Bandung Tertutup terhadap Pembajakan

Seiring dengan dengan perjalanan waktu, perkembangan teknologi semakin canggih dan meningkat. Meskipun dampak positifnya banyak, tetapi dampak negatifnya pun ta

Sysadmin Saturday, 13 August 2016 09:34
Bandung Tertutup terhadap Pembajakan
Bandung Tertutup terhadap Pembajakan

Seiring dengan dengan perjalanan waktu, perkembangan teknologi semakin canggih dan meningkat. Meskipun dampak positifnya banyak, tetapi dampak negatifnya pun tak kalah menyeramkan. Salah satunya adalah pembajakan. Untuk kalangan seniman dan industri rekaman hal tersebut sangat menghantui mereka

Buntut dari pembajakan yang merajalela di Indonesia kalangan seniman rekaman di Jawa Barat, membentuk sebuah perkumpulan yang bernama ” Paguyuban Seniman Rekaman Tatar Sunda”, yang mana paguyubunan ini menyatakan sikapnya untuk menolak pembajakan.

Penolakan terhadap pembajakan tersebut, diucapkan oleh Sam Bimbo di dampingi oleh seniman rekaman tatar sunda yang hadir di gedung STSI, Jl. Buah Batu, Senin (26/5). Turut mendukung isi pernyataan tersebut, Walikota Bandung, H. Dada Rosada, SH. M.Si, dan Kapolda Jabar, Kombes Susno Duaji.

Isi pernyataan tersebut di antaranya mendesak instansi pemerintah untu menindak para pelaku pembajakan, mendukung adanya lembaga industri yang khusus memasarkan produk rekaman daerah dengan sistem jaringan yang sehat, terkordinasi dan mendapat dukungan dari instansi terkait, serta menghimbau masyarakat agar jangan membeli produk bajakan dan ikut mengawasi peredaran produk bajakan.

Dadi Gijardani Jiwapraja, selaku ketua paguyuban seniman rekaman tatar sunda, mengatakan kalau 10 tahun belakangan ini pembajakan di Jawa Barat merajalela, dan hal tersebut sudah dianggap biasa, sehingga masyarakat merasa barang bajakan tersebut sesuatu yang halal.

”Pembajakan, bukan hanya mengancam hak-hak seniman, tetapi memaksa kesenian berada di tempat yang merendahkan martabatnya sebagai sebuah kesenian, mungkin ini adalah kesalahan kita karena tidak terlalu peduli terhadap pembajakan, akankah kita membiarkan hal ini, sehingga timbul kesalahan-kesalahan yang baru, tetapi dengan kehadiran kita semua di tempat ini berarti kita semua peduli terhadap pembajakan” ujarnya.

Sebagai dewan pembina Paguyuban, Mayjen (purn) Iwan Sulandjana, mengungkapkan, apabila semua sudah bersatu maka tidak ada yang tidak mungkin untuk dapat berbuat banyak terhadap pembajakan.

”Setelah paguyuban ini terbentuk jangan sampai, nanti terpecah belah oleh karena perbedaan politik dan kepentingan, ” ungkapnya.

Terkait dengan pernyataan sikap dari paguyubakan, Walikota Bandung, menyatakan kalau Kota Bandung, tertutup dengan segala macam pembajakan.

”Malam ini saya nyatakan Kota Bandung, tertutup terhadap segala macam pembajakan yang ada, apakah itu berbentuk CD, VCD, atau DVD,” tandas wali kota.

Landasan hukumnya menurut walikota akan diatur kemudian apakah berbentuk perda atau perwal, tetapi kemungkinan besar berbentuk perda, karena lebih mengikat secara luas.

”Saya merasa prihatin terhadap segala macam pembajakan yang ada dan berlangsung cukup lama, pembajakan ini sama dengan narkotika, karena sama-sama merugikan banyak pihak,” ungkap wali kota.   (www.bandung.go.id)