Pemkot Bandung Rencanakan Tambah Sat Pol PP Hingga 500 Personil

Kota Bandung dengan penduduk lebih dari 2,3 juta jiwa, memiliki berat berat tugas-tugas pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman ketertiban umum terkait akt

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:37
Pemkot Bandung Rencanakan Tambah Sat Pol PP Hingga 500 Personil
Pemkot Bandung Rencanakan Tambah Sat Pol PP Hingga 500 Personil

Kota Bandung dengan penduduk lebih dari 2,3 juta jiwa, memiliki berat berat tugas-tugas pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman ketertiban umum terkait aktivitas  pedagang kaki lima (PKL). Tidak sedikit ruang publik diantaranya trotoar, badan jalan, taman-taman kota ataupun fasilitas sosial maupun fasilitas umum lainnya, berubah fungsi menjadi kawasan PKL. Menjadikan kawasan ini cenderung kumuh dan rawan kemacetan lalu lintas, seperti yang selama ini terjadi di kawasan Lapangan Gasibu Bandung maupun di kawasan lainnya yang diprioritaskan bebas dari PKL.

Mengembalikan ke fungsinya semula sebagai ruang publik, peran Sat Pol PP cukup strategik.  Namun persoalannya, meski punya semangat luar biasa bekerja siang malam, minimnya petugas dirasakan Permkot Bandung belum bisa membawa hasil yang maksimal.

"Kedepan saya minta agar Badan Kepegawaian Daerah, untuk prioritas penataan kelembagaan termasuk pengisian sumber daya pengisian personilnya, Sat Pol PP agar diprioritaskan hingga mencapai jumlah ideal, minimal limaratus orang.," ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, H Edi Siswadi di Kelurahan Paledang Kecamatan Lengkong, usai launching pencairan dana APBD untuk program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun Anggaran 2010, Senin (24/01).  

Karena tingginya beban tugas, imbuh Edi, aparat Sat Pol PP Kota Bandung harus diupayakan yang muda-muda yang memiliki tingkat kesemaptaan memadai.  Diberi tunjangan yang berbeda dengan pegawai negeri sipil lainnya. Tinggkat kesejahteraan cukup layak sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas yang dilimpahklan wali kota dalam menangani ketenteraman dan ketertiban umum.  "Sat Pol PP kedepan benar-benar mampu mampu menertibkan titik-titik yang selama ini menjadi pusat aktivitas kota. Kawasan kota yang  terbebas dari kekumuhan, terciptanya keteraturan sekaligus ketertiban," harapnya.  

Kerja aparatur yang maksimal, ditambah kerjasama sektoral yang baik institusi terkait dan dukungan warga, demikian dikatakan Edi, penertiban PKL kawasan Gasibu bisa dikatakan cukup memuaskan masyarakat. Berhasil menjadikan  loalu liontas di Jalan Surapati, Sentot Alibasah dan Jalan Diponegoro lebih lancar.   Penataan infrastruktur secara keseluruhan, dikatakannya, formatnya kini masih dalam pengkajian Dewan Pertimbangan Ekonomi (DPE) Kota Bandung, mencarikan beberpa alternatif. "Kita akan coba merumuskan beberapa alternatif penataannya. Terpenting sekarang mememperlancar lalu lintas jalan seputar Gasibu,".

Penataan Infrastruktur fisik kawasan Gasibu ke depan, jelas Edi, konsep nantinya akan diintegrasikan yang dirancang DPE yang nantinya sebagai dokumen resmi dari sebuah kebijakan Pemkot Bandung, baru kemudian penataan Gasibunya. Refungsionalisasi Gasibu sebagai ruang publik Gasibu sebagai ruang publik untuk aktivitas keolahragaan sudah bisa berfungsi lagi.

"Kita ingin jalur lintasan sekualitas di SOR Pajajara sehingga yang berolahraga tidak menumpuk Pajajaran. Untuk lintasan ini saja, sedikitnya dibutuhkan anggaran Rp 1,5 milyar, belum lagi pemagaran agar tidak lagi digunakan selain aktivitas olah raga. Paling tidak Lapangan Gasibu di 2012 Gasibu sudah selesai tertata. Kita berharap, Pemerintah Propinsi bisa memberikan bantuannya," harap Edi.

Khususnya penataan PKL di tujuh titik larangan bagi PKL ( Sekitar Alun Alun, Jln Asia Afrika, Otista, Kepatihan, Dalem Kaum, Dewi sartika dan Jln Merdeka), tutur Edi, Pemkot Bandung prinsipnya di kawasan ini harus bebas dari PKL. Pola penanganan dan pendekatannya bervariatif disesuaikan dengan kondisi lingkungannya masing-masing.  Seperti di Kepatihan dan Dalem Kaum, parkirnya harus ditarik dahulu ke lahan parkir basment Alun-Alun, kerjasama dengan Badan Pengelola Masjid Raya Bandung. "Siapa yang bertanggungjawab melakukan persiapan penataan lampu-lampu penerangannya, siapa yang akan mengelolanya, sharring bagi hasil dan sebagainya.  Ini baru minggu depan akan dibicarakan dengan badan pengelola parkir Masjid Raya,".

Di Rapat Evaluasi sebelumnya, dikatakan Edi,  muncul gagasan untuk mengintegrasikan pusat-pusat aktivitas bisnis yang harus ada jaring net working dengan pusat perparkiran. Ini baru  disadari Kota Bandung, bahwa sekarang ini benar-benar dibutuhkan tempat perparkiran yang representatif.

"Dishub sekarang ini sedang merancangnya, dan Dinas Aset sedang mencarikan lokasinya. Kita mewacanakan menjadikan Station Hall sebagai jaring net working aktivitas bisnis Pasar Baru.  Lantai bawahnya untuk station hall, lantai dua dan seterusnya bisa menjadi pusat bisnis dan perparkiran. Net work pedestriannya juga harus ada. Trotoarnya yang bersih dan memadai," ungkap Edi.

(www.bandung.go.id)