Sosialisasi Tanggap Bencana Alam

  Sosialisasi sebagai upaya langkah antisipatif terhadap penyebab bencana alam, dan bagaimana penanggulangannya guna meminimalisir dampak bencana dilakukan Pem

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
Sosialisasi Tanggap Bencana Alam
Sosialisasi Tanggap Bencana Alam

 

Sosialisasi sebagai upaya langkah antisipatif terhadap penyebab bencana alam, dan bagaimana penanggulangannya guna meminimalisir dampak bencana dilakukan Pemerintah Kota Bandung di Pendopo Jalan Dalem Kaum Bandung. Jumat (12/2).

"Upaya ini merupakan langkah sedia payung sebelum hujan, agar pemerintah dan warga terbiasa dengan situasi darurat" kata Walikota Bandung, H Dada Rosada saat memberikan arahan pada Acara Sosialisasi Tanggap Bencana Alam bekerjasama dengan nara sumber dari Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran dihadiri oleh para pimpinan SKPD, Pengurus dan penggerak PKK Kota Bandung dan Darma Wanita Persatuan.

Bencana tidak hanya disebabkan oleh alam tetapi juga oleh perbuatan manusia, kurangnya kesadaran masyarakat dapat mengakibatkan bencana seperti banjir, kebakaran, wabah penyakit, dan longsor, apalagi praktik penanggulangan bencana dilakukan pada saat dan pasca terjadi bencana, sementara tahapan prabencana masih terbatas pada tahap pencegahan.

Perlunya memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarkat terhadap resiko bencana  dan langkah-langkah strategis untuk memaksimalkan manajemen bencana diungkapkan Dada " Sosialisasi seperti ini akan terus dilanjutkan, jangankan masyarakat minta yang tidak mintapun akan disosialisasikan, Ini dilakukan untuk melindungi warga kota, karena tidak semua masyarakat tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana, meningkatkan kesadaran, kesiagaan, masyarakat bisa berpengaruh besar pada program kerja pemerintah khususnya jika terjadi bencana " ungkapnya.

Dr. Ir. H. Dicky Muslim M.sc dosen Fakultas teknik geologi Unpad memaparkan bencana gempa menempati skor probabilitas tertinggi pada tabel analisis resiko bencana alam di kota bandung, disusul letusan gunung api, longsor, banjir dan angin puting beliung, " resiko gempa terjadi di sesar lembang, kawasan bandung utara sampai sejauh lebih dari 500 meter ke utara dan selatan" paparnya.

Sedangkan pada tabel analisis rangking skor risiko bencana non-alam kota bandung, kebakaran menempati skor tertinggi disusul huru-hara, lingkungan buruk serta epidemi/wabah penyakit, "resiko terjadi kebakaran terjadi dikawasan kumuh dan padat penduduk, frekwensi kejadian meningkat dimusim kemarau terjadi di wilayah karees, bojonagara, tegallega dan cibenying, sedang kawasan industri dan objekvital seperti terminal, stasiun KA dan Pertamina serta kawasan pertokoan perdaganagan dan pasar pasar diseluruh wilayah kota bandung" papar Dicky.

Kota Bandung sebagai daerah dengan hunian padat dengan kerapatan bangunan yang begitu tinggi terancam resiko kebakaran dan secara alami terlewati patahan sesar lembang dimana struktur bebatuan dan tanahnya yang sangat labil terhadap gempa. Pentingnya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada gedung merupakan salah satu langkah antisipasi penanggulangan bencana " perlu diwaspadai, banyak kejadian akibat korban tertimpa bangunan, salah satu instrumen yang bisa dilakukan pemerintah adalah intensifkan pemberian IMB "  dikatakannya.

Dada membandingkan kualitas suatu bangunan, "Sejelek-jeleknya bangunan yang tidak mempunyai izin bangunan dengan yang mempunyai izin bangunan kualitasnya berbeda, dipastikan lebih baik yang mempunyai IMB karena dibangun dengan pengawasan", tegasnya.

Penanggulangan bencana juga terkait dengan aspek kesejahteraan tambah Dada "diperlukan langkah antisipatif, tugas kita pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bagaimana bias melakukan langkah antisipatif sedia payung sebelum hujan, untuk membeli payungpun tidak mampu" mengistilahkan. (www.bandung.go.id)