Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada Tanam 2.500 Pohon di Padepokan Silat Tajimalela Kel. Cisurupan Cibiru Bandung

  Upaya berkelanjutan menjaga dan memelihara lingkungan hidup, khususnya upaya penghijauan sepanjang wilayah administratif yang berbatasan, diperlukan kerja sa

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada Tanam 2.500 Pohon di Padepokan Silat Tajimalela Kel. Cisurupan Cibiru Bandung
Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada Tanam 2.500 Pohon di Padepokan Silat Tajimalela Kel. Cisurupan Cibiru Bandung

 

Upaya berkelanjutan menjaga dan memelihara lingkungan hidup, khususnya upaya penghijauan sepanjang wilayah administratif yang berbatasan, diperlukan kerja sama antar Pemerintah Daerah (Pemda). Bagi Kota Bandung, setidaknya ada 3(tiga) kota/kabupaten yakni Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Pemkab Bandung Barat (KBB) dan Pemkot Cimahi sebagai mitra. Harapannya, masing-masing daerah melakukan hal sama, menghijaukan wilayah administratif perbatasannya bagaikan sabuk hijau (Green Belt).

"Untuk optimalisasi dan keberhasilan gerakan, masing-masing daerah sesuai kondisinya tidak saja menanam pohon tapi juga memelihara dan mengawasinya dari kerusakan. Komitmen ini perlu akan terus kita aktualisasikan dalam bentuk gerakan yang berkelanjutan," kata Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada pada acara gerakan penanaman pohon dan penghijauan wilayah perbatasan, di kawasan RW 09 Cigupakan Kelurahan Cisurupan Kecamatan Cibiru yang berbatasan dengan Kab Bandung, Rabu (27/01).

Green Belt yang merupakan kali kedua ini, ditanam 2.500 pohon berbagai jenis diantaranya Sukun, Mangga dan Durian. Ditanam sekitar kawasan Padepokan Tajimalela seluas 18. Simbolis dilakukan Wali Kota Bandung, Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda, Sekda Bandung, H. Edi Siswadi, Wabup Bandung, Yadi Mulyadi, Wakil Wali Kota Cimahi, Edi Rachmat.

Selanjutnya Dada mengatakan, manusia terkadang lupa, tanpa pohon dan air manusia tidak mungkin bisa hidup. Manusia jua sering lalai menjaga dan memelihara alam, padahal musibah bencana alam dan kesengsaraan datang karena alam telah rusak.

"Menghindarinya, tidak lain kecuali tanam pohon sebanyak-banyaknya. Karena pohon memberi air kehidupan bagi manusia. Kita bersyukur dan harus berterimakasih, Kabupaten Bandung masih memberi air bagi kita," ujar Dada mengingatkan khususnya warga Bandung yang belum mendukung penghijauan.

Terkait program Green Belt di wilayah perbatasannya, Wabup Bandung, Yadi Mulyadi menyatakan, pihaknya juga mempunyai kepentingan yang sama. Hubungan ekologi Kab bandung dan Kota Bandung dikatakannya punya keunikan. Rusaknya lingkungan hidup di wilayahnya di Utara, tidak saja menimbulkan bencana di Kota Bandung tapi juga wilayahnya di sebelah Selatan. "Kepentingan Kota Bandung dan Kota bandung tentang lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan. Kami mendukung sekali, mari kita sama-sama bangun lingkungan hidup kita," ujarnya.

Wakil Wali Kota Cimahi, Edi Rachmat menyatakan hal senada, bahkan dirinya mengajak masing-masing daerah lebih mensosialisasikannya kepada warganya. Memelihara lingkungan hidup, menurutnya berdimensi jauh ke depan. "Apa yang dilakukan sekarang, bukan kepentingan yang hidup sekarang tapi juga untuk kepentingan generasi mendatang. Mari kita bangun lingkungan hidup untuk anak cucu kita," ajaknya.

Dalam kesempatan ini, sebelumnya ditempat terpisah di kelurahan yang sama, Dada juga meresmikan penggunaan 6 ruang klas baru SMP/SMA Al Islam dan radio komunitas swadaya Yayasan Abdul Kadir. Sekolah swasta ini, sebelumnya di 2003 hanya memiliki 120 siswa, kemudian berkembang pesat dengan penambahan siswa belajar cukup signifikan hingga mencapai lebih dari 700 siswa di 2009.

Sejak 2009 SMP/SMA Al Islam dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji, dijadikan sekolah gratis. Biaya operasional sekolah seluruhnya dibiayai APBD Kota Bandung sehingga tidak boleh ada lagi pungutan pada siswa.

Jumlah peserta didik, seperti dikatakan seorang pelajar puteri Klas 7, Silah Suci Nugraha menuturkan, kebanyakan siswa yaitu sebanyak 80 % merupakan warga perbatasan dengan Kab Bandung. Karena terbatasnya daya tampung, para siswa SMP kebagian masuk siang. Persoalannya, kini banyak siswa yang tempat tinggalnya cukup jauh, tidak jarang sampai dirumah lewat maghrib. Dirinya mewakili rekan-rekannya mengusulkan ke Wali Kota, Pemkot Bandung membantu perluasan lahan sekolah untuk penambahan ruang kelas baru lagi, sehingga semua siswa bisa masuk pagi. "Kita semua sudah sangat rindu masuk sekolah pagi," tuturnya. (www.bandung.go.id)