Pelantikan Forum RW Kelurahan se Kec Bojongloa Kaler

Menjadikan Kota Bandung sebagai tujuan wisata tidak cukup dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur seperti padepokan-padepokan seni maupun memperbanyak pem

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:33
Pelantikan Forum RW Kelurahan se Kec Bojongloa Kaler
Pelantikan Forum RW Kelurahan se Kec Bojongloa Kaler

Menjadikan Kota Bandung sebagai tujuan wisata tidak cukup dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur seperti padepokan-padepokan seni maupun memperbanyak pementasan seni dan budaya. Lebih dari itu dan tidak kalah pentingnya, adalah tersedianya aneka jenis makanan khas tradisional Bandung.

Kota Bandung memang cukup terkenal dengan wisata kuliner. Bahkan jika  mendengar makanan Batagor, Serabi, Cimol, Cilok, Colenak, Bajigur, Bandrek, pikirannya langsung ke Kota bandung termasuk Sate Hadori.

Berkaitan dengan ini, Walikota Bandung, H Dada Rosada SH, MSi berencana akan mengembangkan pusat pusat wisata kuliner di kota Bandung. “Saya minta Dinas Pariwisata dan dinas terkait, untuk menggali potensi aneka jenis makanan khas Bandung. Jika perlu adakan lomba, seperti lomba minuman tradisional Bajigur termasuk makanan pendampingnya, diantaranya kulub suuk, kacang tanah, kacang bulu, jagong, sampeu atawa taleus. -- Untuk peserta, terutama modalnya tidak perlu dari APBD, minta saja kepada saya. Hasilnya akan kita kembangkan di Padepokan Seni ini sebagai pusat makanan Bajigurâ€, ucap walikota.

Wisata kuliner ini, selain yang sudah ada sekarang, seperti makanan serabi di Jalan Setiabudi, Batagor Ihsan di Bojongloa dan Batagor Riri di Malabar, Sate Hadori di Stasion Bandung dan Baso Panghegar di Jalan Holis, Walikota mengharapkan di setiap padepokan-padepokan, selain pementasan seni dan budaya, juga disajikan jajanan-jajanan tradisional yang nyaris punah.

“Dengan telah terbentuknya forum RW di Kecamatan Bojongloa Kaler, menyusul kemudian Kecamatan Cibeunying Kaler, saya yakin akan menjadi kekuatan yang mampu mengakomodasikan potensi dan kreatifitas masyarakat. Karena bagaimanapun, RW adalah simpul pelayanan pemerintahan  dan kemasyarakatanan yang harus semakin berdayagunaâ€, ucap walikota.

Melalui Forum RW, walikota percaya, akan terjadi suatu akselarasi pembangunan di Kota Bandung termasuk pencapaian target 7 Program Strategis dan 5 Gerakan Lingkungan Hidup di Kota Bandung, sehingga Bandung Kota Jasa bermartabat dapat terwujud.

 

Referendum PLTSa.

Berkaitan dengan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), dikatakan walikota, kebijakan ini merupakan solusi terbaik. Bahkan bekerjasama dengan ITB telah dilakukan tinjauan aspek legalnya termauk fisibility Study (Studi Kelayakan) nya pun telah selesai, tinggal analisa dampak lingkungannya.

Untuk mewujudkan PLTSa ini, perlunya pemahaman dan persepsi yang sejalan, antara Pemerintah Kota Bandung dan warganya. Teknologi yang akan diterapkan dan dibangun di kawasan gedebage, ditegaskan walikota adalah teknologi maju dan ramah lingkungan. Namun Jika saat ini masih ada sebagian kecil masyarakat yang menolak, dirinya mengajak untuk berdialog.

“Saya tanya pendapat bapak-bapak dan ibu-ibu, setuju tidak kalau PLTSa Gedebage diwujudkanâ€â€, tanaya walikota yang dijawab setuju secara serentak warga yang hadir.

Melihat kenyataan ini, walikota bersyukur sekaligus menyatakan bahwa meminta pendapat mengenai setuju dan tidak setuju tersebut, hakekatnya merupakam referendum gratis. Hal menurutnya, merupakan modal dasar yang besar untuk dirinya terus memperjuangkan terwujudnya PLTSa di Kota Bandung. Karena penanganan sampah dengan sistem sanitarian landfill, selain memerlukan lahan yang luas dan lokasinya yang sulit dijadikan tempat pembuangan akhir (TPA), sistem ini beresiko cukup tinggi.