Berita

40 PASANGAN PENGANTIN NIKAH MASSAL DI PENDOPO KOTA BANDUNG

Hasil kajian Pemerintah Kota Bandung menyatakan bahwa keharmonisan keluarga merupakan faktor utama penentu kebahagiaan warga Bandung. Itulah mengapa Ikatan Peke

Miftah Rabu, 22 November 2017 16:28
40 PASANGAN PENGANTIN NIKAH MASSAL DI PENDOPO KOTA BANDUNG
40 PASANGAN PENGANTIN NIKAH MASSAL DI PENDOPO KOTA BANDUNG

Hasil kajian Pemerintah Kota Bandung menyatakan bahwa keharmonisan keluarga merupakan faktor utama penentu kebahagiaan warga Bandung. Itulah mengapa Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kota Bandung menggagas kegiatan Nikah Massal di Pendopo Kota Bandung, Rabu (22/11/2017).

Sebanyak 40 pasangan dinikahkan dalam kegiatan tersebut. Mereka berasal tidak hanya dari Kota Bandung tetapi juga wilayah sekitar Kota Bandung, seperti Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, dan Kab. Sumedang.

Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil yang turut hadir menjadi salah satu saksi nikah pasangan pertama, yakni Moch. Arofi dan Yuni Reza, mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk memfasilitasi mereka yang ingin menikah namun menemui berbagai kendala. Salah satunya kendala ekonomi dan prasyarat administratif.

"Ini adalah dalam rangka kita membantu mereka yang mungkin merasa kesusahan untuk urusan menikah pun. Kan banyak prasyarat dan kebutuhan yang mungkin secara ekonomi tidak memungkinkan," ucap Ridwan.

Istimewanya, acara ini tidak hanya diikuti oleh mereka yang baru menikah. Ada pula pasangan yang sudah menikah secara agama namun belum tercatat di Kantor Urusan Agama dan tercatat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Mereka yang tidak tercatat oleh negara tidak memiliki dokumen pernikahan. Hal itu akan berdampak pada dokumen kependudukan lainnya, seperti Akta Kelahiran untuk anak dan sebagainya.

"Supaya anaknya kalau lahir mereka punya akta kewarganegaraan yang legal untuk hak dan kebutuhannya," imbuh Ridwan.

Ketua IPSM Kota Bandung Ajie Giyatmiko menuturkan, itulah mengapa banyak pula pasangan usia 50 tahun ke atas yang menjadi peserta nikah masal.

"Paling tua usia 51 tahun. Paling muda, perempuan usia 20 tahun," terang Ajie.

Ia menambahkan, pernikahan massal ini digelar berkat bantuan dari berbagai pihak, termasuk komunitas dan sektor swasta sebagai sponsor. Sebab seluruh peserta berasal dari kalangan menengah ke bawah.

Panitia memfasilitasi kebutuhan akad menikah, mulai dari penghulu, cincin emas seberat 4 gram, dan seperangkat alat shalat sebagai mahar.

"Itu semua berkat bantuan dari semua pihak, termasuk sponsor, komunitas, dari TP PKK Kota Bandung, dan lain-lain. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu," ucapnya.