Hari Lingkungan Hidup Dunia TK Kota Bandung, Merusak Bumi Sama Dengan Menganiaya Ibu

Guna memberikan jaminan kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia, alam dan lingkungan hidup yang terdiri dari komponen udara, air, tanah dan pepohonan, haru

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:33
Hari Lingkungan Hidup Dunia TK Kota Bandung, Merusak Bumi Sama Dengan Menganiaya Ibu
Hari Lingkungan Hidup Dunia TK Kota Bandung, Merusak Bumi Sama Dengan Menganiaya Ibu

Guna memberikan jaminan kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia, alam dan lingkungan hidup yang terdiri dari komponen udara, air, tanah dan pepohonan, harus senantiasa dijaga dan dipelihara keberadaannya.

Bagi Pemerintah Kota Bandung sendiri, kebijakan pembangunan lingkungan hidup, diantaranya Gerakan penghijauan kota, hemat dan menabung air, gerakan Cipundung bersih (GCB), gerakan sejuta bunga untuk Bandung (GSUB), gerakan udara bersih (langit biru), gerakan pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pengawasan lingkungan hidup (GP4LH),  bisa dikatakan merupakan harga mati. Siapapun dia, termasuk aparat jika terbukti bersalah merusak lingkungan, Pemkot Bandung tidak segan untuk memberikan sanksi tegas sesuai aturan termaksud.

 â€ Saking konsern dan pedulinya Bapak Walikota terhadap lingkungan, ketika ada aparatnya yang tanpa prosedur menumbangkan pohon pelindung, -- beliau terluka hatinya dan marah besar, sehingga terpaksa menonjobkan aparatnyaâ€, ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, DR. H. Edi Siswadi, MSi dalam acara peringatan hari lingkungan hidup se-dunia Tahun 2007 tingkat Kota Bandung di Plaza Munumen Tegallega, Rabu (18/07/07).

Peringatan hari lingkungan hidup yang yang bertema â€Iklim berubah waspadalah bencana lingkungan†ini, ditandai pemberian penghargaan kepada 43 warganya baik perorangan maupun lembaga, yang dinilai berjasa dan peduli terhadap lingkungan hidup di Kota Bandung. Pembacaan puisi oleh Imam Soleh serta penyampaian opini lingkungan hidup oleh pakar lingkungan dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan lingkungan Tatar Susnda (DPKLTS), Sobirin.  

Kondisi lingkungan hidup kota Bandung, dikatakan Sekda, meskipun belum maksimal dan memuaskan, tidak cukup hanya dikeluhkan tapi sangat memerlukan tindakan nyata. â€Sebaik-baiknya manusia, ketika hadir ditengah-tengah lingkungannya, tidak hanya menyalahkan tapi juga berbuat sesuatu terhadap keadaan yang memang masih dirasakan kurangâ€, ucapnya.

Senada dengan pendapat para budayawan dan pakar lingkungan, yang menggambarkan bumi adalah ibu. Karenanya seorang merusak bumi dan lingkungan, identik dengan seorang anak menganiaya ibu, dan ini hukumnya adalah dosa.  â€jadi merusak bumi adalah merusak ibu, -- hukumnya doraka dunia akheratâ€, tandasnya.

Walikota Bandung dalam sambutan tertulisnya mengemukakan, pemananasan global dan perubahan iklim sebagai peradaban gelombang keempat, setelah pertanian, industri serta teknologi dan informasi. Isue pemanasan global ini, mengingatkan kesadaran manusia terhadap keberlangsungan kehidupannya di muka bumi. â€Harus kita sadari, aktivitas manusia selama ini, cenderung tidak memberi kesempatan kepada alam untuk berproses menurut hukum alam, melakukan regenerasi. Mengakibatkan daya dukung lingkungan semakin berkurang dan mengancam kenyamanan dan kesejahteraan manusiaâ€, ungkapnya.

Pemanasan global yang mengakibatkan meningkatnya suhu panas di bumi ini, dikemukakan walikota, beberapa penyebabnya adalah karbondioksida hasil gas buang kendaraan bermotor termasuk industri. â€Solusi untuk mencapai keseimbangan lingkungan ini adalah dengan melakukan penghijauan sebagai harga mati. -- Jika tidak, maka alam akan menghukum mati kitaâ€, ungkap Walikota. Sekaligus mengimbau agar semua pihak meningkatkan upaya penyelamatan lingkungan hidup. Termasuk para pemilik kendaraan, untuk memeriksaan kendaraannya secara periodik melalui uji emisi gas buang.

Sedangkan kepada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan limbah cair, agar meningkatkan pengelolaan limbahnya melalui ketersediaan IPAL. Begitu pula kepada LSM dan praktisi lingkungan, lebih meningkatkan lagi peran asistensi dan supervisi kepada masyarakat tentang pentingnya kualitas lingkungan hidup.

Selain pemanasan global, pencemaran sungai, menurunnya kualitas udara, dan masih kurangnya penghijauan kota, dikatakan Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung, Drs. H. Nana Supriatna, MM. persoalan sampah adalah persoalan serius yang harus segera diatasi Pemkot Bandung.

â€Sampah dari hasil proses produksi terutama plastik, gelas, keramik ataupun besi, merupakan jenis sampah yang penanganananya sangat memerlukan teknologi industri. Namun tentunya teknologi yang benar dan tepat.  Antara lain melalui teknologi PLTSa yang akan diterapkan di Kota Bandungâ€,kata Nana.

Sementara untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, Pemkot melalui BPLH bekerjasama dengan Dinas Perhubungan, serta lebih kurang 30 bengkel mobil, berupaya melayani warga kota, untuk melakukan pemeriksaan emisi gas buang kendaraannya. â€Dari hasil uji emisi gas buang yang kita lakukan terhadap 9 kendaraan termasuk 8 Hardtop anggota Penggemar Hardtop (Penhard) Bandung Bermartabat, yang memenuhi standar baku mutu hanya satu, yaitu milik Dirut PDAM, selebihnya tidak memenuhi standar baku mutuâ€, kata Nana. (www.bandung.go.id)