Walikota Bandung Bangun Pusat Kesenian

Pemkot Bandung berencana membangun pusat kesenian di atas areal tanah seluas 20 hektare. Rencana ini, sebagai upaya untuk mengembangkan seni dan budaya, khusus

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:31
Walikota Bandung Bangun Pusat Kesenian
Walikota Bandung Bangun Pusat Kesenian

Pemkot Bandung berencana membangun pusat kesenian di atas areal tanah seluas 20 hektare. Rencana ini, sebagai upaya untuk mengembangkan seni dan budaya, khususnya budaya Sunda. Hal itu dikemukakan Wali Kota Bandung, Dada Rosada, saat menghadiri syukur

Di sana nanti akan dibangun pusat kesenian. Insya Allah rencana itu bisa direalisasikan pada tahun 2008. Pada saat ini Pemkot Bandung baru bisa menganggarkan dana untuk pembangunan seni dan budaya senilai Rp 1 miliar dari APBD," ujar Dada Rosada.

Wali Kota mengemukakan, saat ini eksistensi seni dan budaya Sunda kian hari kian berhadapan dengan arus globalisasi nilai-nilai budaya Barat. "Jika orang Sunda tidak bisa menampilkan jati dirinya maka ia akan lenyap digulung oleh kebudayaan asing. Diakui atau tidak, benturan budaya tengah terjadi di hadapan kita saat ini," paparnya.

Dada menambahkan, berdirinya Caraka Sundanologi hingga berusia 20 tahun patut disambut dan didukung oleh semua pihak. Apalagi, komunitas ini mempunyai tujuan mulia, yakni menumbuhkembangkan generasi muda Sunda yang mencintai kebudayaannya sendiri.

Dada menambahkan, berdirinya Caraka Sundanologi hingga berusia 20 tahun patut disambut dan didukung oleh semua pihak. Apalagi, komunitas ini mempunyai tujuan mulia, yakni menumbuhkembangkan generasi muda Sunda yang mencintai kebudayaannya sendiri.

Ketua Caraka Sundanologi, Adang S. mengatakan, lahirnya komunitas Caraka Sundanologi yang bergerak dalam bidang karang mengarang, seni cianjuran, teater, dan sisindiran, pada dasarnya tidak lepas dari berdirinya Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi) pada tahun 1986 di Bandung.

"Sejak didirikan pada 8 Februari 1986, komunitas Caraka Sundanologi kini sudah berusia 20 tahun. Pada awalnya Caraka Sundanologi bergerak dalam bidang kursus bahasa Sunda dan kursus mengarang dalam bahasa Sunda dengan nara sumber Abdullah Mustappa, Aam Amilia, Eddy D. Iskandar, Usep Romli, M. Hidayat Susanto, dan Duduh Durahman. Dalam perkembangannya kemudian, bukan hanya karang mengarang yang dikembangkan oleh Caraka Sundanologi, tetapi juga kursus tembang cianjuran, teater, dan sisindiran. Semua kursus tersebut mempunyai tujuan sama, yakni ingin menumbuh-kembangkan seni dan budaya Sunda di tatar Sunda," ujarnya.

Pada acara syukuran, selain digelar acara-acara kesenian, seperti tembang, tari, sisindiran, dan dramatisasi puisi, juga diluncurkan buku Kacang Turus Teu Daunan yang memuat sejumlah karya para pengarang Sunda yang terkumpul dalam Komunitas Caraka Sundanologi

Beberapa alumni yang awal-awal kepengarangannya pernah diasah di Caraka Sundanologi antara lain, Acep Zamzam Noor, Budi Rahayu Tamsyah, Rosyid E. Abby, Heri Awie, dan sejumlah penulis lainnya.

Aam Amilia mengatakan, pihaknya menaruh harapan bahwa dunia karang mengarang bisa dikembangkan lagi oleh Caraka Sundanologi, mengingat dewasa ini pengguna bahasa Sunda sebagaimana yang terungkap dalam berbagai forum, mengalami penurunan, khususnya generasi muda.

"Tujuan awal dirikannya Caraka Sundanologi pada waktu itu antara lain ingin menumbuhkan pengarang-pengarang baru dalam bahasa Sunda. Para pengarang ini tidak hanya fasih berbahasa Sunda, tetapi juga mengenal budaya Sunda. Untuk itu, tempat kursus mengarang itu, dulu bersatu dengan kantor Sundanologi yang dipimpin oleh Prof. Dr. Edi S. Ekajati," ujarnya