Evaluasi Gerakan Penghijauan Kota Menuju Bandung Hijau

Sejak dicanangkan program penghijauan di Kota Bandung tahun 2003 hingga tahun 2005 Pemerintah Kota Bandung telah melakukan penanaman pohon sekira 210.916 pohon

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:32
Evaluasi Gerakan Penghijauan Kota Menuju Bandung Hijau
Evaluasi Gerakan Penghijauan Kota Menuju Bandung Hijau

Sejak dicanangkan program penghijauan di Kota Bandung tahun 2003 hingga tahun 2005 Pemerintah Kota Bandung telah melakukan penanaman pohon sekira 210.916 pohon pelindung dan produksi, bersumber dari APBD I dan ABD II. Sedangkan jumlah pohon yang ditanam sebelum tahun 2003 sekira 640.000 pohon. Artinya sampai tahun 2006 di Kota Bandung telah tertanam 850.916 pohon atau sekira  85 %  dari rencana penanaman  sejuta pohon.

Hal tersebut disampaikan  Kepala Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Lembaga Penelitian  (PPSA-LLP) Universitas Pakjajaran (Unpad) Prof. Oekan Abdullah MA, Ph.D, pada Evaluasi pelaksanaan Gerakan penghijauan Kota Menuju Bandung Hijau 2006, di Pendopo Jl, Dalem Kaum Bandung, Selasa (16/1/07). Dihadiri Walikota Bandung H. Dada Rosada, SH. MSi, anggota DPRD, Ade Kusyanto, sejumlah pajabat public Kota Bandung dan para camat.

Menurut Oekan, dari 85 % pohon yang telah tertanam sedikit data informasi yang ,menjelaskan proporsi keberhasilan tumbuhnya, hal ini karena target dari program adalah jumlah penanaman bukan kualitas dari hasil penanaman. Dicontohkan Oekan dari sekira 16.795 pohon, tercatat 3.639 pohon (21,2 %) diantaranya mati dengan penyebab kematian tidak jelas.

Selanjutnya dikatakan Oekan dari data gerakan rehabilitasi lahan (Gerhan) yang dilakukan tahun 2004, proporsi jumlah tanaman penyulam dialokasikan sekira 10 % dari total pohon yang ditanam dan data gerakan rehabilitasi lahan kritis (GRLK) 2005 jumlah tanaman yang mati sekira 1.709 (37,9%) dari 4.500 pohon yang ditanam. Sehingga apabila dilihat dari nilai rata-rata jumlah pohon yang mati di tiga kegiatan program tersebut, kematian pohon berkisar antara 10 % - 40 %.

Berdasarkan tingkat keberhasilan tumbuhnya pohon yang ditanam sejak 2003 mencapai lebih dari 50%,  Oekan menilai kegiatan penghijauan yang dilaksanakan di Kota Bandung cukup baik

Sedangkan berdasarkan harga satuan bibit pohon penghijauan yang berkisar antara Rp.24.000 – Rp.54.500 per batang, dimana bibit tanaman produktif berkisar antara Rp.17.500 – Rp.22.400 per batang, dapat diasumsikan kualitas bibit yang ditanam adalah baik.

Namun kenyataan adanya bibit yang mati setelah ditanam, mengindikasikan adanya berbagai kendala di lapangan, yang kemungkinan besar berkaitan dengan masalah teknik penanaman dan pemeliharaan pasca tanam.

Untuk meningkatkan dampak positif penghijauan terhadap pemulihan kualitas lingkungan, Oekan merekomendasikan, agar pemilihan jenis pohon yang ditanam harus disesuaikan dengan tujuan yang spesifik. Contohnya untuk tujuan menciptakan iklim mikro yang sejuk, jenis pohon yang dipilih adalah yang memiliki tajuk luas dan rapat seperti pohon Tanjung dan Kihujan.

Sedangkan untuk meingkatkan pencapaian tujuan, perlu dilakukan pemantauan secara periodik. Pemantauan harus dilakukan minimal mencakup hal-hal seperti kondisi pertumbuhan tanaman, macam dan intensitas gangguan, serangan hama dan penyakit, gangguan yang disebabkan oleh pertumbuhan pohon terhadap lingkungan sekitarnya.

Untuk meningkatkan dampak positif dari aspek sosial dalam kegiatan penghijauan menurut Oekan perlu dilakukan pelibatan masyarakat secara lebih luas dalam penyediaan bibit dan dalam pemeliharaan tanaman.

Oekan berpendapat, adanya partisiasi masyarakat dalam gerakan penghijauan di Kota Bandung merupakan hal yang sangat penting, Karenanya perlu dibina terus untuk dijadikan sebagai modal dalam melanjutkan program di masa mendatang. “Berdasarkan pengalaman di banyak negara maju, peran masyarakat dalam penghijauan kota telah mampu mengambil alih peran yang selama ini dilakukan pemerintah, khususnya dalam penyediaan dana penghijauan “ ujar Oekan. (www.bandung.go.id)