Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda Pimpin Jumsih di Pasar Induk Caringin

Sebagai wujud konsistensi membangun lingkungan hidup khususnya menjaga dan memelihara kebersihan kotanya, sejak dua bulan terakhir Pemerintah Kota (Pemkot) Band

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda Pimpin Jumsih di Pasar Induk Caringin
Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda Pimpin Jumsih di Pasar Induk Caringin

Sebagai wujud konsistensi membangun lingkungan hidup khususnya menjaga dan memelihara kebersihan kotanya, sejak dua bulan terakhir Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama-sama masyarakat kembali mengintensifkan gerakan operasi bersih pada tiap Jumat pagi (Jumsih). Bahkan untuk optimalisasi dan keberhasilannya, gerakan dikoordinasikan langsung dibawah Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda selaku ketua harian Tim Adipura sekaligus mengevaluasinya disetiap akhir bulan.

Kali ini Jumat (22/01), Jumsih memfokuskan kegiatan di Pasar Induk Caringin Jalan Soekarno-Hatta Bandung dengan sasaran membersihkan sampah dan pengecatan depan pasar. Kegiatan dipimpin langsung Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda didampingi trio lingkungan hidup Kota Bandung, yaitu Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Dandan Riza Wardhana, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dedi Mulya dan Kepala Dinas Pertamanan, H. Yogi Suparjo.

Kegiatan melibatkan sekira 2 (dua) ribu orang terdiri dari unsur aparat pemkot, personil TNI dari kesatuan Zipur  9 plus dukungan alat beratnya berupa satu loader dan 4 unit truk pengangkut, ribuan pelajar, kader PKK dan masyarakat Babakan Ciparay sekitar lokasi.

Dandan menuturkan, dijadikannya Pasar Induk Caringin sebagai salah satu sasaran Jumsih, dimaksudkan untuk memberikan motivasi warga pedagang dan pengelola pasar benar-benar ikut bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara kebersihan tempat usahanya. Dirinya berharap ada perubahan sikap, perilaku dan komitmen pedagang maupun pengelola. Komitmen untuk menjaga dan memelihara kebersihan tempat usahanya. Tidak saja memberikan kenyamanan bagi yang berdagang dan berbelanja tapi juga masyarakat sekitar pasar.

Ketua Koperasi Pasar (Koppas) Induk Caringin, H. Mahpudin menuturkan, sampah limbah sayuran dan buah-buahan setiap harinya tidak kurang dari 150 M3 atau setara dengan 100 ton sampah. Seorang pedagang bisa menghasilkan sampah setengah truk sementara retribusi yang dikenakan hanya Rp 1.500,-.

”Selama ini penanganan sampah diupayakan dengan komposting, tapi gudang kita tidak cukup menampung. Sehingga akhirnya harus di buang ke TPA. Ini kita upayakan tidak lebih dari Jam 11.00 atau Jam 12.00 siang karena dapat mengganggu suplay barang”, tutur Mahpudin.

Persoalan pengelolaan sampah diwilayahnya, diakuinya hampir semua pedagang tidak menyediakan tempat sampah tapi membuangnya dibahu-bahu jalan dalam pasar. Tidak aneh jika hampir seluruh bahu jalanan pasar berubah jadi tempat pembuangan sampah. Penyadaran untuk pedagang menyediakan tempat sampahnya, telah sering dilakukan namun upaya ini nampaknya belum menunjukan hasil. Untuk itu kedepan, pengelola berencana menerapkan adanya sanksi bagi pedagang yang masih saja bandel.

Wakil Wali Kota Bandung menyatakan, H. Ade Sutisno selaku pengelola pasar membersihkan sampah dinilainya sudah cukup baik, tinggal ada peningkatan kerja sama dengan pemerintah daerah khususnya terkait pemanfaatan hasil komposting.

”Ini bisa kita manfaatkan untuk pertanian dan pemupukan tanaman penghijauan di Kota Bandung sehingga komposting ini bisa berjalan terus”, kata Ayi yang juga menyampaikan apresiatif, pengelola tidak tergiur dengan pasar modern tapi tetap mempertahannya sebagai pasar tradisonil.

Upaya komsting dikatakannya merupakan upaya meminimalisir sampah. Upaya menurutnya perlu juga dikembangkan di pasar-pasar tradisionil lainnya diantaranya di Pasar Induk Gedebage yang milik Pemkot. Komposting sampah di Pasar Caringin menurutnya bisa dijadikan model percontohan.

Menanggapi sistem keamanan pasar dari ancaman kebakaran, Ayi menyatakan bahwa di setiap pasar telah dipersyaratkan memiliki alat pemadan kebakaran ringan (Apar) ukuran 3 kg. Ini disyaratkan, kalau terjadi kebakaran dapat dilakukan tindakan cepat darurat sehingga kebakaran tidak jadi meluas. Untuk antisipasi ancaman kebakaran pasar, Ayi menghimbau pedagang tidak melakukan sambungan listrik dikiosnya tanpa ijin pengelola.

Kepala Dinas Pemadam dan Pencegahan Kebakaran (Damkar) Kota Bandung, Priyo Subiandono menilai Pasar seluas 4 ha dikatakannya harus memiliki sekurangnya 400 buah. Menurutnya setiap 1 ha idealnya 100 Apar. (www.bandung.go.id)