SK Ketua Umum DPP PDIP Untuk Cawakil Walkot Turun Dalam Minggu ini
Koalisi Partai Golkar dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Walikota dan Wakil Walikota Bandung 10 Agustus

Koalisi Partai Golkar dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Walikota dan Wakil Walikota Bandung 10 Agustus 2008 mendatang, nampaknya sudah final. Kepemimpinan Partai Golkar baik di Pusat, Jawa Barat terlebih Kota Bandung dan 30 pimpinan kecamatan dan para pimpinan ormasnya, selain mengajukan H Dada Rosada (incumbent) kembali dicalonkan menjadi Walikota Bandung, masa bhakti 2008-2013 memutuskan untuk koalisi dengan PDIP.
“Meski bisa mengajukan calon wakil walikotanya sendiri karena Golkar sesuai ketentuan, mempunyai kewenangan. Jadi kalau golkar tidak koalisi sebenarnya bisa saja namun hasil rapat pimpinan daerah. Kita sudah putuskan untuk koalisi. Pada awalnya saya menganjurkan koalisi dengan PKS. Karena tidak bisa koalisi dengan keluarga besar PKS, akhuirnya kita putuskan koalisi dengan PDIP,”kata, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Golkar Jawa Barat, H Uu Rukmana, Selasa (27/05/08).
Keputusan untuk koalisi dengan PDIP, dikatakan Uu, ditetapkan dalam rapat pleno pimpinan daerah (Rapimda) Golkar Kota Bandung dan disetujui PW Jawa Barat sebagai penanggung jawab. Ditindak lanjuti dengan komunikasi dan pendekatan, sampai ke Pimpinan Pusat PDIP karena untuk penentuan siapa yang akan dicalonkan menjadi walikota atau wakil walikota harus keputusan Ketua Umum, Megawati.
“Kita komunikasi terus dengan PDIP dan memantau. Hasil pantauan kita, PDIP Pusat dan Jawa Barat, sudah memutuskan untuk koalisi dengan Golkar. Jadi dari Golkar walikotanya H Dada Rosada, dari PDIP wakil walikotanya. Kalau PDIP menentukan Ayi itu terserah PDIP. Tapi yang saya tahu, keputusan dengan Ayi itu sudah keputusan final dari struktur PDIP. Dari Informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, dalam minggu-minggu Surat keputusannya ini sudah keluar,” kata Uu.
Meski pencalonan dilakukan lewat partai, menurut UU, untuk dapat meraih suara terbanyak, yang bakal menentukan adalah figurnya. Sehebat apapun partainya, belum tentu, kalau rakyat tidak senang kepada figurnya. , “Jadi nanti tergantung figur Pak Dada dan figur wakilnya. Saya los aja karena saya sudah komunikasi dengan yang paling atas di PDIP. Kalau kemudian sudah ditentukan, siapa orangnya mendampingi Pak Dada, kita tinggal rapat pleno dan ketuk palu. Namun dengan figur Ayi Fifananda, Uu menegaskan, bagi Partai Golkar tidak masalah. Tinggal kita berjuang saja mati-matian mendukung Pak Dada” ujarnya.
Menanggapi kemungkinan adanya poros tengah sebagai reaksi koalisi Partai Golkar dengan PDIP, dikatakannya, itu adalah hak masing-masing. Namun kalau akan bergabung, Golkar akan senang sekali. “Kita sangat mengutamakan persahabatan, Saya mohon kepada teman-teman poros tengah, kita gabunglah. Sejak awalnya kita kan telah menyatakan mendukung Pak Dada, siapapun wakilnya,” ujarnya. (www.bandung.go.id)