123 Tahun Peringatan Dewi Sartika

Peringatan hari lahir Rd Dewi Sartika, bukanlah sekedar mengenang dan menghargai perjuangan dan jasa-jasanya. Tetapi ada yang lebih penting, yaitu mampu membang

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:34
123 Tahun Peringatan Dewi Sartika
123 Tahun Peringatan Dewi Sartika

Peringatan hari lahir Rd Dewi Sartika, bukanlah sekedar mengenang dan menghargai perjuangan dan jasa-jasanya. Tetapi ada yang lebih penting, yaitu mampu membangkitkan kebanggaan dan harga diri kaum perempuan, bukan saja perempuan Bandung tapi juga perempuan  Jawa Barat. ”Dengan peringatan ini kita dan generasi penerus, menjadi tahu dan menyadari, bahwa para perempuan Jawa Barat sejak masa lalu hingga sekarang, adalah perempuan-perempuan yang hebat dan luar biasa,” ungkap Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK Jawa Barat, Hj. Danny Setiawan dalam acara peringatan ke 123 lahirnya ibu Rd Dewi Sartika, di Pendopo Jalan Dalem Kaum Bandung, Selasa (04/12/07).

Tampak hadir dalam acara ini, Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada SH, MSi. Ketua TP PKK Kota, Hj. Nani Dada Rosada, Ketua Dharma Pertiwi Jawa Barat, Hj. Hartini Suroyo Gino, Ketua dan pengurus Dharma Wanita Persatuan Kota Bandung, Kabag Pemberdayaan Perempuan, Drs. Hj. Tini Rahayu, para cucu Rd. Dewi Sartika, para alumni Sakola Kautamaan Isteri, tokoh perempuan Jawa Barat, Hj. Popong Djoendjoenan serta undangan lainnya.

Lebih lanjut Hj. Danny mengatakan, sebagai pahlawan kesuma bangsa, dikatakan Hj. Danny Setiawan, Rd. Dewi Sartika telah mewariskan sebuah pemikiran yang sangat maju, aktual dan memiliki relevansi dengan nilai-nilai kehidupan universal, yakni pentingnya pendidikan untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa. ”Meski hidup di jaman serba sulit dan kurangnya keleluasaan perempuan saat itu, tidak menghalangi untuk berkiprah, melahirkan suatu karya monumental yang bermanfaat dan selalu diingat dari generasi ke generasi”, ujarnya. 

 Iapun mengingatkan, kaum perempuan seyogyanya haruslah lebih proaktif terhadap  pendidikan baik formal maupun non formal. Karena menurutnya, pendidikan merupakan sarana meningkatkan kualitas SDM sehingga memiliki daya saing, produktif dan nilai tambah baik dalam kehidupan sosial, politik maupun kehidupan ekonomi.

Sebelumnya, peringatan dimulai ziarah ke makam Rd. Dewi Sartika di Komplek Pemakaman para Bupati Bandung, di Jalan Karang Anyar Bandung, dipimpin inspektur upacara Ketua Dharma Pertiwi Jawa Barat, Hj. Hartini Suroyo Gino.  Dilanjutkan, kunjungan ke Sakola Kautamaan Isteri sekaligus pemberian 200 tas sekolah kepada para pelajar SD dan SMP setempat.

Hj. Hartini Suroyo Gino dalam sambutannya mengatakan, Rd. Dewi Sartika, adalah seorang pejuang wanita yang mampu memotivasi untuk memajukan harkat dan martabat perempuan indonesia. Melalui pendidikan dan keterampilan, menurutnya, perjuangan Dewi Sartika telah membuahkan hasil yang bermanfaat bagi wanita indonesia saat ini sehingga dapat memainkan banyak peran dalam berbagai kehidupan. ”Sebagai bangsa yang berakhlak, selayaknya kita menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemajuan bangsa dan negara ini. -- Untuk itu kita kaum perempuan, bertekad meneruskan perjuangannya dan meneladaninya sesuai dengan perannya agar menjadi generasi yang berkualitas baik dari segi iman, ilmu dan amalnya,” ujarnya.

Sementara itu Wali Kota Bandung, Dada Rosada dalam sambutannya mengemukakan bahwa peringatan hari lahir Rd. Dewi Sartika akan menjadi inspirasi khususnya bagi kaum ibu untuk terus berjuang meraih idealisme kesetaraan jender, baik di lingkungan pemerintahan maupun kemasyarakatan, yang memiliki relevansi dengan pencapaian tujuh program prioritas dan lima gerakan di Kota Bandung.

Ketua TP PKK Kota Bandung, Hj. Nani Dada Rosada mengemukakan, perjuangan Dewi Sartika merupakan salah satu inspirasi kemajuan perempuan Indonesia yang masih akan terus berproses, terutama melalui berbagai program pemberdayaan perempuan. Pembekalan pendidikan dan ilmu pengetahuan serta keterampilan, menurutnya, kaum perempuan akan mampu meningkatkan kualitas hidupnya, mempunyai akses terhadap pembangunan keluarga, mempunyai manfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. ”Saat ini, kondisi perempuan belumlah sepenuhnya menggembirakan, bahkan dalam kondisi yang masih termarjinalkan.  -- Hal ini disebabkan kurangnya kecakapan kaum perempuan yang berakar dari masih minimnya ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki,” ungkapnya

Karenanya, Pemkot Bandung terus mendorong terciptanya peningkatan kualitas kehidupan perempuan melalui berbagai program, diantaranya program pengarus utamaan gender ”Dengan terbukanya peluang  kaum perempuan menimba ilmu pengetahuan, kondisi perempuan akan makin maju. -- Hal ini bisa dilihat dari eksistensi perempuan yang secara profesional telah berhasil di berbagai bidang , baik di bidang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif atau di bidang lain,”ujarnya.

Mewakili keluarga, Rukmini Widagdo, cucu Rd. Dewi Sartika, mengemukakan, sejak berusia 10 tahun, Rd. Dewi Sartika telah mempunyai keinginan untuk mendidik kaum wanita yang terbelakang. Berkat pengajaran dari istri residen Cicalengka, setelah 10 tahun merintis, ia mulai memberikan pelajaran pada anak-anak pelayan di Cicalengka.

Karena keuletannya, pada 16 Jannuari 1904, Bupati Bandung mengabulkan permohonannya untuk mendirikan sekolah wanita pertama, yang diberi nama Sakola Istri yang bertempat di Paseban Timur komplek kediaman Bupati Bandung waktu itu. Muridnyapun bertambah banyak, sehingga dipindahkan ke jalan Ciguriang, yang kemudian berganti nama menjadi Jalan Kautamaan Isteri. Upayanya terus berkembang, sampai membuka cabang, bahkan sampai ke bukit tinggi. ”Untuk jasanya meningkatkan martabat kaum perempuan melalui pendidikan dan pemberian ketrampilan inilah, sesuai Keputuan RI  No. 252 Tahun 1966 tanggal  1 Desember 1966, Rd. Dewi Sartika dinyatakan sebagai pahlawan kemerdekaan nasional.  (www.bandung.go.id)