Berita

PEMKOT BANDUNG BERSIAGA PENUH MENGANTISIPASI KEJADIAN BENCANA ALAM

Pemerintah Kota Bandung terus berupaya mengurangi potensi bencana mengenai cuaca ekstrim yang volumenya besar. Di musim hujan ini warga Kota Bandung harus selal

Miftah Selasa, 21 November 2017 16:09
PEMKOT BANDUNG BERSIAGA PENUH MENGANTISIPASI KEJADIAN BENCANA ALAM
PEMKOT BANDUNG BERSIAGA PENUH MENGANTISIPASI KEJADIAN BENCANA ALAM

Pemerintah Kota Bandung terus berupaya mengurangi potensi bencana mengenai cuaca ekstrim yang volumenya besar. Di musim hujan ini warga Kota Bandung harus selalu hati hati dan mengantisipasi sebaik mungkin.

Menurut Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil, Pemkot Bandung terus melakukan antisipasi baik mikro maupun makro. Pemkot selama ini melakukan proyek besar untuk mengantisipasi genangan air maupun banjir.

Pertama, sodetan Pasteur sudah rampung dan diharapkan banjir tidak terjadi lagi. Selain itu, tol air Pagarsih sedang berlangsung, diharapkan setelah selasai proyek tersebut bisa meminimalisir aliran air yang mengalir. Lanjutnya, Pemkot Bandung pun melakukan proyek gorong gorong di 15 ruas trotoar dengan gorong gorongnya. Jalan tersebut meliputi, Setiabudi, elang raya, hariwang Banga, taman Sari, Wastukancana, Aceh, alun alun timur dll.

Lanjutnya, di kewilayahan pun melakukan pembersihan di 3000 sumur resapan.

"Situasi ini tidak menjamin 100 persen banjir akan surut, tetapi kita berupaya agar banjir itu bisa berkurang. Intinya Pemkot Bandung bergerak setiap masalah."ujarnya pada kegiatan Bandung Menjawab di Taman Sejarah Kota Bandung, Selasa (21/11/2017).

Ditambahkan Ridwan, dirinya sudah menginstruksikan kepada seluruh SKPD terkait untuk bersiaga penuh non stop mengantisipasi kejadian bencana alam.

DPU siap dengan unit reaksi cepatnya, DPKP3 siaga memetakan titik-titik pohon yang berpotensi tumbang dan melakukan pemeliharaan dengan memangkas atau bahkan menebang pohon yang memang sudah semestinya ditebang, Diskar siap sedia dengan command center dan penyiagaan personel apabila ada masyarakat yang membutuhkan pertolongan.

"Langkah penanggulangan pun sedang kami laksanakan di antaranya lima pekerjaan besar yakni normalisasi sungai Citepus di Pagarsih yang merupakan langganan banjir, normalisasi Citepus setelah jalan Pagarsih, normalisasi sungai Cidurian, Cipamokolan daerah Soekarno-Hatta, dan Cikapundung daerah Sukaluyu."jelasnya.

Sementara itu menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Iskandar Zulkarnain menyampaikan, Selain membangun gorong gorong, Pemkot juga membangun kolam retensi di Sarimas dengan luas 6000 meter persegi, lanjut ada juga rumah pompa di kawasan Sukamiskin.

"Hal tersebut terus dibenahi agar bisa mengantisipasi banjir di setiap wilayah,"tutur Iskandar.

Lanjutnya, menurut kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Pertanahan dan Pertamanan Arief Prasetya menyampaikan, Di kota Bandung itu jumlah pohon cukup banyak dan usianya pun sudah tua. Yang berumur di atas 50 tahun antara 400-600 populasi pohon.

"Maka menghadapi, hujan tinggi disertai angin saat ini bahaya. DPKP3 fokus untuk pemeliharaan beberapa pohon maupun tanaman yang mengakibatkan tumbang,"ujarnya.

Dalam hal penanggulangan bencana, Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung Ferdi Ligaswara menyampaikan, Dirinya sudah mempersiapkan sampai27 ribu relawan untuk menghadapi jika ada bencana. Relawan tersebut diantaranya dari unsur linmas, kewilayahan maupun komunitas.

"Dengan jumlah tersebut, dipastikan bisa membantu jika ada warga yang membutuhkan,"jelasnya.

Lanjut, untuk mengetahui kondisi cuaca selama musim ini, Kepala BMKG Tony Agus Wijaya menyampaikan, Kota Bandung musim hujan dari Oktober sampai mei, jadi sekitar 7 bulan. Puncak tertinggi November dan Maret.

"Jadi sampai yang tinggi itu curah hujan di bulan November sampai Maret,', tutur Tony.

Menurutnya, kondisi lingkungan yang berubah dan dampak perubahan iklim, menyebabkan curah hujan ini tidak teratur.

"Hujan itu pola yang teratur sesuai kondisi lingkungan. Maka hujan ini menghadapi penyimpangan, lebat tapi hanya singkat sekitsr tiga hari. Setelah itu pola hujannya normal kembali,"jelasnya.

Informasi cuaca yang sering berubah membuat masyarakat harus hati hati.

"Gejala alam sekarang berbuah faktornya, cuaca iklim saling terkait. Jadi saat ini dampak perubahan iklim harus hati hati."pungkasnya.