Kemiskinan, Kebodohan dan Keterbelakangan Bentuk Penjajahan Baru Yang Harus Diperangi

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak diproklamasikan 17 Agustus 1945, adalah harga mati. Keberadaannya harus tetap dijaga dengan memelihara jiwa, sem

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:33
Kemiskinan, Kebodohan dan Keterbelakangan Bentuk Penjajahan Baru Yang Harus Diperangi
Kemiskinan, Kebodohan dan Keterbelakangan Bentuk Penjajahan Baru Yang Harus Diperangi

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak diproklamasikan 17 Agustus 1945, adalah harga mati. Keberadaannya harus tetap dijaga dengan memelihara jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan â€Rame ing gawe, sepi pamrih. Siap berkorban jiwa raga untuk memerangi penjajahan dalam bentuk apapun.

â€Meski ancaman penjajahan secara konvensional sudah tidak ada, namun jiwa, semangat dan nilai-nilai 45, di era pembangunan kini, masih sangatlah relevan. -- Harus kita pahami, bahwa kebodohan, keterbelakangan maupun kemiskinan, hakekatnya adalah penjajahan bentuk baru yang harus kita perangiâ€, kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, DR. H. Edi Siswadi, MSi usai memimpin upacara peringatan HUT 62 Proklamasi Kemerdekaan RI tingkat Kota Bandung, di Plaza Balaikota Jalan Wastukancana 2 Bandung, Jum’at (17/08/07).

Upacara diikuti peserta TNI, Polri, pelajar, mahasiswa, ormas dan para pejabat publik di lingkungan Pemkot Bandung, dihadiri Ketua dan sejumlah anggota DPRD Kota Bandung.

Lebih lanjut dikatakan Sekda, bagi dirinya dan seluruh aparat pemkot, semangat nasioanalisme, pantang menyerah dan rela berkorban, dapat diwujudkan dalam sikap profesionalismenya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. â€Semangat nasionalisme dan rela berkorban bagi seorang aparat, ia akan merasa malu jika di lingkungannya masih melihat ada siswa yang tidak bersekolah, masih ada rakyat miskin, masih ada pengangguran.-- Dan itu harus diupayakan dalam langkah aksinya, supaya nikmat kemerdekaan dapat dirasakan secara nyata dalam konteks sekarang, †ujarnya.

Sebagai penghargaan terhadap jasa para pahlawan kemerdekaan, menurutnya, jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap republik,  haruslah  tetap dijaga. â€Baik atau buruk, Republik tercinta ini adalah negara kita yang harus tetap kita jaga keberadaannya. -- Jangan sebaliknya malah menghina. – Mari kita syukuri nikmat kemerdekaan ini, sekaligus melakukan instropeksi diri, apa yang telah diperbuat untuk negaraâ€, tandasnya.

Nilai-nilai kejuangan, keteladanan, kebersamaan dan kesungguhan meraih cita-cita yang diteladani para pejuang kemerdekaan, menurutnya, adalah warisan nilai yang sangat tinggi. Warisan nilai ini haruslah menjadi identitas budaya bangsa yang tak boleh luntur dan ditekan zaman. â€Berbagai permasalahan yang kita hadapi sangatlah kompleks dan luas. --- Ini perlu kerja keras, kesungguhan dan komitmen aparat termasuk seluruh komponen masyarakat, tentunya demi tercapainya Bandung Bermartabatâ€, ujarnya.

Dalam kesempatan ini, sesuai prosedur tetap (Protap), Sekda juga melepas dan membrangkatkan duplikat bendera pusaka â€Merah Putihâ€, untuk dikibarkan pada upacara peringatan HUT RI Tingkat Propinsi Jawa Barat. Dikawal 1 regu Satpol PP,  langsung menuju Lapang Gasibu, Jalan Dipeonegoro Bandung.

Sebelumnya, Kamis malam (16/08/07), di halaman plaza balaikota, Asisten Ekonomi pembangunan dan Kesra, Ir. H. Taufik Racman MH, menerima pasukan peserta taptu. Terdiri dari pasukan TNI, Polri, Korpri, Pramuka, PMR, pelajar dan mahasiswa. Peserta pembawa obor semangat kejuanagan ini, dilepas dari halaman gedung Pakuan, Jalan Otista bandung, melewati Jalan Kebon Jukut, perintis kemerdekaan, Otista, Jalan Asia Afrika, Braga, Wastukancana dan berakhir di Balaikota. (www.bandung.go.id)