Jasmara Seni dan Budaya di eks Wilayah Cibeunying

Seni non pertunjukan dan atraksi di Kota Bandung, sebenarnya telah memiliki predikat Puseur Seni Nasional khususnya di bidang seni sastra tulis dan lisan, mode,

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Jasmara Seni dan Budaya di eks Wilayah Cibeunying
Jasmara Seni dan Budaya di eks Wilayah Cibeunying

Seni non pertunjukan dan atraksi di Kota Bandung, sebenarnya telah memiliki predikat Puseur Seni Nasional khususnya di bidang seni sastra tulis dan lisan, mode, seni lukis, seni pahat, kerajinan dan seni kontemporer lainnya. Namun secara factual, seni tradisional pertumbuhannya, belum menggembirakan, karena berbagai latar belakang yang tergolong klasik. “Ketika kita harus mendongkrak suatu potensi seni dan kesenian, -- mau tidak mau, kita harus memahami banyak aspek. Seperti bagaimana kesungguhan para pekerja seninya, respon para penikmat dalam mengapresiasi suatu karya seni tradisi, serta prospek seni, ketika harus memasuki arena bisnis dan srena komersial.” Tandas Walikota Bandung, H Dada Rosada SH, MSi dalam acara Jaring Aspirasi Masyarakat (Jasmara) Seni dan Budaya, Jum’at (10/11/06), se eks wilayah Cibeunying, bertempat di padepokan seni “Mang Ujo”, Jalan Padasuka Bandung. Di Kota Bandung dikatakan walikota, terdapat puluhan jenis seni dan atraksi kesenian Pituin, diantaranya angklung, calung, pencak silat, reog, jaipongan, wayang golek, kacapi suling, degung, reog, tari, sandiwara sunda, kuda renggong, singa depok, kliningan, rudat, kuda lumping dan benjang. Karenanaya melalui jasmara bidang seni dan budaya, sebagai suatu ihtian untuk membangkitkan potensi seni dan kesenian, diharapkan kehidupannya benar-benar memberi manfaat, baik bagi pelaku, masyarakat penikmat seni maupun bagi daerah. Aspirasi yang diperoleh ini, selanjutnya akan dijadikan pedoman, terutama dalam optimalisasi penyediaan sara dan prasarana, penyusunan peta seni dan budaya, penyusunan kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam apresiasi dan kreatifitas seni dan budaya. Jasmara ini pun, akan mendorong respon pemerintah dan masyarakat, untuk memberikan penghargaan kepada pelaku seni termasuk merancang struktur pendanaan seni dan budaya, baik dari pemerintah maupun swasta. Berpijak pada aspek pembentukan nasionalisme dan kebangkitan budaya Kota Bandung, menurut walikota, aktualisasi seni dan budaya di Kota bandung, harus menjadi bagian tanggungjawab semua pihak. Karena warga Kota Bandung adalah pengusung utama seni dan budaya daerahnya. Apalagi dalam 2 tahun ke depan, visi Bandung Bermartabat, harus ditandai dengan dicanangkannya Bandung Kota Seni dan Budaya. Selain itu secara khusus, seni dan budaya harus menjadi akar yang kokoh dalam pengembangan kepariwisataan. Karena daya tarik wisata Kota Bandung, benar-benar hanya mengandalkan kekayaan seni dan budaya. Konskuensinya, Kota Bandung harus memiliki konsep manajemen SDM yang professional untuk mengembangkan potensi seni dan budaya. Sehingga seni dan kesenian dapat dianadalkan sebagai mata pencaharian yang menjanjikan bagi masyarakat sekaligus menjadi pembentuk pendapatan asli daerah (PAD). Untuk kepentingan revitalisasi seni dan budaya ini, menurut walikota, ia sedang menuntaskan rencana induk pengembangan pariwisata daerah termasuk menyiapkan lahan seluas 10 Ha di bandung Timur-Ujungberung. “Mudah-mudahan apa yang kita cita-citakan, bandung sebagai kota seni dan budaya dapat cepat terwujud., dengan harapan pembinaan potensi seni dan kesenian, akan lebih terarah dan ekspresi seniman serta budayawan akan lebih leluasa termasuk peningkatan kesejahteraannya”,harap walikota. Kepala Dinas Pariwisata, Drs M Askari Wirantaatmaja menyebutkan, potensi seni budaya di eks wilayah Cibeunying, tidak kurang dari 120 lingkung seni, terdiri dari 96 seni tradisional dan 24 seni kolaborasi. Selain itu jjuga terdapat 23 jenis kesenia, 2.463 orang seniman/budayawan. Sedangkan seni unggulan, adalah calung, pencak silat dan degung. Askari menyebutkan, Disparda melalui Tim Pengembangan Seni dan Budaya Kota Bandung, telah memiliki program atau agenda tetap bidang kepariwisataan. Yaitu Bandung festival, anugrah budaya, pemilihan mojang jajaka Bandung, pemberdayaan grup kesenian melalui penyelenggaraan pertunjukan kesenian, agenda event kota dan inventarisasi potensi seni dan budaya. Selain itu, kerjasama dengan Bandung Art Cultur Centre (BACC), merencanakan kegiatan festival seni dan budaya Bandung yang disebut Festival Bandung, seperti halnya Kemilau Nusanatara, Festival Jogya maupun Bali. (www.bandung.go.id)