Open House SLB-D YPAC Bandung. YPAC Bandung Sangat Memerlukan Uluran Tangan dan Kepedulian

Terlahir dengan fisik normal, namun tumbuh dan berkembang berbeda dengan anak normal lainnya, tentunya sangat tidak dikehendaki para orangtua. Anak dengan gangg

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:33
Open House SLB-D YPAC Bandung. YPAC Bandung Sangat Memerlukan Uluran Tangan dan Kepedulian
Open House SLB-D YPAC Bandung. YPAC Bandung Sangat Memerlukan Uluran Tangan dan Kepedulian

Terlahir dengan fisik normal, namun tumbuh dan berkembang berbeda dengan anak normal lainnya, tentunya sangat tidak dikehendaki para orangtua. Anak dengan gangguan gerak fisik yang disebut tuna grahita ini, banyak belum tersentuh baik pendidikan formal maupun ketrampilannya.  Kondisi ini lebih disebabkan, karena keterbatasan infrastruktur pendidikan, Sekolah Luar Biasa (SLB) yang masih sangat terbatas.

Hal ini mengemuka dalam acara open house SLB D Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Bandung, di kampus Jalan Mustang 46 Bandung, Selasa (26/06/07). Dihadiri ketua Dewan Pendidikan Kota Bandung, Drs Dana Setia, para orangtua siswa dan sejumlah donatur.

â€Banyak para orangtua yang mendaftarkan anaknya ke SLB D, terpaksa kami tidak bisa menerimanya, karena keterbatasan ruang kelas. Bahkan untuk kegiatan pembinaan ketrampilan maupun terapi fisik, dilakukan di lorong. Untuk itu kami merencanakan menambah 8 ruang kelas baruâ€, ungkap Ketua YPAC Bandung, Ir Ahmad Firmansam.

Untuk mewujudkan harapan ini, menurutnya sangat diperlukan kepedulian uluran para donatur terlebih lagi bantuan dari Pemerintah. â€Kompleks yang kami pakai sekarang, dulunya merupakan bantuan PT Astra dalam bentuk tanah seluas 4.500 M2 sedangkan bangunannya dari ICCO Belanda sebesar Rp. 200 juta. -- Alhamdulillah YPAC ini telah ditetapkan Pemerintah sebagai SLB D yang bermutu tinggi pada Tahun 2002â€. Kata Firmansam.

YPAC Bandung sekarang dikatakan Firmasnsam, mempunyai 90 murid dengan 21 pembina dan didukung 12 ruang kelas. Saat ini sudah menjadi yayasan yang sesuai dengan UU Nomor 16 Tahun 2.000, memiliki struktur organisasi yaitu ada pembinanya, pengawas dan pengurus. Saat ini YPAC Bandung mempunyai pembina sebanayak 5 orang, pengawas 3 orang dan 21 orang pengurus. â€Kegiatan YPAC adalah kegiatan yang indtitusional, yaitu anak-anak yang datang ke YPAC ini, kemudian diberikan rehabilitas pendidikan, ketrampilan, sosial dan medik.â€, ujarnya.

Namun menurutnya, ada juga YPAC yang mengembangkan rehabilitasi sosial non institusional, karena jumlah peserta maupun tempatnya yang sangat terbatas, sementara penyandang cacatnya sangat banyak. Untuk itu di Kota Bandung, dikembangkan melalui rehabilitasi bersumber daya masyarakart (RBM).

â€Instiusi ini memberikan pelatihan-pelatihan kepada para kader di kecamatan, kelurahan sdampai ke RT dan RW. -- Kader ini bertugas bisa menemukan penyandang cacat, kemudian memberikan pelatihan kepada keluarga. Sehingga diharapkan, keluarga ini mampu memberikan pembinaan kepada anaknya yang cacat†kata Firmansam.

Firmansam juga menuturkan, YPAC Bandung sebagai institusi, terutama dalam menjaga kelancaran kegiatannya, mengembangkan unit-unit usaha beberapa sumber-sumber pendapatan. Diantaranya, unit usaha mini market, wartel dan klinik fisio terapi. Namun  â€Unit-unit usaha ini, untuk membiayai kegiatan. Karena YPAC ini tidak mencari keuntungan dari penyandang cacat. – Untuk informasi, uang sekolah murid-murid YPAC ini, itu Rp. 50 ribu, --  ini sudah termasuk pemeriksaan dokter. Bahkan bagi yang tidak mampu, kurang dari itu. -- iuran dari para orangtua ini, YPAC sertiap bulannya menerima Rp. 2.5 jutaâ€, katanya. Seraya menambahkan, untuk keperluan 8 ruang kelas baru, sangat dibutuhkan kepedulian dan uluran tangan dari Pemerintah maupun masyarakat termasuk pengusaha Bandung.