News

ODED : BANDUNG LAYAK JADI BAROMETER KOTA DIRGANTARA NASIONAL

Bandung Air Show keempat digelar di Pangkalan Udara Husein Sastranegara. Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial beserta jajaran petinggi Pangkalan Udara Husein

Miftah Monday, 13 November 2017 16:11
ODED : BANDUNG LAYAK JADI BAROMETER KOTA DIRGANTARA NASIONAL
ODED : BANDUNG LAYAK JADI BAROMETER KOTA DIRGANTARA NASIONAL

Bandung Air Show keempat digelar di Pangkalan Udara Husein Sastranegara. Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial beserta jajaran petinggi Pangkalan Udara Husein Sastranegara hadir pada acara pembukaan, Kamis (9/11/2017).

Oded yang diketahui pernah berkiprah di dunia dirgantara selama 16 tahun merasa bangga, bahwa dalam rangkaian penutup Hari Jadi ke-207 Kota Bandung sekaligus Hari Pahlawan ini, Bandung Air Show kembali dilaksanakan.

Bandung Air Show merupakan ajang atraksi udara dan eksibisi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI-AU Republik Indonesia yang dikemas dalam bentuk festival. Warga pun bisa menonton atraksi tersebut mulai tanggal 9 -11 November 2017.

Pada ajang tersebut, akan ditampilkan atraksi pesawat Super Tucano dari Skadron21 Lanud Abdurahman Saleh Malang, tim Pegasus yang menggunakan heli Colibri 120 dari Skadron Udara 7 Lanud Kalijati Subang, dan Asia Aero Flying Club.

Pengunjung juga akan langsung menyaksikan pameran pesawat Amphibi (Albatros), CN-235, pesawat N-250, pesawat Teknam dari Bandung Pilot Academy, pesawat dari STPI Curug, dan pesawat Jabiru Rancang Bangun SMKN 12.

Tak hanya itu, alutsista dari PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, Paskhas TNI, Dislitbang TNI AU, Produk Kedirgantaraan; perusahaan jasa penerbangan, aerosport equipment, aero merchandise, sekolah pilot dan pramugari, BUMN/BUMD, serta perusahaan swasta juga akan ditampilkan.

Oded menyatakan bahwa sejarah telah mencatat Kota Bandung dalam bagian dari perkembangan industri penerbangan. Pada tahun 1935, Kota Bandung pernah menjadi tempat pembuatan pesawat terbang Walraven W-2 beregistrasi PK-KKH yang berhasil melintasi langit Eropa. Pesawat tersebut merupakan satu-satunya perwakilan dari Asia yang mendarat di Bandara Schippol, Belanda, pada masa itu.

“Hal itu tentu menjadi kebanggaan bagi Kota Bandung karena kemudian melambungkan nama kota ini ke kancah internasional. Dalam konteks kekinian pun Kota Bandung mencatatkan sejarah dengan menjadi tempat merancang N-219, yakni pesawat perintis non militer pertama berkapasitas 19 orang,” tutur Oded.

PT. Dirgantara Indonesia saat ini tengah merancang pesawat N-219 yang tengah menempuh proses sertifikasi. Jika sertifikat itu telah diterbitkan, lanjut Oded, PT. DI bisa langsung melakukan komersialisasi pesawat tersebut.

“Pada kesempatan yang baik ini, marilah sama-sama kita doakan agar semua proses sertifikasi N-219 ini dapat berjalan lancar. Dengan begitu, akan tercatatkan dalam buku sejarah bangsa Indonesia, dari Kota Bandung yang kita cintai ini,” ucapnya.

Oded sendiri yakin, Kota Bandung layak menyandang predikat Kota Dirgantara. Dengan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi hingga kini, Kota Bandung telah menjadi rumah bagi dunia kedirgantaraan nasional.

“Kalau Bandung akan jadi barometer Kota Dirgantara Nasional, itu sangat beralasan. Dari Bandung-lah tahun 1935 sudah dimulai membuat pesawat. Bandung juga kebetulan dipilih Presiden Soeharto menjadi kota industri pesawat terbang tingkat Asia. Maka sangat beralasan saya kira,” pungkasnya.