Pawai Obor Meriahkan Peringatan BLA

Ribuan pelajar SMA dan SMK se-Kota Bandung mengikuti pawai obor memperingati 60 tahun peristiwa Bandung Lautan Api (BLA), Minggu (23/3) malam. Diberangkatkan pa

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:34
Pawai Obor Meriahkan Peringatan BLA
Pawai Obor Meriahkan Peringatan BLA

Ribuan pelajar SMA dan SMK se-Kota Bandung mengikuti pawai obor memperingati 60 tahun peristiwa Bandung Lautan Api (BLA), Minggu (23/3) malam. Diberangkatkan pada pukul 19.00 WIB, peserta pawai berjalan kaki dari Lapangan Tegallega menuju Balai Kota Bandung, Jln. Wastukancana. Keluar dari Lapangan Tegallega, peserta pawai menempuh rute Jln. Mohammad Toha, Dewi Sartika, Dalem Kaum, Asia Afrika, Braga, dan terakhir, Wastukancana.

Acara ditutup dengan penyalaan obor besar di kompleks balai kota. Bandung Lautan Api merupakan peristiwa perlawanan masyarakat terhadap kedatangan Belanda untuk kedua kalinya ke Indonesia dengan membonceng tentara Sekutu pada tahun 1948. Ketika itu, masyarakat bersepakat membakar rumah dan bangunan agar tidak dapat diduduki oleh penjajah. "Dengan kegiatan tahunan ini, kami ingin mengajak para pelajar untuk tidak mengenang kejadian 60 tahun lalu sebagai peristiwa bakar-bakaran semata. Ada nilai perjuangan dan pengorbanan yang ditunjukkan oleh para pendahulu kita," ujar Koordinator Pawai Obor, Sendi Kuntandi. Sendi menambahkan, dengan mengajak para pelajar terlibat dalam acara peringatan ini, diharapkan mereka semakin terpacu untuk meniru teladan perjuangan para pahlawan. "Karena mereka pelajar, yang dapat mereka sumbangkan pada bangsa ini adalah belajar dengan sebaik-baiknya. Semoga kegiatan positif seperti ini mengingatkan mereka pada tugas utama itu," ujar Sendi berharap. Selain pelajar SMA dan SMK, panitia menggandeng Dinas Pendidikan, polisi, pramuka, Paskibra, dan PMI. Sejak diberangkatkan, para peserta pawai antusias mengikuti acara. Berbagai aksesori mereka bawa, seperti bendera Merah Putih, spanduk masing-masing sekolah, dan berbagai macam pakaian yang menandakan keragaman profesi, seperti petani, guru, tentara, mekanik, dokter, dan perawat.

Pawai makin meriah saat mereka bernyanyi-nyanyi, kebanyakan lagu-lagu perjuangan, di sepanjang jalan. Tidak jarang yel-yel sekolah pun terdengar. "Acaranya seru. Banyak teman di sini," ujar Yusuf (16) siswa kelas I SMK Prakarya Internasional Bandung. Menurut Rahmi Risdiani (47) guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) SMKN 8 Buahbatu yang mendampingi 50 siswanya, acara ini penting bagi para siswa agar mereka tidak lupa pada sejarah. Iringan pawai obor menarik perhatian warga. "Saya tahu pawai diadakan setiap tahun. Tapi tanggalnya lupa. Sekarang saya ajak anak saya untuk nonton," kata Imas (34), warga di Jln. Dewi Sartika Bandung. Kemacetan kecil tak urung terjadi di beberapa ruas jalan. Namun, berkat kesigapan polisi kemacetan dapat dikurangi. (CA-165)