HIV/Aids Merusak Fisik Mental Individu dan Berdampak Sosial Ekonomi Luas

  Perkembangan HIV/AIDS di Kota Bandung kini berada pada level cukup memprihatinkan. Sejak 1991 tercatat 1.904 kasus, sebarannya merata hampir disetiap kecamat

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
HIV/Aids Merusak Fisik Mental Individu  dan Berdampak Sosial Ekonomi Luas
HIV/Aids Merusak Fisik Mental Individu dan Berdampak Sosial Ekonomi Luas

 

Perkembangan HIV/AIDS di Kota Bandung kini berada pada level cukup memprihatinkan. Sejak 1991 tercatat 1.904 kasus, sebarannya merata hampir disetiap kecamatan, 105 diantaranya meninggal dunia. Kondisi ini menempatkan Kota Bandung menduduki peringkat pertama di Jawa Barat. Ironisnya penularan terjadi pada usia produktif dengan penularan terbesar melalui jarum suntik penggunaan narkoba sekira 43 %.

"HIV/AIDS tidak saja merusak fisik dan mental individu tapi juga berdampak social ekonomi. Jika dibiarkan, maka pencapaian Kota Bandung Bermartabat berada dalam ancaman serius. Untuk itu bagi Kota Bandung, tidak ada pilihan lain kecuali bersungguh-sungguh mengatasi, mencegah dan memberantasnya dengan melibatkan peran serta seluruh komponen masyarakat, termasuk pengidap," tandas Wali Kota Bandung, H Dada Rosada dalam puncak peringatan hari HIV/AIDS sedunia tingkat Kota Bandung, di Plaza Balaikota Jalan Wastukancana 2, Selasa (1/12/09).

Acara ditandai pemberian penghargaan kepada warga peduli AIDS (WPA), pemberian bantuan modal usaha ekonomi produktif kepada 30 orang dengan HIV/AIDS (Odha), pemberian susu, nutrisi dan makanan bergizi  untuk anak dengan HIV/AIDS (Adha). Pentas musik Lia Aprilia and Frens, serta ceramah Ustadz H Asbahi dengan tema mudhoratnya bahaya narkoba, miras dan pergaulan bebas dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS ditegaskannya harus dilakukan secara terintegrasi dan terkoordinasi. Model yang digunakan pun harus multi sector dan multi disiplin karena terkait langsung dengan perilaku, adat istiadat, norma agama, pendidikan dan ekonomi hal lain yang tidak kalah pentingnya, membangun kesamaan persepsi meminimalkan penyebarannya.

Dada tidak memungkiri, efektifitas program nantinya akan lebih banyak ditentukan kesadaran individu untuk menjujunjung tinggi nilai-nilai etika dan moralitas. Kesadaran yang akan  menjadi penguat untuk berkata tidak terhadap narkoba atau stop HIV/Aids.

"Peringatan hari AIDS se dunia ini, mudah-mudahan menjadi media memperkokoh kesadaran masyarakat terhadap bahaya HIV/AIDS, setidaknya memperlambat dan mengubah jalannya epidemic penularannya,"  harap Dada.

Ketua harian komisi penanggulangan HIV/AIDS (KPAI) Kota Bandung, H Soekarno menuturkan, secara umum tujuan diselenggarakannya kegiatan adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan HIV/AIDS sehingga mampu melindungi diri dari inveksi HIV/AIDS, sekaligus  memberikan dukungan bagi orang lain yang terinveksi HIV/AIDS.

Sedangkan secara khusus, kegiatan dikatakannya ditujukan untuk meningkatkan akses universal seluruh unsure masyarakat memperoleh informasi pencegahan, dukungan dan pengobatan. Hal lainnya, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan komitmen masyarakat dan pemerintah dalam penanggulangan dan menekan penyebaran epidemic HIV/AIDS di Kota Bandung.

Ustadz H Asbahi dalam ceramahnya  menuturkan, salah satu kelompok orang yang sangat hina kedudukannya disisi Allah SWT atau orang yang tidak akan dimulyakan baik di dunia maupun akhirat, adalah orang-orang yang melakukan pergaulan bebas, melakukan hubungan syahwat diluar pernikahan yang bukan suami isteri. Perbuatan hina lainnya, termasuk mengkonsumsi minuman keras dan narkoba serta melakukan perjudian. "Jangan harap kota dan Bandung dan warganya dimulyakan ALLA SWT jika perjudian, perzinahan dan narkoba masih bebas tumbuh subur di kota ini. Islam mengajarkan, agar kita menjauhi segala bentuk kemaksiatan termasuk minuman keras yang merupakan kendaraan setan," tandasnya mengingatkan. (www.bandung.go.id)