PDAM Kota Bandung Terancam Kehilangan 80 % Pasokan Air Baku

  Pasokan air baku suplay kebutuhan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung dari wilayah Bandung Selatan yang sumber utamanya dari Sungai Cilaki dan Su

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
PDAM Kota Bandung Terancam Kehilangan 80 % Pasokan Air Baku
PDAM Kota Bandung Terancam Kehilangan 80 % Pasokan Air Baku

 

Pasokan air baku suplay kebutuhan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung dari wilayah Bandung Selatan yang sumber utamanya dari Sungai Cilaki dan Sungai Cisangkuy, dihadapkan pada persoalan fluktuasi volume air di Situ Cipanunjang kapasitas tampungnya terus menyusut hingga mencapai 1.400 liter/detik. Terlebih di musim kemarau, pasokan air ke dalam bak penangkap tidak pernah tercapai karena volume hanya berkisar 500 - 1.000 liter/detik atau 4 M3/detik meski sebelumnya bias mencapai 1.400 l/detik.

"Kondisi ini mengakibatkan, pelayanan air bersih PDAM Kota Bandung baru mampu 65 % saja dari total penduduk kota," kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Bandung, H Jaja Sutardja pada semiloka sosialisasi hasil studi rehabilitasi kawasan tangkapan sumber air baku PDAM Kota Bandung di wilayah Bandung Selatan, di Hotel Aston Primera Pasteur Jalan dr Djoendjoenan, Selasa (22/12/09).

Hasil studi bersama Lemlit PPSDAL Unpad menyatakan, penurunan suplay air baku baik kualitas maupun kuantitas terjadi disebabkan banyak faktor. Penyebabnya diantaranya rusaknya kawasan tangkapan air, penyusutan luas hutan, alih fungsi lahan untuk kegiatan pertanian yang tidak berwawasan lingkungan  di bagian hulu S Cilaki dan Cisangkuy. "Kita PDAM juga memiliki keterbatasan dalam pemeliharaan sarana tampung air di waduk/situ Cipanunjang. Pendangkalan sedimentasi lumpur di waduk, prediksinya mencapai 500 ton per tahun. Yang pasti PDAM tidak mampu jika harus melakukan pengerukan,".

Menanggulangi persoalan ini Jaja menyebutkan 11 (sebelas) program aksi  yang merupakan rekomendasi Lemlit PPSDAL Unpad. Kesebelas program aksi ini diantaranya  perlu upaya reduksi evapotranspirasi tanaman dan evaporasi waduk Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca, pencegahan erosi di DAS Cilaki, konservasi lahan, pengelolaan dan reboisasi/vegetasi dengan pilihan tanaman pelindung. Juga mengubah praktek pertanian yang sesuai dengan kondisi lereng.

"Program aksi ini tentunya akan banyak melibatkan banyak pihak para pemangku kepentingan. Juga  sinergitas dan koordinasi antar pemerintah daerah,  baik propinsi kabupaten dan kota,"  tutur Jaja.

Upaya rehabilitasi kawasan Bandung Selatan dikatakannya, bukan hanya untuk kepentingan PDAM, tapi juga untuk kepentingan lain, misalkan pertanian dan perikanan. Hal terpenting tandasnya, tujuan rehabilitasi, bagaimana mempertahankan kawasan Bandung Selatan sebagai daerah tangkapan air yang memberikan manfaat semua mahluk hidup. "Bagi Kota Bandung, kita PDAM akan kehilangan 80 % pasokan air bakunya jika kawasan ini dibiarkan rusak.

Wakil wali Kota Bandung, Ayi Vivananda menyatakan, menurunnya kualitas kawasan tangkapan air baku PDAM Kota Bandung dari kawasan Bandung Selatan, dikatakannya merupakan persoalan krusial yang jika dibiarkan, akan menjadi ancaman besar bagi warga Kota Bandung. Persoalannya, kawasan ada pada wewenang pemerintah Kabupaten Bandung.

"Dalam pengendalian kawasan, PDAM tidak mungkin bisa bekerja sendiri tanpa koordninasi. Untuk itu kita harapkan, fungsi koordnasi dan fasilitasi ini dapat diperankan Pemerintah Propinsi Jawa Barat secara optimal," tutur Ayi.

Terpenting untuk bisa dilakukan, Kota Bandung harus meningkatkan kerja sama  dengan Kabupaten Bandung dan Pemprop Jabar, meningkatkan kualitas lingkungan hidupnya. Mengupayakan air larian tidak bertambah banyak dengan memperluas daerah resapan air. "Sebelumnya di Tahun 60-an, koefisien air larian di Kota Bandung hanya 40 %. Kini diperkirakan sudah mencapai 75 %. Kondisi ini berdampak pada kekeringan dimusim kemarau dan banjir dimusim hujan. Ini yang harus kita perbaiki," tandasnya. (www.bandung.go.id)