Malam Amal Anti Kekerasan Perempuan

Banyaknya tindak kekerasan dalam keluarga, terutama terhadap perempuan dan anak, harus sudah menjadi perhatian penegakkan Hak Azasi Manusia (HAM). Hal ini deseb

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Malam Amal Anti Kekerasan Perempuan
Malam Amal Anti Kekerasan Perempuan

Banyaknya tindak kekerasan dalam keluarga, terutama terhadap perempuan dan anak, harus sudah menjadi perhatian penegakkan Hak Azasi Manusia (HAM). Hal ini desebabkan, adanya sebagian masyarakat yang masih beranggapan, tindak kekerasan dalam keluarga masih bersifat ekslusif dan bukan pelanggaran HAM. Padahal dalam UU Nomor 23 Tahun 2004, segala bentuk kekerasan termasuk dalam rumah tangga, merupakan pelanggaran HAM dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi yang harus dihapus. “ kalau kita focus terhadap pembangunan keluarga, -- Saya menganggap hal ini sangat mendasar, karena keluarga merupakan jangkarnya masyarakat. Artinya kalau keluarga baik, maka masyarakat pun akan baik”, ungkap Ketua TP PKK Kota Bandung, Hj Nani Dada Rosada, dalam acara malam amal peringatan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan anak, yang dirangkaikan dengan peringatan lahirnya Rd Dewi Sartika dan Hari Ibu, di Pendopo jalan Dalen Kaum Bandung, Jum’at (8/12/06). Kegiatan ini diselenggarakan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2) Kota Bandung. Dihadiri sejumlah pengusaha dan para pimpinan SKPD di lingkungan Pemkot Bandung. Ditandai pengumpulan dana melalui, pentas lagu yang dilelang kepada yang hadir. Hj. Nani menyanyikan 2 lagu Sunda mengumpulkan dana Rp. 24 Juta, Walikota dengan lagu Aku Makin Cinta mengumpulkan Rp. 17 Juta, paduan suara P2TP2 disumbang walikota senilai Rp. 20 juta, sehingga dana terkumpul sebesar Rp.61 juta. Program pemberdayaan perempuan, sangatlah strategis, agar perempuan eksis dalam pembangunan keluarga. Namun sisi alain, perempuan masih banyak yang menjadi korban kekerasan dalam rumahtangga, sehingga harus ditemukan akar masalahannya. Kekerasan dalam rumahtangga, menurutnya bisa saja terjadi diberbagai lapisan masyarakat, menimbulkan kesengsaraan maupun penderitaan secara fisik, seksual, pshychologis dan penelantaran rumahtangga termasuk ancaman perampasan kemerdekaan secara melawan hukum. Namun sayangnya, sedikit sekali perempuan yang berani mengadukan ketertindasannya, karena dipicu rendahnya mutu pendidikan, kesehatan dan ekonomi perempuan. “Saya atas nama perempuan di Kota Bandung, mendukung tujuh program strategis pemerintah kota. -- Diharapkan melalui pembangunan pendidikan, kesehatan ekonomi, social budaya, dan agama, perempuan Kota Bandung akan mendapat kemajuan”, tegasnya seraya bersyukur, di Kota Bandung telah terbentuk P2TP2 yang dapat melakukan perlindungan terhadap perempuan korban kekerasan. Untuk meningkatkan kinerja, dikatakan Hj Nani, P2TP2 sangat memerlukan dukungan semua pihak termasuk pengusaha, terutama dalam pengadaan perangkat lunak maupun kerasnya termasuk anggaran. Karena tanpa semua itu, operasional P2TP2 akan sulit meningkatkan kinerjanya. Walikota Bandung H Dada Rosada SH, MSi mengatakan, tindak kekerasan dalam rumahtangga, bisa disebabkan berbagai persoalan. Inti masalahnya, karena sudah tidak adanya keharmonisan diantara anggota keluarga. “Kalau rasa kasih sayang, saling mengerti, percaya dan saling menghargai tetap terpelihara diantara anggota keluarga, maka kekerasan dalam rumahtangga tidak akan terjadi”, tandasnya. Karena meski suami pulang malam, bila istrinya percaya dan mengerti serta menghargai, suaminya pulang malam, karena melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, keharmonisan rumahtangga akan tetap terpelihara. Sebaliknya suami sebagai pemimpin rumahtangga, harus memberikan keteladanan yang baik. Kepada PeTP2, walikota minta untuk tidak surut semangat disebabkan alasan dana, tapi yang terpenting tunjukan dahulu kinerjanya yang baik dan dapat dimengerti masyarakat. Sedangkan keluhan mengenai kantor kesekretariatan, dijanjikan, ke depan dapat menempati bekas kantor PKK Kota Bandung. Karena Pemkot Bandung, Januari 2007, akan meresmikan Kantor PKK yang baru, yang menurutnya kantor PKK termegah di Jawa barat. Ketua P2TP 2 Dra Hj Tini Rahay mengatakan, institusi ini pada April 2004 telah menagani 32 kasus kekerasan terhadap perempuan dan di Tahun 2005 sebanyak 42 kasus, sedangkan Tahun 2006 sampai dengan Desmber ini, mengalami peningkatan yaitu sebanyak 52 kasus, meliputi kekerasan terhadap istri 67 % , kekerasan dalam keluarga 6 %, terhadap perempuan (6%), anak (6 %), selebihnya kekerasan alasan ekonomi. Klasifikasi alasan tindak kekerasan, disebutkan Tini, yaitu 35 % alasan selingkuh, selebihnya karena alasan ekonomi, pelecehan dlsb.. Untuk itu P2TP2 telah melakukan upaya-upaya, diantaranya pelatihan keluarga bahagia, keluarga sakinah, penyuluhan menghindari tindak kekerasan, penanganan bantuan dan konsultasi hukum, serta perawatan seuai kebutuhan korban. (www.bandung.go.id)