Sekda Kota Bandung : Pembangunan Pusat Primer Gedebage dan PLTS Harus Dipahami Menyeluruh

Demo sebagian warga yang menolak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) Gedebage, sebenarnya adalah juga bagian dari tanggungjawab masyarakat, untu

Sysadmin Saturday, 13 August 2016 09:32
Sekda Kota Bandung : Pembangunan Pusat Primer Gedebage dan PLTS Harus Dipahami Menyeluruh
Sekda Kota Bandung : Pembangunan Pusat Primer Gedebage dan PLTS Harus Dipahami Menyeluruh

Demo sebagian warga yang menolak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) Gedebage, sebenarnya adalah juga bagian dari tanggungjawab masyarakat, untuk mengetahui apa yang akan dibangun, teknologi apa yang digunakan serta bagaimana analisis dampak lingkungannya.

“Penolakan jangan dianggap sebagai tindakan tidak tanggungjawab. Ini juga bagian dari partisipasi mereka. -- Pembangunan mana di Republik ini yang tidak ada penolakan†kata Sekda Kota Bandung DR H Edi Siswadi MSi saat ditanya tanggapannya terhadap demo yang menolak PLTS, usai ziarah rombongan ke TMP Cikutra dalam rangka peringatan ke 61 Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA), Jumat (23/3/07).

Dalam menghadapi situasi ini, meneurutnya yang terpenting adalah setiap pembangunan apapun, pemerintah harus lebih terbuka menjelaskan, manfaat dan keuntungan apa bagi masyarakat sekitar. Jangan sampai msyarakat, menjadi sebuah obyek pembangunan apapun. Mereka harus berpartisipasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan juga bisa menyelesaiakan ekonomi dan ketenaga kerjaaan masyarakat sekitar lokasi. “Kalau investasinya social dulu, saya kira masyarakat banyak mendukung, dan kita ingin meyakinkan ituâ€, kata Sekda.

Berbicara pembangunan tentang Gedebage ini, menurutnya, tidak bisa parsial tapi harus secara keseluruhan, bagaimana Gedebage ditata sebagai alternative pusat pertumbuhan baru. “Infrastrukturnya ditata, lingkungannya ditata termasuk adanya aktifitas bisnis, --  kan yang untung mereka juga. -- Jadi kalau ada penolakan, karena mungkin mereka melihatnya hanya satu segmen saja, belum melihat secara keseluruhanâ€, ungkap Sekda.

Lebih lanjut dikatakan sekda, Pemkot Bandung sebenarnya ingin merespon secara cepat terhadap berbagai persoalan. Tidak hanya masalah sampah, angkutam penerangan jalan umum, bahkan untuk merespon tuntutan percepatan pembangunan Gedebage. “ Karena itu adanya workshop tentang kelembagaan, mekanisme pembiayaan maupun tentang konsep multyurse nya. Dimaksudkan supaya tidak salah langkah. Karena untuk sekarang, niat baik saja, belum cukup kalau tidak diimbangi dengan ketaatan aturan “ungkapnya.

Pemkot Bandung, juga ingin semua kebutuhan masyarakat terpenuhi secara cepat, meski kemampuan dana terbatas.  Karena itu dilakukan sharing dengan swasta yang mempunyai kemampuan teknis maupun kemampuan financial, untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Diproses secara terbuka dan trasparan, sehingga akan membuat kenyamanan, tidak hanya bagi para pengambil kebijakan, tapi juga pelaksana termasuk masyarakat juga akan merasa puas.

Terkait dengan pelayanan sampah, Sekda menuturkan, kalau berdasarkan program rutin dengan kemampuan dana yang ada, untuk memenuhi kebutuhan 140 truk angkutan sampah, jika tidak menggandeng peran swasta, Pemkot Bandung akan konvesional dan tidak bisa melakukan percepatan dan tidak ada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Yang penting sekarang, bagaimana sector lainnya yaitu sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur terpenuhi, tapi kebutuhan prioritas bisa sekaligus diadakan, -- itukan harus kerjasama dengan swastaâ€, jelas Sekda.

Sementara itu, terkait dengan adanya pendapat kawasan Gedebage rentan gempa, menurut Sekda, hal ini mengisyaratkan, agar pembangunan infrastruktur menggunakan teknologi yang tepat. “Itu early warning bagus, supaya teknologinya pas supaya bisa memperkecil resiko gempa itu. Bukan berarti tidak boleh membangun stadionâ€, kata Sekda. (www.bandung.go.id)