Jasmara Seni Budaya di eks Wilayah Tegallega

Evaluasi sementara dari 5 kali kegiatan Jasmara Seni Budaya, yaitu di eks Wilayah Cibeunying, Karees, Ujungberung, Gedebage, dan Bojonegara, menyimpulkan, perwu

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:32
Jasmara Seni Budaya di eks Wilayah Tegallega
Jasmara Seni Budaya di eks Wilayah Tegallega

Evaluasi sementara dari 5 kali kegiatan Jasmara Seni Budaya, yaitu di eks Wilayah Cibeunying, Karees, Ujungberung, Gedebage, dan Bojonegara, menyimpulkan, perwujudan Bandung Kota Seni Budaya 2008,  perlunya dilakukan berbagai upaya nyata pembinaan dan pagelaran secara rutin, berkala dan berkelanjutan yang dirumuskan 8 indikator.

“Indikator ini  adalah,  banyaknya pagelaran seni budaya, adanya event unggulan seni budaya secara periodik dan berkesinambungan, bertambahnya jumlah lingkung seni dan pelaku seni budaya dan forum komunitas seni, optimalisasi kegiatan-kegiatan seni budaya dan gedung-gedung pertunjukan dan ruang publik, terwujudnya pusat kreator seni budaya, terinventarisasinya potensi seni budaya, adanya anugerah seni budaya serta meningkatnya apresiator seni budaya”, ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kota Bandung, Drs Moh Askary Wirantaatmaja, dalam kegiatan Jasmara Seni Budaya di eks Wilayah Tegallega, bertempat di Plaza Monumen Tegallega Bandung, Selasa (17/04/07).

Untuk mewujudkan indikator ini, Askari menuturkan, perlunya Kota Bandung menyelenggarakan event harian di sejumlah padepokan seni, event mingguan di 10 tempat baik di pusat-pusat keramaian, mall-mall, hotel dan restourant yang difasilitasi pemkot. Juga event bulanan seni unggulan dengan ciri khas daerah yang dikaitkan dengan peringatan hari besar, seperti peringatan Bandung Lautan Api (BLA). Sedangkan event tahunan, dikaitkan dengan HUT Kota Bandung.

Sementara upaya pemulihan dan pemuliaan, dilakukan disemua jenjang pendidikan termasuk peningkatan apresiasi secara kuantitatif maupun kualitatif terhadap siswa SD, SLTP, SLTA dan masyarakat. Upaya lainnya, adalah pemberian bantuan sarana kesenian dan peningkatan SDM. “Dalam tahun 2007 sekarang, untuk pembinaan termasuk bantuan kepada grup maupun lingkung seni, dibutuhkan dana lebih kurang Rp. 14,290 milyar. Untuk itu kami mohon bantuan DPRD untuk mendukungnya”, harap Askary.

 Untuk bantuan sarana kersenian ini, Pemkot melalui Dinas Pariwisata, selama Tahun 2006 telah memberi bantuan kepada sedikitnya 52 grup kesenian di 26 kecamatan. Diantaranya alat kesenian calung, dogdog, goong, kecapi siter, kecapi tembang dan kendang”, sebut Askari, seraya menambahkan selama Tahun 2006, jumlah kelompok seni pun terjadi peningkatan, yaitu 824 lingkung seni dari sebelumnya 399 lingkung seni (2005), meliputi 32 jenis tradisionil dan 6 jenis non tradisi.

Walikota Bandung mengemukakan, untuk mewujudkan Bandung kota seni dan budaya, diperlukan inovasi dan kreatifitas para pelaku seni, termasuk berkolaborasi dengan seni lainnya. Namun kolaborasi jangan sampai meninggalkan, seni budayanya yang asli.

“Bagaimanapun juga, hasil seniman dan budayawan, sebetulnya bukan hanya dinikmati oleh para seninam budayawan saja. Tapi hasil nya yang dikelola dengan baik, yang di menej dengan baik, menjadi satu kesatuan dan potensi kota, diharapkan mendatangkan kontribusi pendapatan bagi seniman maupun PAD kotanya”, tutur walikota.

Sejumlah indikator yang sebelumnya telah disampaikan Ka Dispar, dikatakan walikota, jika masih dirasakan kurang, perlunya terus disempurnakan bersama-sama, melalui forum jasmara ini. Selanjutnya dieavaluasi dan dijadikan pedoman untuk dilaksanakan.(www.bandung.go.id)