Gerakan Cikapundung Bersih Terus Berlanjut Sampai Airnya Bisa Dipakai Warga Untuk Mandi

Sejak dicanangkan Gubernur Jawa Barat, H Danny Setiawan pada Tahun 2004, hampir 4 tahun, masyarakat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melaksanakan Gerakan Ci

Sysadmin Sabtu, 13 Agustus 2016 09:34
Gerakan Cikapundung Bersih Terus Berlanjut Sampai Airnya Bisa Dipakai Warga Untuk Mandi
Gerakan Cikapundung Bersih Terus Berlanjut Sampai Airnya Bisa Dipakai Warga Untuk Mandi

Sejak dicanangkan Gubernur Jawa Barat, H Danny Setiawan pada Tahun 2004, hampir 4 tahun, masyarakat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melaksanakan Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) sebagai bagian dari 5 gerakan pembangunan lingkungan hidup yang digagas Walikota Bandung, H Dada Rosada.

“Hasilnya telah terjadi perubahan, kebiasaan masyarakat membuang sampah ke Cikapundung sudah banyak berkurang, kecuali tumpukan sedimentasi yang sulit dihindari karena proses alam di hulu sungai di kawasan Bandung Utara,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (Dinas DBM dan Pengairan) Ir. Rusjaf Adimenggala, dalam acara bhakti sosial Cikapundung Bersih di titik PLN, Jumat (6/6/08).

Kegiatan bhakti sosial ini dilaporkan Rusjaf, melibatkan sekira 520 warga masyarakat, dibantu 580 anggota TNI dari Kodim 0618/BS Bandung, OKP/Ormas dan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sehingga keseluruhan berjumlan lebih kurang 1.500 orang. Sejak pagi telah bergerak tersebar di 9 titik, yaitu titik Jalan Siliwangi belakang Sabuga, Pasar Bunga-Kali Cikapayang sodetan Sungai Cikapundung, sekitar Viaduct-Jalan Perintis Kemerdekaan, Pasir Kaliki, Kali Cikakak, Lengkong Besar Belakang Unpas, Pasar Ancol, Pasar Kordon dan belakang Carefore Jalan Sukarno Hatta.

Unsur masyarakat yang terlibat, yaitu masyarakat 8 kecamatan yang terlewati sungai, yaitu Kecamatan Cidadap, Coblong, Bandung Wetan, Sumur Bandung, Lengkong, Regol, Bandung Kidul, Buahbatu, didukung aparat PD. Kebersihan serta DBM dan Pengairan.

Rusjaf menyebutkan, Sungai Cikapungung memiliki panjang 28 Km, mulai hulu sungai di Utara sekarang masuk Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung di Selatan.  Dari 15,5 Km yang melintas di KotaBandung, 8,5 Km kondisinya cukup parah karena di kanan kiri bibir sungai dipadati bangunan rumah penduduk,  kumuh dan rawan banjir. “Sebenarnya pemeliharaan Sungai Cikapundung ini, merupakan kewenangan Pemerintah Pusat karena berada di tiga wilayah, juga PSDA Propinsi. Karenanya Penataan dan pemeliharaan kedepan, kita mengharapkan bantuan Pemerintah Pusat dalam hal ini Dirjen Pemberdayaan Sumber Air,” kata Rusjaf.

Dari pengamatannya, gunungan endapan sedimentasi di tikungan titik PLN, tidak kurang dari 1.240 M3. ” Tumpukan sedimentasi pasir dan batu ini, pengangkutannya bisa menyita waktu lebih kurang 2 minggu. Namun alhamdulillah, tumpukan sampah yang biasanya banyak, sekarang tidak lagi,” tuturnya.  

Walikota Bandung, dalam sambutan tertululis yang dibacakan Kepala Bppeda, Koordinator GCB, Drs. H. Tjetje Soebrata, SH, MM, mengemukakan, Sungai Cikapundung memiliki fungsi sebagai ruang terbuka yang harus terjaga kebersihan, keindahan  dan tanaman penghijauannya. Kondisinya saat ini, masih jauh dari estetis akibat kurangnya kesadaran masyarakat, mendirikan bangunan di kiri kanan bantaran sungai. Belum lagi penurunan kualitas air sungai, akibat limbah domestik maupun industri yang masih dibuang ke sungai.

”Namun saya bersyukur, secara bertahap masyarakat mulai memamahami, kebersihan dan keindahan sungai bukanlah kepentingan dan kebutuhan Pemerintah Kota semata, tapi telah menjadi kepentingan dan kebutuhan seluruh warga kota. Ini dibuktikan dengan tetap besarnya partisipasi masyarakat termasuk pengusaha dalam Gerakan Cikapundung Bersih. Perubahan masyarakat tidak membuang sampah ke sungai, meski belum signifikan, tapi sudah banyak berkurang,”ungkapnya.

Tjetje selaku koordinator kegiatan mengemukakan, dibanding pertama GCB dilakukan di Tahun 2004, kondisi saat ini sudah banyak berubah. Air sungai tidak sepekat dulu lagi, sampahpun sudah tidak sebanyak dulu lagi, kecuali sedimentasi yang mungkin belum banyak berkurang. ”Diakui atau tidak, gerakan Cikapundung Bersih ini sudah ada hasilnya. Caina oge henteu pekat hideung jiga baheula. Dalam kesempatan ini saya menyampaikan pesan Pak wali, beliau belum merasa puas. Gerakan ini akan terus berlanjut sampai ada warga Bandung yang bisa memanfaatkannya dan berani airnya dipakai untuk mandi,” ujar Tjetje.   (www.bandung.go.id)