Launching Implementasi Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup

Untuk menunjang suksesnya program penyelamatan lingkungan hidup, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, selain telah mencanangkan Bandung Hijau 2006 dengan tertananm

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Launching Implementasi Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup
Launching Implementasi Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup

Untuk menunjang suksesnya program penyelamatan lingkungan hidup, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, selain telah mencanangkan Bandung Hijau 2006 dengan tertananmnya sejuta pohon, kembali mempertegas komitmennya dengan menerapkan pendidikan lingkungan hidup sebagai muatan lokal di semua jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, SLTP, dan SLTA.  Sedangkan dalam hal pengadaan bibit tanaman bantuan masyarakat, Pemkot akan berupaya menyediakan dan menggratiskan melalui pendanaan APBD, termasuk membeli produk komposit hasil daur ulang sampah dari gerakan Reduce, Reuse dan Recycle (3R), dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

 “Bobot mulok PLH ini, harus lebih menekankan pada aspek praktikal daripada materi, dengan proporsi 40 % teori dan 60 % praktik untuk jenjang pendidikan TK/RA dan SD/NI. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK, 30 % teori dan 70 % praktik. -- Dilaksanakan mulai semester II Tahun Ajaran 2006/2007”, tandas walikota, dalam acara Launching pemberlakuan Muatan Lokal (Mulok) Pendidikan Lingkungan Hidup oleh Gubernur Jawa Barat, Drs H Danny Setiawan MSi, di Plaza Monumen Bandung Lautan Api Taman Tegallega Bandung, Kamis (11/01/07). Ditandai penekanan tombol pembuka slubung dan penanaman pohon di kawasan Taman Hutan Tegallega.

Selanjutnya dikatakan Walikota, penerapan kirikulum mulok PLH bagi semua jenjang sekolah, adalah sebuah gagasan yang telah menempuh serangkaian proses panjang, sejak dilakukannya Konvensi Lingkungan Hidup Pelajar di Tahun 2004. Selain untuk merespon kondisi alam dan lingkungan hidup Kota Bandung yang sudah tergdegradasi, mulok PLH adalah suatu kebutuhan untuk mendongkrak mutu kehidupan masyarakat yang sadar dan berwawasan lingkungan.

“Hal ini dilatarbelakangi oleh kesadaran, bahwa tanpa dilandasi lingkungan hidup yang berkualitas, Kota Bandung tidak akan mampu mendorong produktifitas masyarakatnya”, tandasnya. Betapa tidak, karena menurutnya, dengan besaran penduduk 2,5 juta dan luas wilayah sekira 16 ribu hektar, telah banyak terbangun untuk berbagai kepentingan dan berbagai fasilitas, yang mengakibatkan beban alam sangat berat dan tidak seimbang lagi.

“Realita ini mendudukan, segala impian pembangunan di bidang lingkungan hidup, benar-benar ditungguan ku seeng nyengsreng. Dalam pengertian, tindakan dan upaya hari ini, untuk kepentingan hari ini serta merupakan modal menuju hari depan yang lebih baik. -- Jika tidak, masyarakat Kota Bandung akan ketinggalan segala-galanya”, ungkapnya.

Untuk itulah, menurutnya juga, kurikulum mulok PLH yang berisi pendidikan gerakan pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pengawasan lingkungan hidup (GP4LH), diperuntukan bagi memenuhi upaya mewujudkan Bandung Bermartabat, yang rakyatnya memiliki rasa untuk memelihara dan melestarikan alam. “Sabab ajen manusa, baris luhung lamun hirupna bisa ngajenan alam”, ungkapnya.

Walikota bersyukur, sejak 3 tahun terakhir, masyarakat dan pemerintah Kota Bandung, termasuk Gubernur Jawa Barat, telah memiliki komitmen kuat dalam pembangunan lingkungan hidup, sehingga membuahkan hasil yang cukup membanggakan. “Jika saat ini di dunia terdapat beberapa keajaiban dunia, maka saat ini Kota Bandung memiliki perbendaharaan 5 keajaiban kota. Yaitu, pertama revitalisasi Taman Tegallega menjadi Taman Asia Afrkika, alih fungsi 5 area eks SPBU menjadi taman kota Kedua, alih fungsi bekas lahan TPA Cicabe dan Pasirimpun menjadi taman hutan kota. Ketiga, penerapan kurikulum Mulok PLH yang mungkin pertama kali di Indonesia dan kelima, pembangunan pabrik pengolahan sampah yang peletakkan batu pertamanya diharapkan dapat dilaksanakan Maret 2007.    

Terkait kegiatan ini, Gubernur Jawa Barat menilai, apa yang dilakukan Kota Bandung, patut  untuk dicontoh daerah-daerah lainnya. Gubernur juga memerintahkan Kepala Dinas Pemdidikan Provinsi Jabar, Drs Dadang Dally, untuk mengeneralisirnya keseluruh Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota se Jawa Barat, agar mulok PLH dapat juga diterapkan di daerahnya masing-masing.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Drs Odji Mahrodji mengatakan, kurikulum muatan local (mulok) pendidikan lingkungan hidup (PLH), sesuai Peraturan Walikota Nomor 031 Tahun 2007, tanggal 10 Januari 2007, bertujuan untuk menanamkan pembiasaan dan sikap apresiatif peserta didik untuk ramah dan arif terhadap lingkungan hidup sekitarnya, dan memiliki kompetensi untuk memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. “Penetapan pendidikan lingkungan hidup sebagai mata pelajaran muatan lokal, dimaksudkan sebagai upaya sistematis dan berkesinambungan, khususnya untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, sikap dan ketrampilan peserta didik, yang diharapkan dapat tercermin dalam perilaku kesehariannya”, jelasnya. (www.bandung.go.id)