Berita

BANK SAMPAH, SOLUSI CERDAS BANTU PEREKONOMIAN MASYARAKAT

Sebagai Kota peraih Piala Adipura 3 tahun berturut-turut, Kota Bandung memiliki banyak inovasi dalam penanganan dan pengolahan sampah. Salah satunya bank sampah

Miftah Kamis, 22 Februari 2018 17:16
BANK SAMPAH, SOLUSI CERDAS BANTU PEREKONOMIAN MASYARAKAT
BANK SAMPAH, SOLUSI CERDAS BANTU PEREKONOMIAN MASYARAKAT

Sebagai Kota peraih Piala Adipura 3 tahun berturut-turut, Kota Bandung memiliki banyak inovasi dalam penanganan dan pengolahan sampah. Salah satunya bank sampah.

Melalui program bank sampah, Pemerintahan Kota (Pemkot) Bandung bersama PD. Kebersihan Kota Bandung melakukan upaya secara nyata yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Bank Sampah Resik yang dimiliki PD kebersihan, merupakan suatu sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif di dalamnya. Sistem ini akan menampung, memilah dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar. Sebagai timbal baliknya masyarakat yang menjadi nasabah mendapatkan keuntungan ekonomi dari tabungan sampah.

Kepala Bidang Pelayanan Khusus PD Kebersihan Kota Bandung, Euis Julaeha menyampaikan, tahun 2017 terdaftar 850 nasabah Bank Sampah Resik yang sudah bergabung dan ikut andil dalam program ini. Mereka terdiri dari 837 nasabah umum dan 13 bank sampah binaan. Namun, masuk tahun 2018 nasabah bank sampah diperkirakan terus bertambah.

Terdaftar 13 bank sampah binaan untuk membantu menyukseskan program bank sampah. Di antaranya bank sampah di kewilayah dan tempat pendidikan.

Dari hasil sampah yang dikumpulkan, Bank Sampah Resik mampu menampung sampah sekitar 1 ton perbulan. Di antaranya, sampah kertasan 584 kilogram (Kg), plastik 184 kg, emberan 199 kg, logam 45 kg dan beling 32 kg.

Lanjutnya, inovasi bank sampah pun terus berkembang. Mulai Juli 2017, antara Bank Sampah Resik bekerja sama dengan Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT).

"Sedekah sampah itu memiliki nilai ekonomi, dengan dikumpulkan dan disetorkan ke Bank Sampah Resik untuk kemudian hasilnya disedekahkan kepada lembaga zakat," tuturnya ditemui di Bank Sampah Resik Unit Babakan Sari, Kamis (22/2/2018).

Ditambahkan Euis, bank sampah pun memiliki Elektronifikasi atau smart card. Sistem tersebut menggantikan peran buku tabungan sebagai alat pencatat dengan kartu pintar (smart card) terkait kegiatan bank sampah.

"Smart card ini akan mempermudah nasabah sekaligus mengoptimalkan peran bank sampah," tuturnya.

Saat ini, smart card untuk bank sampah resik telah bekerjasama dengan perbankan yaitu BNI untuk fasilitas penggunaan smart card yang bekerjasama dengan Koperasi Dharma Nirmala, Alfamart, pembayaran tol dan parkir. Smart card ini juga bisa top up hingga Rp 1 juta yang bisa langsung digunakan untuk berbelanja (non tunai).

Salah satu warga sebagai nasabah Bank Sampah Resik, Endang Jakaria (43) menyampaikan, dalam seminggu ia mendatangi bank sampah sekitar 2 kali untuk menyetorkan sampah.

Selama tiga hari mengumpulkan sampah, ia mampu mengumpulkan sekitar 8 kg yang sudah dipilih dan dipilah.

Semenjak adanya bank sampah, ia merasa terbantu. Karena sampah yang ada dirumahnya bisa menjadi penghasilan untuk biaya sehari hari.

"Alhamdulillah adanya bank sampah di sini mampu membantu warga. Selain itu warga pun bisa belajar memilih dan memilah sampah, sehingga di lingkungan rumah menjadi lebih bersih," ujarnya.