Pemkot Bandung Siapkan Rp. 520 Juta Perbaikan Rumah Kumuh Gakin

Dalam rangka program perbaikan 1.000 rumah kumuh di Kota Bandung, dalam Tahun Anggaran 2006, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, telah menyiapkan dana sebesar Rp. 520 Juta dari APBD, yang dialokasikan untuk perbaikan 104 rumah kumuh keluarga miskin (gakin) dan kurang mampu. Rencananya akan segera disalurkan kepada 26 kecamatan, April 2006 dengan target 4 rumah kumuh tiap kecamatan dengan nilai bantuan Rp 5 Juta /rumah. Meningkat 200 % jika dibanding TA sebelumnya sebesar Rp. 260 Juta dengan sasaran 52 rumah atau 2 tiap kecamatan. Sementara Badan Amil Zakat Daerah (BAZDa) Kota Bandung pun, dari zakat profesi 2,5 % yang dihimpun dari para pejabat structural di lingkungan Pemkot, telah mengalokasikan perbaikan 12 rumah kumuh di 12 kecamatan dari 6 wilayah di Kota Bandung

Hal ini disampaikan Walikota Bandung, H Dada Rosada SH, MSi dalam Rapat Dinas dengan para pimpinan unit kerja di lingkungan pemkot dan para camat, usai menghadiri penyerahan bantuan beras kepada keluarga miskin di Kec Bandung Kidul, Minggu (26/03/06) bertempat di ruang Serbaguna PT Batununggal Perkasa, Jalan Batununggal Indah Bandung.

Dalam pelaksanaan perbaikan rumah kumuh TA 2005 sebagaimana dilaporkan para camat, dikatakan walikota, di beberpa kecamatan seperti halnya di kecamatan Sukajadi dan Cibiru, perhatian dan swadaya masyarakat cukup besar, bahkan melampaui target baik kuantitas maupun kualitas. Sehingga mengundang minatnya untuk datang melihat langsung hasilnya di lapangan dan meresmikannya. Sekaligus juga menyerahkan kepada para camat, dana perbaikan rumah kumuh untuk TA 2006.

Rencana Pembangunan Jalan Tembus.

Dalam rapat dinas tersebut, dibahas pula rencana pembangunan jalan tembus sepanjang 1.000 M, antara Jalan Terusan Buahbatu s.d Jalan Waas di Kecamatan Bandung Kidul

Rencana pembangunan jalan tembus yang terletak di Kampung Batununggal dan berdampingan dengan tanah pemakaman wakaf Batununggal ini, dilaporkan Camat Bandung Kidul, Drs Wawan Wahyudin S.IP, keberadaannya sudah dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Perkembangan terakhir, dari kondisi yang ada di lapangan, terkait banyaknya permasalahan dan keinginan masyarakat, menunjukan perkembangan yang cukup menggembirakan.

Bahkan menurutnya, permasalahan dan keinginan masyarakat pun sudah semakin mengerucut, dengan permintaan yang wajar. Yaitu adanya penggantian yang tidak merugikan bagi 7 pemilik bangunan yang terkena proyek dan 14 ahli waris yang makamnya terbongkar dengan tuntutan pemindahan tidak terlalu jauh dari lokasi semula. Termasuk perlakuan atau perbaikan makam yang dikeramatkan “Eyang Panembahan Batununggal” yang ingin diperlakukan sama oleh pihak pengembang, seperti halnya terhadap makam “Ki Marhaen”.

Pemilik bangunan yang terbongkar, dikatakakan Wawan, mereka tidak akan terlalu banyak menuntut. Tapi seyogyanya, apabila hari ini mereka mendapatkan bentuk dan posisi rumah serta fasilitasnya yang ada, setelah pindah mendapatkan hal yang sama yang mereka diami saat ini. Bahkan mereka sudah menunggu kapan akan diundang, baik oleh Pemkot maupun pihak pengembang, dalam hal ini PT Batununggal Perkasa, untuk membahasnya.