Walikota Bandung, H. Dada Rosada Serahkan Tanaman Pelindung dan Komposter 2 RW Sadangserang Kecamatan Coblong.

Banjir, longsor dan kekeringan air adalah bagian persoalan lingkungan hidup yang mengancam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Di Kota Bandung sendiri, kini se

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 09:36
Walikota Bandung, H. Dada Rosada Serahkan Tanaman Pelindung dan Komposter 2 RW Sadangserang Kecamatan Coblong.
Walikota Bandung, H. Dada Rosada Serahkan Tanaman Pelindung dan Komposter 2 RW Sadangserang Kecamatan Coblong.

Banjir, longsor dan kekeringan air adalah bagian persoalan lingkungan hidup yang mengancam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Di Kota Bandung sendiri, kini sedikitnya terdapat 68 titik rawan banjir. Faktor penyebab, diakui lebih banyak disebabkan pada perilaku manusia baik secara perorangan maupun kolektif.

Faktanya alih fungsi lahan, semula lahan kosong menjadi bangunan gedung baik untuk rumah tinggal, perkantoran, infrastruktur jalan dan tempat kegiatan ekonomi lainnya, menyebabkan hilangnya sumber-sumber penyerapan air tanpa hambatan langsung mengalir ke saluran drainase dan sungai bahkan meluap banjir ke jalan hingga pemukinan yang mengakibatkan bencana. Kata kuncinya, lingkungan hidup Kota Bandung harus diselamatkan dan kualitasnya ditingkatkan.

”Lingkungan hidup adalah kebutuhan dasar manusia bisa sejahtera. Tanpa pohon dan air, manusia akan bakalanan hidup sengsara”, tandas Walikota Bandung, H. Dada Rosada pada kegiatan Easy Green Living Campaign PT. Asuransi Astra Buana (PT. ABB) di Sadangserang, Kec. Coblong, Sabtu (20/2). Dada menerima bantuan 200 pohon pelindung dan 100 komposter untuk masyarakar RW. 13 dan RW. 14 Sadangserang.

Jika hasil pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikembalikan ke masing-masing daerah, Dada berencana mempertimbangkan untuk memberikan insentif bagi warga dan perusahaan yang memperhatikan lingkungan. Sementara diinsentif akan diberikan kepada warga dan perusahaan yang sama sekali tidak peduli akan lingkungan sekitarnya. "Nanti kita akan bentuk tim yang tentunya melibatkan aparat kewilayahan, untuk memantau kondisi lingkungannya. Dan untuk rumah yang dianggap paling peduli lingkungan akan diberi penghargaan", ujarnya.

Insentif kata Dada, bisa berupa potongan pembayaran PBB dalam satu tahun. Ini wajar karena bisa memotovasi warganya lebih peduli lingkungan. Selain warga, perusahaan yang ada di Kota Bandung juga diminta lebih peduli terhadap lingkungan. Perusahaan Kota Bandung jangan mau kalah dengan perusahaan dari Jakarta yang justru peduli terhadap lingkungan Kota Bandung, seperti halnya PT. AAB "Perusahaan asal Jakarta saja mau peduli, masa kita tidak", tambah Dada.

Terkait komposter dan beberapa tempat sampah dari PT. AAB, Dada mengaku sangat gembira. Pasalnya, hal tersebut bisa membantu keberhasilan Kota Bandung dalam meraih Piala Adipura. Dari seluruh persoalan, lingkungan hidup khususnya sampah diakuinya paling memprihatinkan. Sampah sudah menyumbat drainase hingga mengakibatkan banjir di mana-mana.

Di tempat yang sama, Environment and Sosial Responsibility Group Coordinator PT. AAB, Eddy Ismanto menyatakan, pihaknya memang cukup konsen terhadap masalah lingkungan. Sebagai perusahaan asuransi, dirinya merasakan benar sulitnya mengajak orang peduli lingkungan, sesulit mencari nasabah asuransi. "Dalam mengampanyekan kepedulian lingkungan, kami mulai dengan masyarakat di level dasar, yaitu RT. dan RW. Jika sudah timbul kesadaran di masing-masing pribadi, maka akan mudah", tegas Eddy.

Kepedulian institusinya terhadap lingkungan selain Kota Bandung, Edi menyebut, PT. ABB juga telah berkerjasama dengan 7 kota lainnya. Ketujuh Kota ini, yaitu Semarang, Medan, Surabaya, Denpasar, Palembang, Pekanbaru dan Makassar. "Bandung menjadi kota pertama yang kami datangi tahun 2010 dalam program ini. Kami melihat, Pemkot Bandung sangat peduli terhadap masalah lingkungan", tegas Eddy.

Camat Coblong, Anton Sugiana yang hadir bersama warga setempat menuturkan, selain bantuan dari PT. AAB, pihaknya juga mendapat bantuan dari PD. Kebersihan dan Dinas Pertanian Kota Bandung. Bantuan berupa alat biopori, tempat sampah organik dan anorganik serta takakura (alat pengomposan sampah organik). (www.bandung.go.id)