Berita

Ahyani Raksanagara - Sudah Terasah Memimpin Sejak Kecil

HumasBandung - Tubuh tinggi semampai, gerakan gesit dan lincah, serta gaya bicara lugas yang seringkali diselingi kelakar adalah gaya khas Ahyani Raksanagara,

Riza Riswanto Selasa, 19 Maret 2019 09:37
Ahyani Raksanagara - Sudah Terasah Memimpin Sejak Kecil
Ahyani Raksanagara - Sudah Terasah Memimpin Sejak Kecil

HumasBandung - Tubuh tinggi semampai, gerakan gesit dan lincah, serta gaya bicara lugas yang seringkali diselingi kelakar adalah gaya khas Ahyani Raksanagara, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung. Karirnya selama menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) terbilang cemerlang. Namun siapa sangka, di balik gayanya yang khas itu, wanita lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran ini ternyata adalah mantan kapten basket.

Jabatan kapten itu digenggamnya sejak menjadi tim basket SMPN 2 Bandung, almamaternya. Rasa cintanya pada basket berlanjut di SMA hingga masa kuliah usai.

“(Sejak SMP) Sampai lulus kuliah saya kapten basket,” ungkap Ahyani saat bercerita tentang masa sekolah di ruang kerjanya, Senin (18/3/2019).

Tak hanya menjadi kapten basket, semasa SMP Ahyani juga menjabat sebagai ketua OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) pada tahun 1976. Ia pun mengikuti segudang aktivitas ekstrakulikuler, seperti menjadi tim angklung, grup vokal sekolah, dan anggota pramuka aktif.

Sikap aktif dalam berorganisasi itu ia bawa hingga ke jenjang SMA dan kuliah. Ahyani tak pernah absen dari kegiatan ekstrakulikuler yang menuntutnya untuk terus belajar dan bersosialisasi. Bagi anak bungsu dari 13 bersaudara itu, aktivitas berorganisasi itulah yang mencetaknya menjadi pribadi yang tangguh dan mudah bersosialisasi.

Kemampuan kepemimpinannya dalam berorganisasi ternyata telah terasah sejak SD. Ia mengaku selalu ditunjuk menjadi ketua kelas setiap tahun oleh gurunya. Tak heran, sebab sejak SD juga ia selalu menjadi bintang kelas dengan nilai rapor tertinggi.

“Waktu SD juga saya jadi polisi sekolah. Sering ‘mimpin upacara juga, sampai mengkoordinir perpisahan SD. Karena disuruh. Ya saya iya aja. Pokoknya kalau ditugaskan sesuatu saya nggak pernah menolak. Karena bagus juga kan untuk saya latihan,” kenangnya.

Ia sendiri merasa bersyukur bisa berkesempatan untuk mengikuti berbagai aktivitas di sekolah dan kuliah. Terlebih lagi, keluarganya amat mendukung semua kegiatan yang dilakukannya. Ia percaya bahwa pola asuh dan dukungan keluarganyalah yang membentuk pribadinya hingga kini.

“Jadi lingkungan rumahlah yang mendorong saya untuk terus berkembang. Dulu waktu saya disuruh lomba nyanyi, keluarga saya mendukung. Saya disuruh naik ke atas meja, lalu latihan. Nggak pernah ada yang bilang jelek. Di situ menumbuhkan rasa percaya diri. Dan bukan soal kalah atau menang. Kalau kalah ya nggak masalah, kalau menang ya mereka ikut senang,” tuturnya.

Keluarga pulalah yang mengajarkan untuk hidup bersosialisasi dengan semua kalangan. Menurutnya, di saat orang tua lain mengkotak-kotakkan pertemanan, seperti memilihkan harus berteman dengan orang seperti apa, keluarga Ahyani yang berlatar belakang pendidik tidak melakukan hal itu.

“Saya nggak pernah dilarang untuk berteman dengan siapa saja, dari mulai anak bupati sampai penjaga sekolah, ya sama saja. Jadi memang pendidikan karakter itu berawal dari rumah,” akunya.

Pengalaman bersoalisasi dan berorganisasi itu terus ia bawa hingga ke ranah profesi. Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung itu percaya bahwa jejaring yang dibangun melalui organisasi itulah yang justru membuka peluang lebih besar untuk memudahkan pekerjaan.

“Waktu saya masih jadi Kepala Dinkes, saya kan jadi pembina berbagai organisasi. Saya sangat percaya dengan kekuatan kolaborasi karena saya tahu saya nggak bisa kerja sendiri. Maka saya sangat menghargai peran masyarakat sekecil apapun,” katanya.

Penghargaan itu ia curahkan dalam bentuk fasilitasi berbagai organisasi kesehatan. Ia sangat kagum kepada masyarakat yang dengan sukarela melakukan kegiatan sosial dengan sepenuh hati.

“Kalau kita kan kadang bekerja karena ada Surat Perintah. Nah di organisasi kerelawanan itu melakukan semuanya karena hati, itu levelnya menurut saya sudah tinggi banget. Maka masa iya kita tidak memfasilitasi,” ujarnya.

Ia pun berpesan kepada generasi muda agar terus mengembangkan potensi yang dimiliki dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

“Waktu itu anugerah, kita harus memanfaatkan itu untuk hal hal yang positif. Minat dan bakat bisa macam-macam, tapi yang positif dan produktif, yang bermanfaat bagi kita dan orang lain,” pesannya.

Tak lupa, Ahyani juga mengajak agar anak muda bisa aktif dalam berbagai kegiatan yang positif, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sebab kegiatan itu dapat sangat bermanfaat di kemudian hari.

“Kalau (di organisasi) nggak jadi pemimpinnya, minimal kita bisa bersosialisasi. Bisa dapat ilmu karena ilmu itu sangat luas. Kalau nggak dapat ilmu, kita dapat teman. Dari organisasi kita jadi lebih mudah menerima berbagai perbedaan. Dan satu lagi, kita jadi nggak penting buat sombong, karena selalu menemukan hal-hal luar biasa di luar sana,” terangnya.

humas.bandung.go.id