Wali Kota Bandung, H Dada Rosada Peralatan Penyaring Sampah Otomatis (ME-H) ”Trush Rake” Sungai Cibeunying Cordon Bandung Kidul

<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman;

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:35
Wali Kota Bandung, H Dada Rosada Peralatan Penyaring Sampah Otomatis  (ME-H) ”Trush Rake” Sungai Cibeunying Cordon Bandung Kidul
Wali Kota Bandung, H Dada Rosada Peralatan Penyaring Sampah Otomatis (ME-H) ”Trush Rake” Sungai Cibeunying Cordon Bandung Kidul

Keberadaan sungai sebagai fungsi penggelontoran maupun irigasi (pengairan), kondisi umum saat ini, bisa dikatakan cukup memprihatinkan. Kondisi ini lebih disebabkan perilaku masyarakat, yang menganggap sungai adalah tempat pembuangan sampah yang ideal. Akibatnya, hampir semua kota-kota besar di Indonesia tidak kecuali Kota Bandung, tidak satupun sungai yang bebas dari tumpukan sampah.

Berkaitan dengan ini, Wali Kota Bandung, H Dada Rosada, SH, MSi, didampingi Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBM-Air), Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) dan Dirut PD Kebersihan Kota Bandung, meninjau sistem  peralatan penyaring sampah otomatis Mekanikal-Elektrikal Hydraulic (ME-H) “Trush Rake”, di Sungai Cibeunying-Kordon Jalan Terusan Buahbatu Kecamatan Bandung Kidul Bandung, Sabtu (13/12/08).

 Trush Rake ME-H dituturkan, Aim EfRaim selaku konsultan supervisi, PT Silcon Enginering,  sangat efektif untuk menyaring sekaligus mengangkat sampah-sampah yang mengalir di sungai pengendalian banjir, saluran drainase perkotaan, pengolahan air minum, irigasi dan power plant.

Seluruh sampah yang terbawa dan tercampur dengan air, dikatakannya, akan tersaring oleh Bar Screen yang memiliki jarak antara 5 s.d 500 mm sesuai dengan jenis sampah yang akan disaring. Bar screen ini akan terpasang hingga ke dasar sungai 100 mm. Hal ini bertujuan untuk menyaring sampah-sampah yang tidak muncul kepermukaan, namun mengalir didasar saluran.

”Seluruh sampah yang tersaring pada Bar Screen, akan diangkat oleh Rake and Arm yang dimiliki sistem ini, selanjutnya diangkat ke permukaan saluran dan dimasukkan ke dalam conveyor horizontal untuk kemudian meneruskannya ke bak penampungan sampah atau container bak truk yang telah disediakan,” jelasnya.

Sistem penyaring sampah ini secara otomatis akan bergerak ke kiri dan ke kanan  saluran untuk mengangkut sampah yang tersaring pada Bar Screen. Rake dan Arm juga akan secara otomatis turun dan mengambil sampah hingga ke dasar saluran dan kemudian naik membuang sampah ke conveyor. Namun demikian operasi secara manual juga dapat dilakukan.

Turman Sitinjak dari PT Asiana perwakilan Jawa Barat mengatakan, teknologi yang diterapkan peralatan sistem ini, cukup sederhana namun berfungsi sangat efisien. Dalam kondisi terburuk sekalipun, bila listrik padam dan generator pembantu juga tidak berfungsi, maka sistem ini masih bisa difungsikan dengan menggunakan tenaga manusia untuk mengangkat sampah-sampah yang tersaring pada bar screen.

Metode kerja sistem peralatan ini, djelaskan Turman, adalah memadukan tenaga manusia dengan sistem kerja forklif yang biasa digunakan untuk menyatukan teknologi mekanikal. Elektrikal hydraulic. Perpaduan teknologi inilah yang berhasil dikembangkan oleh anak bangsa dalam menciptakan penyaring sampah yang sangat handal dan berfungsi sempurna.

Operasi dari sistem ME-H sepenuhnya dikoordinasikan oleh alat kontrol panel. Pada saat kapan unit ME-H bergerak ke kiri dan ke kanan saluran, dan pada saat kapan lengan dan garukannya turun hingga ke dasar saluran untuk mengangkut sampah-sampah yang terjaring pada Bar Screen. Kontrol panel ini juga akan memberikan informasi awal bila terjadi masalah dengan sistem penyaring sampah ini. Misalnya, bila mesin hydraulic over load, over temperatur, atau sistem operasinya tidak sesuai lagi dengan settingan awal.

Sistem peralatan ini mampu mengangkat beban antara 100 s.d 1.000 kg atau kubikasi 1 m3 setiap turun ke dasar saluran. Dalam 2 menit akan mampu mengangkat antara 0,5 m3 hingga 1 m3 tergantung jumlah sampah yang terjaring pada bar screen.

Secanggih apapun peralatan ini demikian dikatakan Kepala DBM Air, Ir Rusjaf Adimenggala, tidak akan efektif dan banyak memberikan manfaat jika perilaku masyarakat masih menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah ideal. ” Peralatan ini sudah bisa beroperasi Januari 2009.  Di Kota Bandung sendiri, selain di Sungai Cibeunying, juga dibangun di Sungai Citepus. -- Kita harapkan bangunan monumental peralatan ini, akan memberikan motivasi dan menyadarkan masyarakat untuk menghentikan kebiasaan membuang sampah ke sungai,”ujarnya.

Keberadaan sungai di lingkungan kota, dikatakan wali kota, tidak saja harus berfungsi sebagai penggelontoran aliran air, tapi juga diharapkan memberikan nilai tambah. Sungai juga harus memberikan kontribusi terhadap estetika kota. Kanan kiri sungai harus ditata, ditanami tanaman penghijauan maupun produktif. Dirinya menitipkan kepada camat setempat, untuk melakukan pengawasan sekaligus menertibkan bangunan liar yang dibangun diatas lahan DBM-Air. ”Saya harapkan, penyempurnaan pengerjaannya bisa lebih dipercepat, sehingga jika hujan tiba sampah menumpuk terjaring, air tidak mengalir dan menimbulkan banjir. Ini tidak boleh terjadi,” tandasnya.

KEPALA BADAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

 

BULGAN ALAMIN