi seperi ini akan terus dilakukan mengingat bencana gempa yang semakin sering terjadi di Indonesia "simulasi ini seperti ini tidak hanya disini saja tertapi kita terus lakukan seperti di lembaga permasyarakatan, hotel, dan terakhir di pasar baru" tambahnya.

Ayi mengimbau kepada seluruh sekolah dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung agar melengkapi setiap sekolah dengan alat pemadam api ringan (Apar) mengingat baru sekitar 20 persen sekolah di Kota Bandung yang memilikinya, "Seharusnya semua sekolah sudah memiliki alat pemadan apisebagai alat bantu pertama ketika terjadi kebakaran Karena itu sangat penting sebagai alat bantu pertama untuk memadamkan api sebelum petugas Diskar datang".

"Saya himbau kepada setiap pemilik gedung agar menyediakan Apar tergantung luas bangunannya, karena itu ada Perdanya" saat menyerahkan bantuan alat pemadam api ringan kepada kepala sekolah SD Priangan.

Sementara itu, Kepala TK/SD Priangan, Rita komara, menyebutkan, sekolahnya sudah dilenkapi dengan Apar, disamping itu pihak sekolah pun sering melakukan sosialisasi di kelas mengenai antisipasi jika terjadi gempa bumi dan kebakaran.(www.bandung.go.id)