Jasmara Seni Budaya di eks Wilayah Ujungberung

Kawasan Bandung Timur – Ujungberung, selain memiliki areal pertanian yang cukup luas, ternyata mempunyai potensi seni budaya terbesar di Kota Bandung. Dinas P

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Jasmara Seni Budaya di eks Wilayah Ujungberung
Jasmara Seni Budaya di eks Wilayah Ujungberung

Kawasan Bandung Timur – Ujungberung, selain memiliki areal pertanian yang cukup luas, ternyata mempunyai potensi seni budaya terbesar di Kota Bandung. Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Bandung mencatat, di eks Wilayah Ujungberung yang meliputi kecamatan Ciacadas, Ujungberung dan Cibiru, terdapat 154 lingkung seni, 29 jenis kesenian tradisional serta 3.221 seniman dan budayawan. Karenanya kebijakan untuk membangun padepokan seni dan menjadikan kawasan ini sebagai pusat kegiatan agrowisata, seni dan budaya adalah keputusan yang tepat. “Bandung kota seni dan budaya, tidak salah kalau saya mengatakan, sentralnya adalah Bandung Timur. Potensi seni, seniman dan budayawan di kawasan ini banyak sekali. – Karenanaya keputusan Pemerintah Kota menjadikan kawasan Bandung Timur – Ujungberung sebagai Pusat kegiatan seni dan budaya adalah tepat. ”, ungkap Walikota Bandung H Dada Rosada SH, MSi dalam acara Jaring Aspirasi dan Partisipasi Masyarakat (Jasmara) bidang Seni Budaya, di Alun-Alun Ujungberung, Jalan Jendral AH Nasution, Rabu (27/12/06). Tanpa mengurangi perghargaannya terhadap potensi daerah lainnya di Kota Bandung, Bandung kota Seni dan Budaya Tahun 2008, dikatakan walikota, akan diawali dengan memberikan bantuan lahan seluas 10 Ha di kawasan Bandung Timur ini. Lahan ini nantinya, bisa dimanfaatkan sebagai tempat latihan maupun pagelaran yang akan dikelola secara bersama-sama para seniman dan budayawan. “Karena itu, Saya minta kepada jajaran DPRD Kota Bandung untuk menyetujui, apa yang diminta bapak-bapak kepada kami, tentang tempat untuk pagelaran, padepokan dan tempat latihan. – Lahan sepuluh hektar ini cukup luas, bisa pada satu atau lebih dari dua lokasi. Konsepnya seperti apa, silahkan dari masyarakat seni dan budaya, -- asal ulah pada ribut”, ucap walikota. Untuk mewujudkan Bandung menjadi kota seni dan budaya di Tahun 2008, ditegaskan walikota, sangat perlu adanya sinergitas, kesatuan pehaman dan gerak dari seluruh stakeholder. Masing-masing pihak harus tahu apa yang menjadi tugas pokok, fungsi dan perannya. Menurutnya, selain seniman dan budayawan harus bangkit meningkatkan kreasi seninya, Pemerintah dan DPRD memberikan perlindungan dan dukungan anggaran termasuk fasilitisasi promosi dan pagelaran kesenian. Demikian pula dengan kelompok usaha kepariwisataan baik PHRI, Arsita, biro perjalanan dan lembaga pendidikan kepariwisataan memberi kesempatan seniman dan budayawan untuk bisa menampilkan kesenian khas daerah, selain juga apresiasi dari warga Bandung sendiri. Menanggapi pertanyaan seniman dari Kecamatan Cicadas, Uwa Kabul, terkait besarnya perhatian dan dukungan APBD terhadap cabang olahraga khususnya Persib dibanding seni dan budaya, dijelaskan walikota, karena kebanggaan kolektif warga Bandung masih terfokus pada Persib. Tapi tidak mustahil jika seni dan budaya menjadi kebanggaan kolektif seperti Persib, perhatian dan dukungan APBD akan sama besar. Ketua DPRD Kota Bandung H Husni Muttaqien mengemukakan, dari dialog interaktif jasmara tersebut, dirinya menangkap 4 hal yang diinginkan seniman dan budayawan, sudah dicatat dan sebagai bahan pembahasan di Dewan. Yaitu adanya perhatian khusus walikota dan DPRD, bantuan prasarana dan sarana, peningkatan infrastruktur dan fasilitasi. Husni juga minta keseriusan Dinas Pariwisata, agar kegiatan Jasmara Seni Budaya sebagai upaya jemput bola, dimanfaatkan seluas-luasnya untuk menjaring aspirasi dari komunitas seni dan budaya. Sehingga dalam perumusan kebijakan dan geraknya, terwujud sinergitas dan kesatuan pemahaman dianatara seluruh stakeholder. “Kalau programnya jelas, DPRD pasti akan mendukung. Namun idealnya, sebelum disetujui Dewan, -- agar lebih focus, harus ada kesepahaman, apa dulu yang akan dijadikan prioritas dalam pengembangan seni budaya ini”, tandasnya. (www.bandung.go.id)