News

Wakil Walikota Bandung Tandatangani MoU Program Gerakan menuju 100 Smart City

Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial menghadiri Launching Program Gerakan Menuju 100 Smart City sekaligus turut menandatangani Nota Kesepakatan Bersama ( MoU)

Miftah Tuesday, 23 May 2017 08:11
Wakil Walikota Bandung Tandatangani MoU Program Gerakan menuju 100 Smart City
Wakil Walikota Bandung Tandatangani MoU Program Gerakan menuju 100 Smart City

Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial menghadiri Launching Program Gerakan Menuju 100 Smart City sekaligus turut menandatangani Nota Kesepakatan Bersama ( MoU) antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan 25 (dua puluh lima) Kota KabupatenTerpilih 2017, di Hotel Four Point Sheraton Makasar, Senin (22/05/2017).

Kegiatan dihadiri Direktur Jenderal (Dirjen) Bina pembangunan daerah Kemendagri Diah Indrajati, Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo Samuel Abrijani Pangerapan, Wali kota Makassar Dani Pomanto, dan para wali kota serta bupati  se Indonesia. Oded hadir mewakili Wali kota Bandung dan didampingi oleh Sekretaris Diskominfo Kota bandung beserta jajaran dan Bagian Humas Setda Kota Bandung.

Pemerintah Kota Bandung terpilih sebagai salah satu dari 25 Kota/Kabupaten di Indonesia yang dinyatakan Lulus Assessment Gerakan Menuju 100 Smartcity, yang diselenggarakan Dirjen Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PAN & RB, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PU & PR, Kantor Staf Presiden dan Kompas Gramedia.

Assessment yang dilakukan berdasarkan beberapa indikator yaitu Kemampuan Keuangan Daerah, Indeks Kota Hijau oleh Kementerian PUPR, Indeks Kinerja Pemerintah Daerah dari Kemendagri, dan Indeks Kota Berkelanjutan (khusus kota) dari Bappenas oleh 20 (dua puluh) assesor yang terdiri dari para akademisi, pemerintahan, dan praktisi TI.

Usai penandatanganan MoU, Oded bersama 4 (empat) kepala daerah lainnya menjadi pembicara pada segmen 'Tantangan, Implementasi dan Kisah Sukses dalam Pengembangan Smart City di Indonesia. Oded menjelaskan bahwa Bandung dibangun atas 3 (tiga) prinsip yaitu desentralisasi, kolaborasi dan inovasi.

Dengan prinsip itu pula berbagai inovasi dilakukan untuk mendukung kelancaran pelayanan masyarakat (public services), memaksimalkan kinerja aparatur Pemkot dan mendukung fungsi pemkot sebagai regulator. "Kita berusaha membangun bandung smart city di berbagai aspek diantaranya smart government melalui aplikasi bansos, membangun infrastruktur, bandung smart government melalui e_musrenbang, SILAKIP, bandung smart goverment melalui Lapor!, Bandung smart ekonomi melalui kredit melati,  dan lain sebagainya".

Ditambahkan Oded bahwa seluruh usaha tersebut tidak lain untuk meningktkan kesejahteraan dan indeks kebahagiaan warga kota bandung.

Ia juga menanggapi positif diselenggarakannya gerakan menuju 100 smart city sebagai sarana berbagi dan mengembangkan implementasi smart city di daerah masing-masing sesuai dengan potensi dan kondisi kebutuhan daerahnya. Dan smua itu hanya akan bisa berhasil jika dilaksanakan dengan semangat kolaborasi, bukan kompetisi," tandas Oded.

Sementara itu Menkominfo dalam sambutannya yang dibacakan Dirjen Aptika Kemkominfo Samuel,  mengatakan bahwa smart city bukan lagi pilihan tetapi merupakan keniscayaan karena seluruh dunia sdh menuju smart city. Dan saat ini yang diperlukan adalah implementasinya di setiap daerah.

Tujuan smart city bukanlah bagaimana kota kabupaten membeli teknologi dan perlengkapannya, tetapi pemerintah harus memiliki strategi yg nilai tambahnya bs diaplikasikan bagi kemajuan pelayanan.

"Smart city harus diperkuat dengan adanya perubahan mindset aparatur, proses bisnis untuk percepatan dlm pelayanan, dan komitmen untuk mengembangkan smart city yang berkelanjutan dlm jangka panjang," papar menteri.

Selain itu, harus punya strategi agar seluruh kota dan kabupaten d indonesia bs melaksanakan "Karena itu salah satu variabel yang dipersiapkan adalah kemampuan keuangan daerah".

Sementara itu, Mendagri Cahyo dalam paparannya yang disampaikan Diah Indrajati menyampaikan ada beberapa yg menjadi catatan yaitu pembangunan smart city harus dikembangkan sesuai potensi dan kebutuhan daerah masing2. Selain itu perlunya menumbuhkan hubungan kerjasama yang baik di kalangan pemerintah kota dan kab dengan pusat.

"Oleh karena itu melalui gerakan ini pemerintah kota dan kabupaten akan mendapatkan bimbingan dari tim ahli yang akan membantu meletakkan aspek-aspek fundamental dalam smart city".

Pada tahun pertama ini dipilih 25 kota kabupaten, selanjutnya dalam 2 (dua) tahun ke depan, ditargetkan 75 kota dan kabupaten lainnya, sehingga di tahun 2019 diharapkan akan terbentuk 100 kota kabupaten yang memiliki pondasi kuat untuk menjadi smart city. ***