Evaluasi Kinerja Pembangunan Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage

Cuaca Ekstrim sepanjang tahun 2010 menyebabkan keterlambatan pelaksanaan konstruksi Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, dari 365 Hari kalender sebanyak 226

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:37
Evaluasi Kinerja Pembangunan Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage
Evaluasi Kinerja Pembangunan Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage

Cuaca Ekstrim sepanjang tahun 2010 menyebabkan keterlambatan pelaksanaan konstruksi Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, dari 365 Hari kalender sebanyak 226 hari (62,92%) merupakan hari hujan, curah hujan 2-3 lipat kondisi normal, menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan terhambat penimbunan tanah yang labil di area SUS Gedebage yang merupakan tanah endapan yang lunak sampai kedalaman 30 meter.

Dikatakan Walikota Bandung, Dada Rosada, Hujan yang terus menerus menyebabkan tanah belum cukup matang untuk dilakukan konstruksi, "kami bersama Perencana, Konsultan, Kontraktor dan Pengawas menjelaskan dari mulai dibagun sampai hari ini seharusnya sesuai tahapan pekerjaan 25,13% tetapi baru 17,82%, keterlambatan terutama disebabkan cuaca, kondisi tanah disitu lunak, lembek dan berair, apabila dipaksakan pemasangan tiang pancang akan menyebakan kerugian negara yang besar karena tiang pancang akan miring-miring, " jelasnya menjawab pertanyaan masyarakat, usai rapat evaluasi SUS Gedebage, didampingi Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Edi Siswadi, dan ketua DPRD Kota Bandung, Erwan Setiawan, serta sejumlah pejabat publik di Ruang Tengah Balaikota Bandung, Jalan Wastukancana No.2 Bandung, Senin (17/01).

Untuk mengatasi problema tanah lunak, kontraktor PT.ADHI KARYA (Persero) Tbk., Hanif Setyo Nugroho, menjelaskan metoda yang sedang dilakukan untuk mempercepat waktu penurunan tanah dari 15-20 tahun dipercepat hanya 8 bulan, "Daya dukung tanah SUS Gedebage yang kecil menyebabkan pemilihan pondasi harus tepat, apabila salah pondasi dan dipaksakan akan terjadi kegagalan konstruksi, salah satu kegagalan adalah tidak mampu menahan beban bangunan, maka kita melakukan pengurugan tanah sampai 5 meter sejalan dengan mempercepat proses penurunan tanah, mengeluarkan air dari dalam tanah melalui metoda Prefabricated Vertical dan Horizontal Drain," jelasnya.

Aspek non teknis penyebab keterlambatan lainnya disebabkan izin aksesibilitas jalan ke lokasi pembangunan dari arah tol Padaleunyi di KM 151 baru dapat digunakan pada  22 Juli 2010, padahal sudah diajukan pemerintah kota bandung sejak 2 April 2009 dan dukungan pemrov Jabar 22 maret 2010,  namun Menteri Pekerjaan Umum baru memberikan izin pada 23 April 2010, sebelumnya akses hanya melalui jalan Cimencrang karena batalnya rencana akses melaui perumahan Adipura, jalan tersebut merupakan jalan lokal melewati pemukiman warga, tonase-nya terbatas untuk mengangkut material proyek, digunakan dari awal oktober 2009 sampai sampai akhir juli 2010.

Lebih lanjut Hanif menuturkan, "keluhan-keluhan keberatan dari masyarakat sekitar juga menjadi pertimbangan yang menjadi kendala terganggunya jadwal waktu pengerjaan, warga merasa terganggu dengan proyek yang dikerjakan hingga malam hari karena kebisingan, getaran, kerusakan jalan dan debu, sehingga pekerjaan tidak dapat dilakukan over time untuk mengejar ketinggalan" terangnya.

Meski terlambat dalam pelaksanaan pekerjaan, Walikota Bandung menjamin tidak ada kerugian keuangan negara dan tidak akan memutus kontrak PT Adhi Karya, "kalau saya ditanya SUS Gedebage, inginnya besok selesai, tetapi kalau cepat tapi mudah rusak buat apa, saya tidak mau kalau SUS yang besar, monumental dan tingkat internasional cepat rusak, kita ingin yang berkualitas, kalaupun pembangunannya dipaksakan memasang tiang pancang kemudian ambles dan retak yang rugi negara, ini dikerjakan secara profesional, keterlambatan disebabkan faktor cuaca dan tanah yang labil, bukan kesalahan kontraktor," tegasnya.

Staf PT Penta Rekayasa, Forest Jieprank menambahkan, "Tanah di sana terhitung sangat lembek, kalaupun dipaksakan dipasang tiang pancang, hasilnya akan menekan ke samping sehingga menjadi miring. Kalau sudah seperti itu, dampaknya sangat buruk tiang pancang susah dicabut dan negara dirugikan banyak," katanya.

Hal senada juga dikatakan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Umum (PPTK) Proyek SUS Gedebage, Yayat Ahmad Hidayat, "keterlambatan terjadi diakibatkan masalah yang timbul diluar kendali penyedia barang/jasa, bukan diakibatkan kesalahan PT. Adhi Karya yang tidak termasuk dalam kategori cidera janji dalam melaksanakan kontrak serta masih memenuhi kewajiban kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam kontrak" katanya.

Untuk menyasati keterlambatan tersebut, pada rencana kegiatan tahun 2011 Hanif merencanakan melakukan pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan awal, "kita akan melakukan over time pengerjaan selama 14 jam sehari dan 7 hari seminggu, penambahan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, mengkaji kemungkinan perubahan penggunaan material timbunan dari tanah urug menjadi pasir dan batu,  serta menindak lanjuti rekomendasi hasil wind tunnel test perubahan sistem struktur spaceframe dan material penutup atap," katanya.

Terkait penyerapan anggaran pelaksaaan konstruksi Yayat memaparkan, "Anggaran dari bantuan keuangan Provinsi TA.2008 senilai Rp. 10 Milyar, dialokasikan bersama dengan alokasi Kota Bandung pada DPA SKPD TA.2008 senilai Rp. 54,2 milyar menjadi silpa TA.2008, selanjutnya dianggarkan kembali pada DPA SKPD Kota Bandung senilai Rp. 25 Milyar, anggaran bantuan keuangan Provinsi TA.2009 senilai Rp. 125 Milyar, sampai saat ini telah digunakan untuk kegiatan pembangunan stadion Rp. 122,3 Milyar," paparnya kepada Walikota.

Komitmen Pemprov Jabar dalam mendukung SUS Gedebage, hingga saat ini baru memberikan Rp. 135 Milyar dari Rp. 374 Milyar yang dijanjikan, "Saya ingin cepat selesai tetapi karena berbagai hal yang bisa dipertanggungjawabkan. Salah satu faktornya anggaran, tapi anggarannya juga tergantung komitmen Provinsi. Saat ini baru sekitar 30% yang diturunkan, inginnya harus selesai tahun 2011," ujar Dada.

SUS gedebage dibagun diatas lahan seluas 24,5 hektar dengan luas bangunan 72.000 m2, mampu menampung 38.000 penonton, progress pekerjaan saat ini dilakukan adalah pekerjaan tanah kurang lebih 140.000 m3, pemasangan geotextile telah terpasang seluas 64.973 m2, pekerjaan vertical drain terealisasi seluas 64.973 m2, kermeer sepanjang 525 m dari total 2530 m, pengadaan material fabrikasi berupa tiang pancang 6.897 batang dari total 9.191 batang, precast, genset, AC split, pompa, kursi tribun setara di stadiun manchester Inggris.

(www.bandung.go.id)